Konsorsium Jurnalis Investigasi Internasional merilis dokumen Pandora Papers. Dokumen ini mengungkap data kekayaan para orang kaya dan pejabat publik yang mempunyai aset dan perusahaan cangkang di negara surga pajak.Â
Masyarakat dunia kembali dibuat heboh dengan adanya dokumen bernama Pandora Papers. Dokumen ini berisi data terkait kekayaan para miliarder, elite politik, dan selebritas yang tersimpan di negara-negara surga pajak atau tax haven. Negara-negara yang masuk didalamnya antara lain Belize, The British Virgin Island, Panama, Swiss, dll.
Dokumen Pandora Papers dirilis oleh International Consortium of Investigative Journalist (ICIJ). Selama berbulan-bulan lebih dari 600 jurnalis dari 117 negara terlibat dalam pengolahan hampir 12 juta dokumen dan berkas dari 14 perusahaan jasa keuangan di sejumlah negara. Hasilnya tak main-main ada hubungan sekitar 1000 perusahaan di negara surga pajak dengan 336 pejabat publik yang nama-namanya familiar di telinga kita.
Seperti yang dilansir dari BBC Indonesia, Raja Yordania, Abdullah II diam-diam membelanjakan lebih dari US$100 juta atau Rp1,4 triliun lebih untuk membangun kerajaan properti di AS dan Inggris. Lalu ada mantan PM Inggris Tony Blair dan istrinya menghindari biaya meterai sebesar Rp6 miliar lebih ketika mereka membeli gedung perkantoran di London. Ada juga Perdana Menteri Ceko, Andrej Babis yang tidak melaporkan perusahaan investasi di luar negeri yang digunakannya untuk membeli dua vila seharga Rp231,9 miliar lebih di wilayah selatan Prancis.
Selain nama-nama di atas, masih ada 35 nama pejabat publik lainnya yang dibocorkan dalam Pandora Papers. Dari Indonesia ada nama Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan disebut dalam dokumen tersebut. Luhut disebut karena kaitannya dengan perusahaan Panama yakni Petrocapital S.A.
Juru bicara Menkomarves, Jodi Mahardi, telah mengkarifikasi hal ini. Dikutip cari CNBC Indonesia, Jodi menjelaskan bahwa Luhut telah mengundurkan diri dari Petrocapital. Menurutnya perusahaan itu rencananya akan digunakan untuk pengembangan bisnis di luar negeri, terutama di wilayah Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Namun, dalam perjalanannya, terdapat berbagai macam kendala terkait dengan lokasi geografis, budaya, dan kepastian investasi.
“Bapak Luhut B. Pandjaitan menjadi Direktur Utama/Ketua Perusahaan pada Petrocapital S.A pada tahun 2007 hingga pada tahun 2010,” kata Jodi.
Selain Luhut, nama Menko Perekonomian Airlangga Hartarto juga turut disebut dalam dokumen tersebut. Melansir dari Tempo.co Airlangga Hartarto dan Gautama Hartarto, adiknya, tercatat memiliki perusahaan cangkang di British Virgin Islands. Airlangga dan Gautama ditengarai menjadi klien dari Trident Trust, perusahaan finansial yang berkantor di sejumlah negara suaka pajak. Airlangga mempunyai dua perusahaan bernama Buckley Development Corporation dan Smart Property Holdings Limited. Adapun perusahaan Gautama satu, Ageless Limited.
Namun, Sekjen Partai Golkar Lodewijk menilai bahwa sumber yang menyeret nama Airlangga ke dalam laporan Pandora Papers juga belum jelas. Dan ia tidak mau banyak komentar terkait hal tersebut. “Belum tahu, saya belum tahu. Tapi kalau kami baca di media sosial katanya, sumbernya juga belum jelas. Tapi memang ada satu media cetak secara nasional sudah menyampaikan hal itu,” ucap Lodewijk, dikutip dari Suara.com.
Pandora Papers yang muncul saat ini mengingatkan kita akan dokumen sebelumnya yang pernah dirilis yakni Panama Papers sekitar 5 tahun yang lalu. Namun yang membedakan, dokumen Pandora Papers kini skalanya lebih besar karena ia bersumber dari laporan 14 perusahaan offshore dengan volume data yang mencapai 2,95 terabite.