Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Kampus

Lulus IPK 3,6 Berakhir Jadi Sarjana Nganggur karena Lebih Menuruti “Wangsit” Guru BK dan Abaikan Kata Hati

Ahmad Effendi oleh Ahmad Effendi
31 Juli 2025
A A
Sarjana nganggur, ptn.MOJOK.CO

Ilustrasi sarjana nganggur (Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Kuliah mahal-mahal, ujung-ujungnya jadi sarjana nganggur

Sialnya, setelah melewati momen bangga dan haru wisuda pada 2023, Dita tahu betul bahwa hidup yang sebenarnya baru dimulai. Ya, dunia kerja.

Apalagi ia juga mulai menyadari bahwa “wangsit” guru BK empat tahun sebelumnya seperti omong kosong. Atau, kalau mau memilih kata yang lebih sopan, kurang relevan di zaman dia sekarang.

“Ya, gimana ya. Lulusan keguruan biarpun lulus cepet dan nilai bagus, mentok jadi honorer. Kalaupun mau cari kerjaan lain, susah. Kami kepentok ijazah S.Pd,” ungkanya.

Sepanjang 2023 saja, misalnya, Dita mengaku sudah kirim lamaran ke puluhan bimbel bahkan perusahaan. Sebab, ia tahu kalau kerja di sekolah sebagai guru honorer, gajinya tak seberapa.

Namun, tak ada satupun email lamaran pekerjaannya yang berbalas. Cari alternatif di Linkedin atau Glints pun juga sama aja.

“Apalah daya. Kami yang ijazah keguruan ini kudu bersaing dengan lulusan lainnya yang gelar sarjananya lebih mentereng,” kata lulusan PTN ini.

Mirisnya, Dita hanyalah satu dari sekitar 1 juta sarjana di seluruh penjuru Indonesia yang menyandang gelar “sarjana nganggur”. Pengalaman Dita, seolah juga mengamini data Badan Pusat Statistik (BPS) per Februari 2024 yang menunjukkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) lulusan universitas masih berada di angka 5,32%. 

“Coba ditotal aja, aku 7 semester kuliah rata-rata bayar 5 juta per semester. Ini sih hampir setara 15 kali UMR Jogja. Tapi sia-sia, karena sampai hari ini aku masih nganggur. Nggak jelas.”

Sarjana nganggur korban inflasi IPK?

Kisah Dita adalah cerminan gamblang dari fenomena “inflasi IPK” yang belakangan banyak disorot. Guru Besar Sosiologi Pendidikan Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya, Tuti Budirahayu, menganalisis bahwa IPK tinggi kini tak lagi jadi jaminan mutlak untuk mendapatkan pekerjaan. 

“Menurut saya, kenapa IPK tinggi kok tidak berbanding lurus dengan mendapatkan pekerjaan, karena memang ada kapitalisme pendidikan tinggi,” ujar Tuti, dikutip dari Detik.com. 

Ia menjelaskan, PTN dituntut untuk menerima dan meluluskan mahasiswa sebanyak mungkin, yang membuat institusi lebih fokus pada kuantitas daripada kualitas. Selain itu, sistem akreditasi juga berperan, karena kampus cenderung memberikan nilai tinggi demi menjaga status akreditasi.

Pun, Tuti tak memungkiri kalau IPK memang sering menjadi “saringan pertama” bagi perusahaan dalam menerima pekerja. Namun, kisah Dita membuktikan, saringan itu tak selalu efektif. 

Tuti menekankan bahwa kualitas mahasiswa seharusnya tidak hanya diukur dari IPK semata. Tapi juga dari bagaimana aktivitas dia dalam kegiatan kemahasiswaan, organisasi, atau Sistem Kredit Prestasi (SKP).

Sementara bagi Dita, seperti yang ia katakan di awal, IPK besar cuma menjadi kutukan alih-alih prestasi. Sebab apa gunanya IPK tinggi, tapi buat dapat kerja saja susahnya setengah mati.

Iklan

“Apakah aku menyesal? Ya, jelas, jawabannya sangat menyesal. Karena jika dulu aku nekat memilih jurusan seni, kalaupun nganggur aku pernah kuliah sesuai passion,” pungkasnya.

Penulis: Ahmad Effendi

Editor: Muchamad Aly Reza

BACA JUGA: Lulusan S2 UGM dengan IPK Tinggi Jualan Bakso di Jogja Kala Mimpi Jadi Dosen Tertunda atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan.

Halaman 2 dari 2
Prev12

Terakhir diperbarui pada 31 Juli 2025 oleh

Tags: 6Cumlaudeguru BKipk 3lulusan ptnlulusan sarjanapilihan redaksiPTNsarjana nganggur
Ahmad Effendi

Ahmad Effendi

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO
Ragam

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO
Ragam

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO
Ragam

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Judi Online, judol.MOJOK.CO
Ragam

Pengalaman Saya 5 Tahun Kecanduan Judol: Delusi, bahkan Setelah Salat pun Doa Minta Jackpot

2 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

S3 di Bandung, Istri PNS Makassar- Derita Jungkir Balik Rumah Tangga MOJOK.CO

Jungkir Balik Kehidupan: Bapak S3 di Bandung, Istri PNS di Makassar, Sambil Merawat Bayi 18 Bulan Memaksa Kami Hidup dalam Mode Bertahan, Bukan Berkembang

1 Desember 2025
Maybank Cycling Mojok.co

750 Pesepeda Ramaikan Maybank Cycling Series Il Festino 2025 Yogyakarta, Ini Para Juaranya

1 Desember 2025
Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
Gowes Ke-Bike-An Maybank Indonesia Mojok.co

Maybank Indonesia Perkuat Komitmen Keberlanjutan Lewat Program Gowes Ke-BIKE-an

29 November 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.