Seorang lulusan Sarjana Pendidikan Bahasa Mandarin di Universitas Negeri Surabaya (Unesa) ini berhasil menjadi wisudawan terbaik periode 117 dengan IPK hampir sempurna. Padahal, jurusan tersebut sering dianggap tak memiliki masa depan cerah tapi perempuan ini berhasil membuktikannya.
Peluang masuk Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin Unesa
Namanya Venna Tanujaya. Kecintaannya pada Bahasa Mandarin tumbuh sejak dia duduk di bangku SMA, hingga memutuskan kuliah di Unesa dan lolos lewat jalur SNMPTN atau prestasi. Selain Unesa, sebetulnya ada kampus lain yang menyediakan jurusan mirip-mirip.
Misalnya, Universitas Indonesia (UI) Jurusan S1 Sastra Cina, Universitas Sebelas Maret (UNS) Jurusan S1 Sastra Mandarin, Universitas Gadjah Mada (UGM) Jurusan D3 Bahasa Mandarin, Universitas Brawijaya Jurusan S1 Sastra Cina, hingga Universitas Negeri Semarang (Unnes) S1 Pendidikan Bahasa Mandarin.
Namun, perempuan asal Sidoarjo itu memilih menambatkan pilihannya di Unesa. Toh, program studi (prodi) S1 Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa sudah terkareditasi B sejak tahun 2022. Dibanding dengan jurusan pendidikan lainnya seperti pendidikan bahasa Inggris dan Jepang, Pendidikan Bahasa Mandarin memiliki kuota yang lebih sedikit yakni 104 orang tahun 2025.
Namun, dari tahun ke tahun, peminatnya selalu naik. Melansir dari laman ADMISI Unesa, tahun 2022 terdapat 113 peminat jalur prestasi. Tahun 2022/2023 sejumlah 139, tahun 2023/2024 sebesar 287, dan tahun 2025/2026 sekitar 332 peminat. Artinya, persaingan masuk jurusan tersebut lebih ketat.
Dari Surabaya ke Wuhan berkat ketekunan
Selama kuliah, Venna dikenal sebagai mahasiswa yang rajin, penuh inisiatif, dan nyaris tak pernah kompromi soal target. Ia kerap menyelesaikan skripsi di sela aktivitas organisasi dan kegiatan akademik hingga dini hari.
Karya tugas akhirnya berjudul ‘Makna Standar Kecantikan dalam Poster Iklan Kosmetik Carslan’. Dalam karya ilmiahnya, ia memperlihatkan perpaduan antara analisis budaya dan ketertarikannya pada dunia kecantikan.
“Topik itu terinspirasi dari pengalaman saya sebagai penerima beasiswa Confucius Institute, yang mendapatkan kesempatan mengikuti program pertukaran pelajar di Central China Normal University (CCNU) Wuhan selama satu semester,” tuturnya dikutip dari laman resmi Unesa, Rabu (3/12/2025).
Di Wuhan, ia tertarik pada merek kosmetik Carslan karena desain visualnya yang kuat namun tetap terjangkau. Ketertarikan itu menjadi pintu masuk untuk memahami bagaimana budaya mempresentasikan perempuan melalui simbol-simbol visual.
Pengalamannya di Wuhan juga menanamkan wawasan tentang keberagaman. Mahasiswa yang ia temui datang dari Eropa, Amerika, Asia Tengah, hingga Afrika. Perbedaan bahasa, kebiasaan, dan cara pandang justru membuatnya memahami bahwa toleransi lahir dari kesediaan untuk belajar.
“Kami belajar bersama dan saling menghargai perbedaan,” ucap alumnus Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin tersebut.
Baca Halaman Selanjutnya
Berita duka, beberapa hari sebelum wisuda












