Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Memang Lebih Unggul dari Kampus Lain? Lulusannya Dibekali biar Nggak Nganggur kayak Sarjana pada Umumnya

Universitas Muhammadiyah Lebih Unggul dari Kampus Lain MOJOK.CO

Ilustrasi - Sarjana universitas Muhammadiyah punya banyak keunggulan. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Universitas Muhammadiyah memang menjadi kampus swasta yang banyak jadi incaran mahasiswa Indonesia. Terlebih, tidak sedikit universitas Muhammadiyah di Indonesia yang masuk dalam kategori universitas terbaik.

Paling baru, dua universitas Muhammadiyah masuk dalam deretan kampus terbaik dunia versi World University Rankings (WUR) 2025 yang rilis pada Selasa (4/6/2024). Yakni Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).

“Capaian ini tentu bukan datang secara tiba-tiba, melainkan lahir dari program-program yang unggul dan terukur yang dikawal oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang mumpuni  dengan  kerja keras semua komponen yang ada di kedua institusi tersebut,” ujar Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Irwan Akib dalam keterangan tertulis di laman resmi Muhammadiyah.or.id.

Daya tarik UMY dan UMS pun tak hanya terbatas pada lingkup mahasiswa-mahasiswa Indonesia saja. Kedua kampus tersebut pun menarik minat banyak mahasiswa asing (luar negeri). Bahkan di tahun 2024 ini, UMS kebanjiran 8000 calon mahasiswa asing dari berbagai negara.

Universitas Muhammadiyah beda dari kampus lain

Saat ini, ada sebanyak 171 universitas Muhammadiyah yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Bahkan ada pula kampus Muhammadiyah di luar negeri, persisnya di Malaysia (UMAM) yang resmi berdiri pada 2021 lalu.

Muhammad Sayuti selaku Sekretaris PP Muhammadiyah menyebut, universitas Muhammadiyah tak cuma unggul dalam segi kuantitas. Secara kualitas pun ia berani mengatakan kalau universitas Muhammadiyah bisa diadu dengan kampus-kampus ternama lain yang jadi incaran banyak calon mahasiswa baru.

“Kampus-kampus yang adik-adik impikan itu belum ada satupun yang bisa mendirikan kampus di luar negeri. Yang pertama kali dapat izin kampus orang Indonesia, negeri maupun swasta, adalah Universiti Muhammadiyah Malaysia (UMAM),” ungkap Sayuti dalam acara Pelepasan Calon Wisudawan Universitas Ahmad Dahlah (UAD) pada Kamis (28/1/2023).

Capaian tersebut tidak lain berkat program-program unggulan yang universitas Muhammadiyah tawarkan. Tak lepas dari tagline Muhammadiyah yakni unggul berkemajuan dan internasionalisasi.

Sarjana Universitas Muhammadiyah punya 3 keunggulan

Sistem pendidikan di universitas Muhammadiyah pun menawarkan bahwa sarjana/alumninya nanti bakal memiliki tiga keunggulan. Hal ini pernah disampaikan oleh AR Fachruddin yang baru-baru ini ditegaskan kembali oleh Ketua PP Muhammadiyah, Agus Taufiqurrahman

Tiga keunggulan sarjana universitas Muhammadiyah tersebut antara lain, keunggulan dalam bidang moral dan spiritual, unggul dalam intelektual, dan unggul dalam peran sosial masyarakat.

“IP (Indeks Prestasi) hanya di urutan nomor 16, bahkan lulus dengan perguruan tinggi ternama itu hanya di urutan nomor 20 an ke bawah. Tetapi yang namanya moral spiritual itu menjadi kunci yang sangat penting,” ujar Agus menjelaskan kenapa Pak AR menempatkan unggul dalam moral dan spiritual di urutan pertama.

Agus Taufiqurrohman sebut universitas Muhammadiyah punya 3 keunggulan. (Dok. Muhammadiyah.or.id)

Melihat konteks angka korupsi di Indonesia, menurut Agus, bangsa ini memang membutuhkan orang pintar dengan nilai rata-rata terbaik. Akan tetapi orang Indonesia butuh orang yang benar.

Sebab, jika moral dan spiritual lulusan perguruan tinggi baik, maka jika mendapat amanah jabatan publik mereka akan mengembannya dengan sebaik-baiknya. Mereka punya kendali syahwat yang kuat sehingga tidak terjerumus dalam hal-hal yang mencederai amanah tersebut. Misalnya korupsi.

“Maka kata Pak AR Fachruddin lulus dngan keunggulan moral dan spiritual itu tidak boleh dipisahkan dari target kurikulum pembelajaran perguruan tinggi Muhammadiyah,” tegas Agus dalam acara Wisuda Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Gorontalo, Selasa (11/6/2024).

Tak kalah penting, sarjana universitas Muhammadiyah dipersiapkan untuk bisa berperan di dalam kehidupan sosial masyarakat. Sehingga saat kembali ke masyarakat tidak menjadi benalu.

“Karena spiritinya adalah dengan ilmu yang dia miliki akan memberi kemanfaatan,” tutur Agus.

Daya saing di dunia kerja

Beberapa universitas Muhammadiyah di Indonesia pun mempersiapkan sarjananya agar memiliki daya saing di dunia kerja, lewat beberapa program yang dicanangkan.

Ambil contoh dari UMY yang berupaya meningkatkan kompetensi lulusannya agar siap bersaing di dunia industri melalui pemberian sertifikat profesi terlisensi Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) oleh Lembaga Sertifikasi dan Profesi (LSP) UMY.

Berdasarkan data dari website resmi UMY, ada sebanyak 1.850 mahasiswa UMY yang telah menerima sertifikat tersebut.

“Semoga mulai tahun depan kita akan banyak mendengar bagaimana alumni-alumni merasakan manfaat dari sertifikat kompetensi yang dikelurkan oleh LSP UMY ini,” ujar Kepala LSP UMY, Filosa Gita Sukmono, Selasa (11/6/2024) di Gedung AR. Fachruddin A, UMY.

Penyerahan sertifikat BNSP di UMY. (Dok. UMY)

LSP UMY sendiri sudah berjalan hampir lima tahun sejak memperoleh lisensi pertama pada Agustus 2020. Sampai saat ini LSP UMY sudah berhasil mengembangkan 36 skema. Terdiri dari 22 skema aktif dan 14 skema baru.

Dalam rentang lima tahun tersebut, LSP UMY juga sudah melahirkan hampir 2000 sertifikat berlogo garuda emas yang sudah diterima oleh alumni UMY sejak tahun 2021.

“Melalui LSP UMY, maka 819 mahasiswa dan alumni Ilmu Komunikasi UMY tidak hanya menjual ijazah, tetapi juga memiliki uji mutu dan kinerja sehingga dapat bersaing di dunia industry,” ujar Fajar Junaedi selaku Kaprodi Ilmu Komunikasi UMY merespons adanya sertifikasi tersebut.

Menurut Junaedi, sertifikasi tersebut sangat penting untuk melahirkan sarjana-sarjana dari universitas Muhammadiyah yang berkualitas dan berdaya saing tinggi.

Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Ahmad Effendi

BACA JUGA: Tak Cuma tentang Sukolilo, Mending Nggak Menikahi Orang Pati karena Ada Hal Lain yang Kelewat Tak Masuk Akal

Ikuti artikel dan berita Mojok lainnya di Google News

 

 

Exit mobile version