Mahasiswa Medan judi online sampai gadaikan laptop demi nongkrong di coffee shop
Kisah lain saya dapat dari Andos* (23), bukan nama sebenarnya.
Ia kini terpaksa harus bekerja keras menjadi driver pesan-antar makanan lantaran membutuhkan uang untuk menebus laptopnya di pegadaian dan melunasi hutang-hutangnya ke beberapa teman.
Belum lagi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya selama di Yogyakarta. Mengingat, ia tak lagi mendapat kiriman dari orang tuanya setelah mereka tahu Andos kehabisan uang karena judi online
“Waktu itu bapakku mencecar, baru dikirim kok sudah langsung habis aja. Panjang lah. Sampai akhirnya aku ngaku,” katanya. “Setelah itu ya sudah langsung distop kirimannya. Bapak minta aku tanggung jawab sendiri.”
Andos mengakui bahwa segala kepelikan yang menimpa dirinya saat ini adalah murni perkara gengsi.
Ia mengaku malu jika tak mengikuti gaya hidup teman-temannya di Yogyakarta yang cenderung high class.
“Nyaris tiap malam di coffee shop yang harganya mahal-mahal. Belum lagi soal lifestyle yang lain-lain. Malu lah kalau nggak mengimbangi,” akunya.
Awalnya ia coba-coba judi online. Lalu uangnya ludes. Ia pinjam ke teman-temannya. Kemudian karena sudah menumpuk, ia pun sampai harus menggadaikan laptopnya untuk hidup di Yogyakarta.
Reporter: Muchamad Aly Reza
Editor: Agung Purwandono
Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News