Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Kuliner

Mie Ayam Es Asem Pak Marno, Mie Lembek Legendaris dan Laris di Wonogiri

Agung Purwandono oleh Agung Purwandono
8 November 2023
A A
Mie Ayam dan Es Asem Pak Marno, Laris dan Legendaris di Wonogiri MOJOK.CO

Ilustrasi Mie Ayam dan Es Asem Pak Marno, Laris dan Legendaris di Wonogiri. (Dena Isni/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Belajar membuat mie ayam dari perantau di Jakarta

Kami lantas mencari rumah Pak Marno untuk mengetahui bagaimana warung mie ayamnya bisa bertahan hampir 40 tahun di Wonogiri. Dan tentu saja ingin mengonfirmasi tentang mie-nya yang terlihat rapuh layaknya orang-orang yang sedang patah hati.

Kami bertemu dengan Pak Marno saat ia bersantai di ruang tamu rumahnya. Ia lantas bercerita, dirinya mulai jualan mie ayam di Wonogiri sekitar tahun 1986. Awalnya di tahun 1982 ia pergi ke Jakarta untuk merantau dan jualan es teh, kemudian ia beralih jualan es campur. “Saat itu sudah banyak teman saya dari Wonogiri terutama dari daerah Jatiroto dan Jatisrono yang jualan mie ayam di Jakarta,” kata Pak Marno. 

Ia kemudian pulang kampung ke Wonogiri tahun 1985 untuk jualan es campur. Namun, jualan es campur hasilnya kadang tidak menentu apalagi jika musim hujan tiba, dagangan sering tidak laku. Ia lantas belajar untuk membuat mie ayam dari temannya yang lebih dulu jualan mie ayam. 

“Saat itu yang jualan mie ayam di Wonogiri itu masih sangat sedikit. Saya belajar dari Pak Jangkung dan saudaranya, Pak Sabar,” katanya. Pak Jangkung sendiri setahu Pak Marno belajar mie ayam saat merantau di Jakarta.

Awalnya orang Wonogiri asing dengan mie ayam

Pak Marno kemudian banting setir dari jualan es campur jadi jualan mie ayam dengan gerobak dorong. Itu ia lakukan sekitar tahun 1986. Saat berkeliling jualan mie ayam itu ia bertemu dengan penjual es asem di depan SDN 6 Wonogiri. Akhirnya, ia diajak penjual es asem yang bernama Pak Soekarto itu untuk jualan berdampingan di depan SDN 6 Wonogiri. Sekarang, es asem tetap jualan berdampingan dengan mie ayam Pak Marno dan diteruskan oleh anak-anaknya.

Mie Ayam Es Asem Pak Marno Wonogiri MOJOK.CO
Sekitar 200 porsi mie ayam selalu habis di warung Mie Ayam Es Asem Pak Marno Wonogiri, foto saat tim Mojok berkunjung Selasa (31/10/2023). (Muhammad Shiddiq/Mojok.c)

“Dulu masih jualan di depan SD, setelah ada penataan kota, kami kena gusur, terus pindah ke sini,” kata Pak Marno. Lokasi tepatnya saat ini ada di Jalan Salak 3, Gerdu, Giripurwo, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Wonogiri. 

“Dulu itu orang Wonogiri masih asing dengan mie ayam. Saat awal jualan masih banyak orang bertanya, ‘mie ayam itu apa’ saya jelaskan mie godog yang pakai ayam. Akhirnya setelah banyak orang makan, banyak yang suka lama kelamaan getok tular jadi ramai sampai sekarang. Dulu bahkan jualan dari pagi sampai jam 8 malam belum tentu habis,” katanya. 

Pak Marno mengatakan, ia membutuhkan waktu hampir dua tahun untuk mengenalkan mie ayam pada banyak orang hingga warungnya ramai. 

Alasan mie ayam yang lembek tapi tetap laris 

Soal mie yang lembek, akhirnya kami mendapat jawaban dari Pak Marno sendiri. Ternyata mie lembek itu memang sengaja ia buat. Alasannya, ia merasakan bahan baku mie di pasar ia rasa terlalu keras. 

“Saya lantas membuat mie sendiri yang agak lembek, selain itu kalau biasanya mie-nya bentuknya gilig, saya buat agak gepeng,” kata Pak Marno. Soal bumbu, Pak Marno juga melakukan uji coba berkali-kali dengan menambahkan rempah tertentu, sampai kemudian sampai pada titik ia rasa enak dan pelanggan suka.

Begitu juga dengan daging ayam. Ia tidak langsung mencacah saat ayam masih mentah, tapi merebusnya dulu sampai empuk, baru memisahkan dari tulang-tulangnya. Setelah itu ia mencacahnya dan memasak dengan bumbu, sehingga dagingnya juga lebih lembut.

“Jadi kenapa mienya lembek dan daging ayam lembut karena pelanggan saya kebanyak orang kantoran yang kadang-kadang banyak orang tua, jadi selaim mie-nya lembek, ayamnya nggak ada tulangnya,” kata Pak Marno menjawab rasa penasaran kami mengapa mie buatannya bentuknya gepeng dan lembek.

Alasan jadi bekal energi orang-orang yang mau cerai di Wonogiri

Satu fakta lagi Pak Marno sampaikan. Fakta yang sebelumnya kami anggap bercanda karena yang menyampaikan Mas Mul, pegawainya yang humoris itu. “Salah satu ciri khasnya warung kami itu jadi tempat sarapan atau makan orang-orang yang mau cerai,” kata Pak Marno tertawa. 

Bukan apa-apa, itu karena di samping warung mie ayam, ada tempat pengetikan surat-surat ketika orang mau menyudahi pernikahannya dan akan sidang di Pengadilan Agama Wonogiri. Sambil menunggu surat jadi, biasanya mereka makan mie ayam dulu dan menikmati es asem yang segar. Minimal mie ayam itu jadi energi untuk menyambut perpisahan.

Iklan

Meski terbilang legendaris dan laris, Pak Marno tidak ingin membuka cabang atau melebarkan sayap usahanya ke kota-kota lain. Ia masih nyaman dengan kondisi sekarang meski jualan di bawah tenda. “Saya takut saja kalau buka cabang itu orangnya nggak bisa dipercaya dari sisi kualitasnya. Bumbunya sama kalau yang masak beda kadang kan rasanya beda,” kata Pak Marno yang masih sering turun tangan langsung memasak mie ayam di warungnya. 

Meski punya segmen penyuka mie ayam yang lembek, nyatanya setiap hari, tidak kurang dari 200 porsi mie ayam di Warung Mie Ayam dan Es Asem Pak Marno ludes terjual. 

Penulis: Agung Purwandono
Editor: Hammam Izzuddin

Tulisan ini merupakan bagian dari Ekspedisi Mie Ayam Wonogiri

BACA JUGA Menelusuri Desa Bubakan, Saksi Kesuksesan Penjual Mie Ayam Wonogiri yang Menolak Anggapan Kampung Miliarder

 

Halaman 2 dari 2
Prev12

Terakhir diperbarui pada 8 November 2023 oleh

Tags: ekspedisi mie ayamekspedisi mie ayam wonogirimie ayammie ayam dan es asemmie ayam wonogiriwonogori
Agung Purwandono

Agung Purwandono

Jurnalis di Mojok.co, suka bercocok tanam.

Artikel Terkait

5 Mie Ayam yang Perlu Dihindari kalau Nggak Mau Rugi, Pembeli Mesti Jeli
Pojokan

5 Mie Ayam yang Perlu Dihindari kalau Nggak Mau Rugi, Pembeli Mesti Jeli

15 September 2025
4 Akal-akalan Pedagang Mie Ayam yang Menipu Pembeli Demi Meraup Untung Banyak
Pojokan

4 Akal-akalan Pedagang Mie Ayam yang Menipu Pembeli Demi Meraup Untung Banyak

8 September 2025
3 Kesalahan Penjual Mie Ayam Bakso yang Bikin Saya Menghindari Kuliner Ini dengan Sepenuh Hati
Pojokan

3 Kesalahan Penjual Mie Ayam Bakso yang Bikin Saya Menghindari Kuliner Ini dengan Sepenuh Hati

5 Agustus 2025
Kiat Menemukan Alasan untuk Tetap Hidup dalam Seporsi Mie Ayam ala Brian Khrisna
Video

Kiat Menemukan Alasan untuk Tetap Hidup dalam Seporsi Mie Ayam ala Brian Khrisna

4 Maret 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

bapakmu kiper.MOJOK.CO

Fedi Nuril Jadi Mantan “Raja Tarkam” dan Tukang Judi Bola di Film Bapakmu Kiper

17 Desember 2025
Pasar Petamburan di Jakarta Barat jadi siksu perjuangan gen Z lulusan SMA. MOJOK.CO

Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah

19 Desember 2025
Anugerah Wanita Puspakarya 2025, penghargaan untuk perempuan hebat dan inspiratif Kota Semarang MOJOK.CO

10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua

23 Desember 2025
Atlet pencak silat asal Kota Semarang, Tito Hendra Septa Kurnia Wijaya, raih medali emas di SEA Games 2025 Thailand MOJOK.CO

Menguatkan Pembinaan Pencak Silat di Semarang, Karena Olahraga Ini Bisa Harumkan Indonesia di Kancah Internasional

22 Desember 2025
Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan MOJOK

Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan

21 Desember 2025
UGM.MOJOK.CO

UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban

18 Desember 2025

Video Terbaru

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

20 Desember 2025
SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.