Dua kali gagal di UTBK, merasa trauma hingga puasa medsos berbulan-bulan
Gagal di SNBP 2019, Putra pun berjuang di jalur-jalur yang tersisa. Termasuk setelahnya adalah SNBT (dulu SBMPTN) dan seleksi mandiri.
Di dua jalur seleksi itu, UGM tetap ia perjuangkan. Baginya, tak ada tujuan lain di hidupnya kala itu selain bisa kuliah di kampus terbaik tersebut.
“Karena jurusan yang aku perjuangkan saat itu, yang terbaik ya yang di UGM. Apalagi aku juga masih dibuat penasaran buat lolos UGM.”
Sayangnya di semua percobaan ini, Putra masih gagal. Orang tuanya merekomendasikan dia buat daftar kampus swasta saja. Namun, ia menolak.
Putra memilih gap year saja, dan berjuang lagi tahun depan. Apalagi, saat itu ia mengaku kena mental. Ia mengaku, tiap kali buka medsos yang isinya cerita orang kuliah, dadanya makin terasa nyesek.
“Aku sampai off sosmed kira-kira 2 bulan karena kena mental gagal UTBK,” ujarnya.
Singkat cerita, setahun berlalu dan Putra kembali memperjuangkan kampus favoritnya itu. Tapi kini ia menurunkan egonya dengan membuat opsi yang lebih masuk akal. Seandainya gagal di UGM, dia akan coba seleksi mandiri ke kampus “yang lebih mudah dimasuki”, seperti Unesa.
Sialnya, cerita kegagalan UTBK 2019 malah berulang. Saat itu hanya kesedihan dan rasa frustrasi yang dia dapatkan. Tanpa mengambil opsi lain, seperti ikut seleksi mandiri, Putra memutuskan daftar kampus swasta yang dekat dengan rumahnya.
“Waktu itu desperate banget. Rasanya memang semesta nggak izinin aku kuliah di UGM. Makanya aku daftar kampus swasta, tempat kuliahku sekarang.”
Merelakan UTBK dan berdamai dengan label “mahasiswa kampus jelek”
Kini, Putra sudah berada di semester akhir perkuliahnnya. Skripsinya hampir selesai dan sebentar lagi kelulusan di depan mata. Jujur, ia mengaku sudah mulai berdamai dengan kondisinya saat ini.
“Kalau ada yang bilang ‘mahasiswa kampus jelek’, ‘nggak terkenal’, aku biasa aja, karena faktanya begitu,” ungkapnya.
Bahkan, perasaan sakit hatinya dulu karena gagal UTBK sudah dikubur. Toh, hidup mesti tetap berjalan dan dia sudah di jalan yang benar.
Putra juga mengatakan bahwa rezeki tak ada yang tahu. Bisa jadi ia ditolak UGM sebagai mahasiswa S1. Namun, tak ada yang tahu juga kalau dia bisa lolos UGM sebagai mahasiswa S2.
“Namanya hidup penuh plot twist. Bisa aja kan abis ini aku lolos S2 UGM. Hahaha.”
Penulis: Ahmad Effendi
Editor: Muchamad Aly Reza
BACA JUGA: Mahasiswa UNY Sulit Menjelaskan ke Tetangga soal Kampusnya karena Kurang Populer, Mengaku Kuliah di UGM Biar Mudah Dipahami atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan.












