Ia pun merasa khawatir untuk mengambil keputusan. Jika bisa memilih, sejak dulu Nanda ingin menjadi pramugari. Namun, jika melihat jurusan yang ia ambil, pilihan tersebut tampak seperti angan-angan belaka baginya.
“Kalau melihat realita yang ada ya inginnya masuk ke dunia kementerian keuangan biar selaras dengan jurusanku, tapi kalau ada tawaran lain nggak harus sesuai juga its oke. Jadi lebih felksibel,” tuturnya.
Kehidupan memang tak selalu mulus seperti bayangan Nanda saat remaja, di mana setelah lulus SMA, ia bisa masuk kuliah empat tahun, sarjana, langsung kerja, naik pangkat, hingga kaya raya.
Sebab, pada nyatanya setelah lulus SMA ia harus gapyear, kelimpungan saat kuliah, hampir telat menyelesaikan skripsi, tidak langsung kerja, apalagi naik jabatan diumur yang sudah dewasa.
“Sejujurnya, mulai dari September 2024 sampai Maret 2025 ini aku belum diterima kerja di perusahaan yang aku apply. Jadi menurutku susah banget mencari kerjaan yang aku mau,” ucapnya.
“Jadi doakan ya, semoga segera dapet kerja,” harapnya.
Ijazah masih penting untuk melamar kerja
Meski tak kunjung mendapat rezeki, Nanda tak pernah menyesali keputusannya. Ia merasa beruntung masih bisa mengenyam pendidikan tinggi di Unair, Surabaya walaupun ia tergolong angkatan Corona.
Pertama kali dinyatakan lolos seleksi, Nanda harus menerima kenyataan jika pembelajaran di Unair harus dilaksanakan secara online karena pandemi Covid-19. Kebijakan belajar secara daring tak hanya diberlakukan di Unair, tapi hampir seluruh kampus di Indonesia. Alhasil, Nanda jarang pergi ke kampus dari semester 1 hingga pertengahan semester 4.
“Menurutnya pembelajarannya jadi nggak efektif. Aku jadi sulit memahami perkuliahan dan sering ngentengin kelas,” kata Nanda.
Menginjak semester 5, Nanda harus beradaptasi kembali dengan perkuliahan offline. Ia harus mengubah mindset-nya agar lebih rajin belajar. Apalagi, ia harus membagi waktu antara kuliah dan mengajar tari sebagai pekerjaan sampingan. Terlebih ‘momok’ mempersiapkan skripsi lebih terkesan nyata saat itu.
“Sidang skripsiku mepet dulu batas empat tahun, sempet ditangguhkan juga selama sebulan, tapi alhamdulillah dosen waliku super duper baik dan membantu sekali,” ucapnya.
Nanda ingin menyelesaikan kuliahnya tepat waktu agar segera mendapat ijazah sarjana. Bagi dia, ijazah tersebut masih penting digunakan untuk melamar kerja.
“Karena pengalamanku selama mencari kerja, ijazah sarjana menjadi kualifikasi minimal meskipun kemampuan dan pengalaman juga penting,” ujarnya.
Penulis: Aisyah Amira Wakang
Editor: Muchamad Aly Reza
BACA JUGA: Pernah Pamit ke Rektor Unesa buat Kuliah di Unair, Kini Jadi Wisudawan S2 Tunanetra Pertama dan Jadi PNS di Jakarta atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan.












