Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Kampus

Kuliah di Surabaya Memberikan Hal-hal yang Tak Bisa Jogja Tawarkan, Ironi Pudarnya Predikat Kota Pelajar

Hammam Izzuddin oleh Hammam Izzuddin
20 Februari 2024
A A
kuliah di surabaya jauh lebih menarik dari jogja.MOJOK.CO
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Orang yang pernah studi di Surabaya dan Jogja cerita soal apa yang membuat kedua kota ini nyaman untuk belajar. Ternyata, dalam berbagai aspek, Surabaya punya banyak sisi menarik ketimbang Jogja yang berpredikat Kota Pelajar.

***

Hampir tujuh tahun Mabrur (26) menempuh studi di Institut Teknologi Sepuluh November (ITS). Kota Surabaya, sudah jadi bagian tak terpisahkan dalam hidupnya.

Surabaya bahkan sebenarnya bukan jadi tempat yang tuju. Kesilapan dalam menginput jurusan kuliah saat mendaftar beasiswa membawanya terdampar di kota tersebut. Konyol memang, tapi begitulah nasib sial yang mendorongnya merantau ke Jawa Timur.

“Dulu awalnya mau ke IPB tapi kesalahan membuatku jadi masuk ITS,” kenangnya.

Selanjutnya, nasib malang karena telat kuliah membuatnya menyelami lebih banyak seluk-beluk kota tempatnya menempuh studi. Nongkrong atau cangkruk dari satu warung kopi (warkop) ke warkop lain di Kota Pahlawan.

Kultur ngopi di warkop, buat Mabrur adalah hal menarik dari Surabaya yang tak ia dapati di kota lain. Warkop menjamur di berbagai sudut jalan seperti warmindo di Jogja. Dulu, ia pernah enam tahun sekolah di Jogja. Sehingga cukup paham tentang Kota Pendidikan itu.

“Ya bedanya kalau di sini warkop itu ya adanya kopi dan camilan, di Jogja kan agak beda, ada banyak pilihan makan juga,” tuturnya.

Tak bisa dimungkiri, keberadaan warkop atau coffeeshop banyak beririsan dengan kehidupan mahasiswa. Di tempat itu, mereka banyak menghabiskan waktu untuk berbagi nasib dengan teman hingga menyendiri mengerjakan tugas kuliah.

kuliah di surabaya.MOJOK.CO
Ilustrasi kuliah (Pang Yuhao/Unsplash)

Namun, satu hal yang membuatnya selalu merindukan Jogja adalah kultur komunitas dan pergerakan. Mabrur, sempat aktif di beberapa organisasi pergerakan mahasiswa di ITS. Beberapa kali bersama rekan-rekan kampusnya ia berkunjung ke Jogja.

“Karena aku sempat tertarik di dunia pergerakan, soal itu, rasanya Jogja lebih unggul. Lebih enak buat berkegiatan dan berkomunitas,” jelasnya.

Anggapan Jogja yang tidak aman ternyata begitu terasa

Selain itu, meski Surabaya yang orang-orangnya terkesan “keras” dalam tutur kata, ternyata Mabrur merasa nyaman dan aman. Beda dengan Jogja yang baginya sudah terlalu melekat dengan kesan bahaya.

“Klitih-nya Jogja itu memang jadi momok. Hampir setiap libur panjang kan aku balik ke Jogja. Berminggu-minggu nginap di kontrakan teman. Keluar malam sendiri itu khawatir, pasti perlu bareng teman. Kalau di Surabaya, rasanya lebih aman,” terangnya.

Sejak masih SMA di Jogja, Mabrur sudah kenal dengan istilah klitih. Bahkan, ada teman sekolahnya yang jadi korban pembacokan tanpa motif yang jelas.

Iklan

“Tapi jujur ya, dengan segala hal itu bagiku Jogja masih lebih nyaman. Mungkin karena rumahku lebih dekat sama kota itu. Makanan lebih cocok,” terang lelaki asal Temanggung, Jawa Tengah ini.

Agak mirip, narasumber Mojok lain, Nuha (25), juga mengaku soal makanan lidahnya lebih cocok Jogja ketimbang di kota tempatnya berkuliah. Nuha pernah berkuliah di Universitas Airlangga (Unair) pada 2017-2021.

“Di Jogja rasanya makanan apa aja tuh ada,” kata Nuha kepada Mojok, Minggu (18/2/2024).

Sambil tertawa, Nuha cerita hampir tiap malam santapannya di Surabaya adalah penyetan. Selain itu, ia juga mengaku nggak cocok sama konsep nasi goreng di sana yang menggunakan saus. Selama kuliah ia memang sering bergadang sehingga butuh kuliner malam yang cocok di lidah.

Baca halaman selanjutnyaa…

Surabaya menghadirkan kesempatan yang tidak bisa Jogja tawarkan

Halaman 1 dari 2
12Next

Terakhir diperbarui pada 20 Februari 2024 oleh

Tags: ITSJogjakuliah surabayaSurabayaUGMunair
Hammam Izzuddin

Hammam Izzuddin

Reporter Mojok.co.

Artikel Terkait

UGM.MOJOK.CO
Kampus

Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

25 Desember 2025
Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja yang Tak Banyak Orang Tahu MOJOK.CO
Esai

Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja di Masa Lalu yang Tak Banyak Orang Tahu

24 Desember 2025
Jogja Macet Dosa Pemerintah, tapi Mari Salahkan Wisatawan Saja MOJOK.CO
Esai

Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah

23 Desember 2025
Pasar Kolaboraya tak sekadar kenduri sehari-dua hari. Tapi pandora, lentera, dan pesan krusial tanpa ndakik-ndakik MOJOK.CO
Liputan

Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik

23 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Omong Kosong Pemuja Hujan Musuh Honda Beat dan Vario MOJOK.CO

Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario

27 Desember 2025
elang jawa.MOJOK.CO

Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel

23 Desember 2025
Event seni budaya jadi daya tarik lain wisata ke Kota Semarang selama libur Nataru MOJOK.CO

Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya

26 Desember 2025
Nonton Olahraga Panahan. MOJOK.CO

Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu

25 Desember 2025
elang jawa.MOJOK.CO

Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa

22 Desember 2025
Olahraga panahan di MLARC Kudus. MOJOK.CO

Regenerasi Atlet Panahan Terancam Mandek di Ajang Internasional, Legenda “3 Srikandi” Yakin Masih Ada Harapan

23 Desember 2025

Video Terbaru

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

23 Desember 2025
Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

20 Desember 2025
SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.