Eva Nandha Jalma Yael, mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Negeri Surabaya (Unesa) berhasil menjadi wisudawan terbaik dengan IPK 3,91 predikat pujian. Perempuan asal Nganjuk itu memegang kuat kerja keras dan kemandirian sang ayah yang merupakan buruh bangunan.
Anak pekerja bangunan jadi sarjana Psikologi di Unesa
Meski hidup di keluarga sederhana, Eva Nandha tak berhenti bermimpi untuk mengukir prestasi. Justru, semangat dan keteguhan dari sang ayah sebagai buruh bangunan telah merasuk ke dalam dirinya.
Perempuan asal Nganjuk itu bercerita, sejak kecil sudah diajarkan prinsip kemandirian. Ia diberi kebebasan memilih selama itu benar dan tidak merugikan orang lain. Kepercayaan itu menjadi bahan bakar yang menuntunnya hingga lulus kuliah.
“Doa dan dukungan orang tua menjadi kekuatan utama dalam menghadapi setiap kesulitan di masa kuliah,” ujarnya dikutip dari laman resmi Unesa, Selasa (25/11/2025).
Berkat kasih sayang dari kedua orang tuanya, Eva tumbuh sebagai anak yang ceria. Kepribadiannya itu membuatnya suka berinteraksi dengan orang lain. Sampai akhirnya, ia memutuskan daftar kuliah di Unesa Jurusan Psikologi.
“Saya senang mengamati perilaku manusia yang dinamis. Itu yang membuat saya ingin memahami psikologi lebih dalam,” ucapnya.
Kesulitan finansial di masa kuliah
Eva pun menyadari jika keputusan untuk kuliah dan merantau bukanlah hal yang mudah di keluarganya, mengingat ayahnya hanya seorang buruh bangunan. Beruntung, Eva sudah berprestasi sejak kecil sehingga ia lolos di Unesa Jurusan Psikologi lewat jalur SNMPTN.
Ia juga meyakinkan ayahnya untuk tak pusing mencari dana kuliah, karena berhasil meraih beasiswa KIP-K. Meski begitu, Eva tak mengelak jika kebutuhan hidup di perantauan tidaklah murah. Oleh karena itu, ia memutuskan kuliah sambil bekerja paruh waktu dan mencari magang berbayar.
Di sela-sela kesibukannya, ia masih aktif mengikuti organisasi. Tercatat, ia pernah menjadi Koordinator Wilayah dan Kepala Departemen Luar Negeri Forum Komunikasi Mahasiswa Bidikmisi & KIP-K Jawa Timur (FKMBK Jatim). Selain itu, ia juga aktif di Komunitas SaPPA-ABK Unesa, yang berfokus pada isu inklusivitas bagi anak berkebutuhan khusus.
Baca Halaman Selanjutnya
Cara mengatur waktu kuliah, kerja, dan organisasi












