Setelah lulus dari UMSU, Agung pun melanjutkan usaha dari orang tuanya di bidang peternakan dan perkebunan sawit. Ia memutuskan untuk tidak merantau dengan berbagai pertimbangan. Sayangnya, usaha Agung justru dipandang sebelah mata oleh masyarakat sekitar.
“Masyarakat sekitar masih menganggap remeh anak lulusan kuliah (S1) yang bangun usaha di kampungnya, bahkan dianggap sebagai aib keluarga,” ujar Agung.
Padahal, keluarga Agung sendiri tidak pernah mempermasalahkan keputusannya tersebut. Toh, Agung bukannya menganggur, tapi membantu pekerjaan ayahnya yang sudah sepuh dengan mengurus sapi dan mengambil kelapa sawit di kebun.
“Kalau ada 9 nyawa, aku tetap milih jualan, beternak, dan bertani, walau capeknya luar biasa, setidaknya nggak ada yang ngatur-ngatur,” kelakarnya.
Kumpulin modal untuk usaha
Sebetulnya, beternak dan bertani bukanlah ujung dari rencana Agung. Agung pun mulai menabung sedikit-sedikit dari upah membantu ayahnya itu, hingga akhirnya punya modal guna merintis usahanya sendiri di bidang pangan, alias membuka toko sembako. Kini, usaha itu sudah berjalan selama 4 bulan.
“Aku merasa bangga dengan perkerjaan ini, karena lagi-lagi tadi, aku tidak merasakan tekanan mental atau didesak oleh atasan. Selain itu, aku merasa puas karena pekerjaan ini adalah pilihanku sendiri yang aku rintis sejak awal,” ujar Agung.
Kelak, saat bisnisnya berkembang, Agung ingin memiliki karyawan sekaligus membuka lapangan kerja. Setidaknya, kontribusi itu yang bisa dia lakukan sebagai alumnus UMSU. Lebih dari itu, ia juga ingin jadi bos yang baik dan rendah hati. Meski kenyataan untuk menuju mimpi tersebut tidaklah mudah.
“Ternyata banyak banget cobaannya hahaha. Harus mikirin stok barang, harga barang, kualitas barang dan pelayanan yang baik,” tutur alumnus S1 Manajemen Bisnis Syariah UMSU tersebut.
Namun, melihat dukungan dari keluarganya, Agung jadi terpacu kembali untuk tidak menyerah. Apalagi, saat ia sakit hati saat mendengar cemooh dari orang sekitar tentang dirinya yang lulusan UMSU. Kini, Agus memilih tutup telinga.
“Bapak selalu bilang, ‘nggak apa kuliah tapi kerja tetap di kampung. Kan rezeki ada di mana-mana. Kenapa takut nggak kebagian? Jalani aja, terus berusaha pasti Allah bantu,” ucap Agung mengingat nasihat ayahnya.
Penulis: Aisyah Amira Wakang
Editor: Muchamad Aly Reza
BACA JUGA: Sesal Pilih Kampus Negeri (PTN) dan Remehkan Kampus Swasta, Karena Sarjana PTS Bisa Direkrut Kerja Sebelum Lulus Kuliah atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan.











