Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Kampus

Pernah Ditolak UB dan ITB, Lulus dari Kampus yang Nggak Terkenal di Malang Buktikan Bisa “Kerja” ke Luar Negeri

Aisyah Amira Wakang oleh Aisyah Amira Wakang
11 April 2025
A A
Alumnus POLINEMA ajak perempuan di Kampung Sanan, Malang berinovasi tempe. MOJOK.CO

Salamatul Hifdiyah (23), alumnus POLINEMA yang memberdayakan perempuan di Kampung Sanan, Kota Malang. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Mewujudkan mimpi yang sempat tertunda

Semangat Salma dan teman-temannya mengalami pasang surut setelah gagal berkali-kali. Mereka juga khawatir dengan kesibukan kuliah masing-masing dan akhirnya vakum di tahun 2022.

“Karena nggak semua orang bisa diajak berjuang berdarah-darah, apalagi masih tergolong start up,” kata Salma.

Ia sadar, berbisnis bukanlah hal yang mudah. Namun, sekalipun ia mengalami keterbatasan modal, diremehkan oleh orang-orang sekitar, bahkan harus berjuang sendirian di tengah perjalanan hingga menjadi founder tunggal yang tersisa, Salma tak menyerah.

Keinginan untuk mengembangkan keripik tempe warna-warni dengan bahan alam murni tanpa pewarna buatan, rupanya masih ada dalam hati kecil Salma. Satu tahun berikutnya, ia memutuskan mengirim proposal tersebut ke program Women Space Movement dari Paragon.

Ide itu ternyata lolos dan mendapatkan pendanaan puluhan juta. Uang tersebut yang kemudian menjadi modal bagi ibu-ibu rumah tangga membuat produk Rainbow Tempe Ketawa. Tak berhenti sampai di situ, Salma akhirnya mendapatkan hibah lagi dari Pertamina Foundation 2024, setelah tak lolos di tahun 2020 dan berhasil mengembangkan produknya.

Salma dan tim pitching. MOJOK.CO
Salma dan tim pitching mengikuti agenda di Hong Kong. (Dok. Pribadi)

Semakin banyak dana diperoleh, semakin banyak pula ibu-ibu yang tertarik bergabung. Dari yang mulanya 10 orang, bisa bertambah berkali-kali lipat. Mereka pun mendaftar sebagai anggota Soygoo, komunitas ibu-ibu di Kampung Sanan, Malang yang didirikan Salma. 

“Di titik ini asli terharu banget. Mungkin niat awalnya kami hanya lomba PKM, tapi bisa beneran jadi akselerator hidup untuk ibu-ibu di Kampung Sanan, Kota Malang,” kata alumnus Polinema tersebut.

Membawa Rainbow Tempe Ketawa di kancah global

Tak sampai di situ, Salma juga berhasil membawa produknya sampai ke luar negeri. Ia berangkat ke Hong Kong untuk mengikuti acara One Earth Next Generation Hong Kong by Temasek Foundation pada akhir Maret 2025.

Hampir lima hari Salma berada di Hong Kong untuk mewakili tim pitching dari Indonesia. Satu timnya berisi lima orang. Empat orang temannya berasal dari Malaysia, China, Hong Kong, dan Vietnam. 

“Sebagai sarjana pertama di keluarga, aku nggak menyangka bisa membawa Soygoo sampai ke luar negeri. Aku ingin banyak perempuan lebih berdaya,” ucapnya.

Di sesi ideathon tersebut, Salma dan timnya membahas topik berjudul The Power of Rhizopus and Soybean Waste: Transforming Indonesia National Food (Tempeh) into Zero-Waste Circular System. Di sana, Salma berhasil mengkolaborasikan Soygoo dengan ide-ide dari peserta luar negeri.

“Alhamdulillah kami terpilih menjadi outstanding team, kategori Nature based Solutions,” ujar Salma. 

“Setiap pencapaian ini bukan sekadar penghargaan, tapi bukti bahwa mimpi yang diperjuangkan dengan sungguh-sungguh akan menemukan jalannya,” kata alumnus Polinema tersebut.

Iklan

Sekalipun kamu gagal, kata Salma, jangan berhenti dan jangan takut untuk memulai. Bahkan lulus dari kampus yang menurut sebagian orang kurang prestisius, seharusnya tak menghambat mimpimu.

“Orang boleh meragukan bahkan meninggalkanmu, tapi jangan biarkan dirimu sendiri ikut ragu,” ujarnya.

Penulis: Aisyah Amira Wakang

Editor: Ahmad Effendi

BACA JUGA: Perjuangan Satpam Kampus Universitas Muhammadiyah Surabaya, Lulus Sarjana dengan Pujian atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan.

Halaman 2 dari 2
Prev12

Terakhir diperbarui pada 12 April 2025 oleh

Tags: alumnus POLINEMAkerja di luar negeriMalang penghasil tempepkmPolinema
Aisyah Amira Wakang

Aisyah Amira Wakang

Artikel Terkait

Menyarankan Pengangguran Kerja di Luar Negeri Itu selain Lucu, Juga Membuka Borok Sendiri
Pojokan

Menyarankan Pengangguran Kerja di Luar Negeri Itu selain Lucu, Juga Membuka Borok Sendiri

28 Juni 2025
Melbourne, Australia lebih baik timbang Bordertown. MOJOK.CO
Ragam

Pengalaman Pertama Orang Indonesia Pindah ke Bordertown, Malah bikin Syok karena Melbourne Lebih Menjanjikan

20 Mei 2025
alumnus IPB kerja di Australia. MOJOK.CO
Ragam

Australia Menyelamatkan Alumnus IPB dari Cap Pengangguran, Kini Bisa Kerja dengan Gaji yang Layak

7 Mei 2025
Perjalanan alumnus UGM ke luar negeri alias Rusia untuk meneliti Bumi. MOJOK.CO
Ragam

Petualangan Lulusan UGM ke Antartika, Hadapi Cuaca Ekstrem Selama 6 Bulan untuk Buktikan Teori Bumi Itu Datar

25 Maret 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
Lagu Sendu yang Mengiringi Banjir Bandang Sumatera Barat MOJOK.CO

Lagu Sendu dari Tanah Minang: Hancurnya Jalan Lembah Anai dan Jembatan Kembar Menjadi Kehilangan Besar bagi Masyarakat Sumatera Barat

6 Desember 2025
Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

2 Desember 2025
Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.