Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Kampus

Nasib Mahasiswa UII yang Lulus Terakhir di Angkatan, Setia Presensi Kuliah Saat Teman Lainnya Fingerprint Kerja

Hammam Izzuddin oleh Hammam Izzuddin
12 Februari 2024
A A
Mahasiswa UII Jadi Sarjana Terakhir Seangkatan.MOJOK.CO

Ilustrasi mahasiswa semester akhir (Ega/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Skripsi sempat menghambat untuk jadi lulus lebih cepat

Di jurusan Rosyid, ada ketentuan untuk presensi lewat fingerprint di studio selama mengerjakan skripsi. Jika presentasinya kurang dari batas minimal maka ia tidak lulus tugas akhir di UII. Alasannya karena skripsinya berbasih karya. Hal inilah yang agak unik ketimbang sistem pengerjaan skrispi pada umumnya.

Selain kendala karena mengulang di mata kuliah wajib yang krusial, Rosyid juga sempat terkendala saat mengerjakan skripsi. Di jurusan kuliahnya, ada ketentuan bahwa skripsi harus selesai dalam waktu satu semester.

mahasiswa UII Jogja jadi sarjana paling terakhir di angkatannya.MOJOK.CO
Ilustrasi wisuda yang dinanti para mahasiswa (Pang Yuhao/Unsplash)

Saat semester 12, masih ada satu teman satu angkatan yang mengerjakan skripsi bersama. Alih-alih bertemu temannya itu, ia justru lebih sering bertemu temannya yang sudah sarjana dan sedang melanjutkan jenjang profesi di UII.

Sayangnya, satu-satunya teman senasib yang ia punya lulus di semester 12. Akhirnya, Rosyid benar-benar sendiri berjuang menuntaskan skripsi.

“Pas semester 12 aku gagal karena produk karyaku dianggap belum siap. Jadi mundur satu semester lagi,” keluhnya.

Saat gagal, ia mulai terpikir tentang potensi gagal lulus di UII. Ia mulai membaca aturan jika studi melebihi 14 semester. Salah satu alternatifnya adalah transfer kuliah ke kampus lain di Jogja.

“Ada beberapa kampus pilihan yang kerja sama dengan UII dan punya jurusan serupa,” katanya.

Namun, di semester 13 saat Rosyid jadi satu-satunya mahasiswa UII yang tersisa di angkatannya, semangatnya untuk menuntaskan kuliah meningkat. Sampai akhirnya, bisa lulus sidang skripsi pada akhir semester.

“Saat teman-teman tahu aku sidang, mereka pada bilang selamat. Soalnya mereka tahu bahwa aku juga dapat dosen pembimbing yang lumayan dihindari karena beliau bener-bener detail dan menantang,” kelakarnya.

Akhirnya, ia tinggal selangkah lagi menanggalkan statusnya sebagai mahasiswa UII. Menjadi sarjana, yang meski telat, namun mengerjakan segala prosesnya dengan komitmen tinggi.

Beratnya lulus di detik-detik terakhir

Kisah Rosyid adalah secuplik gambaran beratnya lulus di akhir-akhir masa kuliah. Selain di UII, Mojok pernah mewawancarai mahasiswa ITS bernama Mabrur (26) yang mengalami kondisi serupa. Sebab, Mabrur juga baru saja lulus sidang skripsi pada akhir semester 13.

Rasa sepi ditinggal teman satu angkatan yang sudah lulus duluan juga Mabrur alami. Saat sidang skripsi, Mabrur yang datang sendiri justru bertemu teman seangkatannya dalam situasi unik. Sebab, temannya sudah menjadi dosen di ITS.

Saat Mabrur sedang menunggu giliran sidang, ia terhenyak karena tiba-tiba temannya yang baru keluar ruang dosen mendekatinya. Ia lalu menegur, mencoba berbasa-basi bertanya apakah temannya itu masih mengingatnya.

“Ya kita jarang ketemu. Dia lulus cepat lalu ambil S2 jalur fast track, akhir 2023 lalu sudah jadi dosen di ITS,” kata Mabrur.

Iklan

Rosyid dan Mabrur barangkali sempat agak terlena di awal-awal kuliah. Namun, mereka tak menyerah sampai akhirnya merengkuh gelar sarjana. Sebagai pencapaian pribadi sekaligus tanggung jawab kepada orang tua.

Penulis: Hammam Izzuddin

Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA Mahasiswa ITS Lulus Sarjana Jelang Drop Out, Sidang Skripsi Kaget Ketemu Teman yang Sudah Jadi Dosen

Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News

Halaman 2 dari 2
Prev12

Terakhir diperbarui pada 12 Februari 2024 oleh

Tags: Jogjakuliahmahasiswa uiipilihan redaksisarjanaskripsiwisuda
Hammam Izzuddin

Hammam Izzuddin

Reporter Mojok.co.

Artikel Terkait

pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO
Ragam

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO
Ragam

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO
Liputan

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO
Ekonomi

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
Relawan di Sumatera Utara. MOJOK.CO

Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor

3 Desember 2025
Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
S3 di Bandung, Istri PNS Makassar- Derita Jungkir Balik Rumah Tangga MOJOK.CO

Jungkir Balik Kehidupan: Bapak S3 di Bandung, Istri PNS di Makassar, Sambil Merawat Bayi 18 Bulan Memaksa Kami Hidup dalam Mode Bertahan, Bukan Berkembang

1 Desember 2025
Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.