Tidak ada cara khusus
Yang paling mengherankan dari bagaimana Restu, mahasiswi Sastra Inggris UNY menyelesaikan skripsi ini adalah, dia tidak menghabiskan semua waktunya untuk skripsi. Dia tidak seperti Luffy yang harus mendekam di satu pulau selama 2 tahun untuk mempelajari Haki. Restu masih bisa healing di weekend, dan masih bisa sambil kerja.
“Setiap weekend aku meliburkan diri sendiri, no skripsi, no ngelesin, no apply loker. Turu, masak, makan, dan jamming-an adalah bentuk healingku. Ga minat ke mana-mana karena masih social distancing, plus ga punya duit saat itu hahahaha.”
Restu juga bekerja sebagai guru les untuk SD-SMP. Untungnya, banyak yang memakai jasanya dan percaya padanya. Lumayan untuk menambal ekonomi yang tidak baik-baik amat. Intinya, Restu tetap produktif meski mengejar skripsi 2 bulan. Miracle? That is for you to decide.
Restu hanya punya semangat dan dipaksa keadaan. Dia juga punya pandangan bahwa skripsi itu ujung, jadi tak masuk akal jika berhenti. Mahasiswi Sastra Inggris UNY ini punya tekad, itu saja. tapi dia memberi disclaimer, bahwa ini karena semesta mendukung. Sebab dia tahu, bahwa setiap orang punya kondisinya sendiri, dan tak harus secepat dia dalam mengerjakan skripsi.
“Menurutku, mahasiswa GA HARUS atau GA BISA kelar skripsi cepat. Semua pasti punya tekanan, kendala dan background story masing-masing dalam perjalanan skripsinya. Sepertiku juga, bukan?”
Hampir berhenti kuliah di Sastra Inggris UNY, kini kerja untuk perusahaan luar negeri
Kini Restu bekerja jadi content writer dan social media specialist untuk agensi luar negeri. Mahasiswa Sastra Inggris UNY ini tentu tak lagi ada di posisi yang memaksanya memilih dua pilihan yang sama-sama menyesakkan. Semua, tentu saja, karena resiliensi yang dia tunjukkan selama ini.
Kalau cari korea perempuan, tentu saja Restu adalah contoh terbaik.
Sebagai penutup, sebenarnya saya ingin minta dia memberi tips kelar skripsi secara cepat. Tapi, dia sendiri bilang bahwa tak ada tips tertentu. Jadinya, saya hanya minta semacam kalimat penyemangat saja. Dia bilang dia tak jago dalam hal ini, tapi tetap berusaha memberi.
“Skripsi itu kalau diibaratkan lari sprint, finish-nya tinggal 5 meter doang. Yakin mau nyerah? Kalo gak kuat lari, kamu bisa jalan kok. Kalau jalan tetep ga bisa, ya merangkak. Yang penting jangan berhenti, ya?”
Reporter: Rizky Prasetya
Editor: Hammam Izzudin
Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News.