Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Kampus

Keresahan Mahasiswa Kampus Solo, Magang dengan Prospek Karier Menjanjikan malah Dipermasalahkan Dosen

Dahayu Aida Yasmin oleh Dahayu Aida Yasmin
29 Oktober 2024
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Magang pada dasarnya merupakan program rekomendasi kampus untuk menunjang nilai dan keterampilan mahasiswa. Namun, mahasiswa Sastra Inggris di salah satu kampus Solo justru dipersulit dosennya sendiri saat sedang hendak mengikuti magang. Padahal di satu sisi, dosen tersebut juga mendorong agar si mahasiswa mengikuti program magang.

***

Salah satu mahasiswa yang merasakan dipersulit dosen saat hendak magang adalahi Andin* (21), seorang mahasiswa semester tua di salah satu kampus di Solo.

Dari awal masa perkuliahannya di semester enam, Andin sudah menyadari bahwa pihak dosen di program studinya mempunyai skema penilaian magang yang cukup sulit.

Misalnya, dari yang Andin tuturkan, dalam hal penempatan Andin harus magang di tempat yang standarnya tinggi menurut kampus. Padahal, ketika Andin atau mahasiswa lain mencoba mendaftar magang di tempat yang sesuai dengan standar kampus itu, belum tentu juga bakal diterima.

Selain itu, ada perbedaan persepsi juga. Kadang menurut kampus standar perusahaannya tinggi, tapi menurut mahasiswa tidak. Begitu juga sebaliknya: menurut mahasiswa standarnya sudah tinggi, tapi menurut kampus tidak.

“Karena satu dan lain hal, pilihan tempat magang saya terbatas di area Solo Raya yang dekat rumah. Konsekuensinya memang harus cari tempat magang yang ‘bergengsi’ (sesuai standar kampus) untuk mendongkrak nilai. Agak sulit memang,” ungkapnya saat ngobrol dengan Mojok, Sabtu (19/10/2024).

Andin memang beruntung mendapat tempat magang “bergengsi” seperti yang kampusnya minta. Yakni  di salah satu anak perusahaan dari sebuah perusahaan internasional yang cukup terkenal di Solo.Namun, keribetan lain tetap harus mahasiswa kampus Solo itu hadapi. 

Magang harus linear dengan jurusan bikin pusing

Karena magang di perusahaan besar, Andin sempat merasa sangat yakin bahwa magangnya itu akan disambut baik oleh pihak prodinya di kampus Solo. Terlebih, program magang di perusahaan tersebut merupakan program berbayar dan memiliki prospek karier menjanjikan.

Sayangnya, keyakinan Andin pupus. Saat menyampaikan rencana magangnya, kaprodi sekaligus dosen pembimbing magangnya justru memberi reaksi tidak mengenakkan.

Pasalnya, Andin ditempatkan di divisi yang, menurut si dosen, tidak linear dengan mata kuliahnya di prodi Sastra Inggris.

“Beliau (dosen) bilang pekerjaan ini terlalu administratif dan pada akhirnya tidak bisa dijadikan tempat untuk mengaplikasikan ilmu yang sudah dipelajari (di Sastra Inggris),” tuturnya.

Cara pandang dosen yang tidak kontekstual

Padahal, sebagai mahasiswa yang belajar bahasa asing di program studinya, Andin merasa perusahaan yang dia tuju sudah cukup ideal untuk dijadikan sarana pengaplikasian ilmu.

Sebagai perusahaan yang dikelola korporasi multinasional, Andin mengaku lingkungan kerjanya membuatnya semakin familiar dengan percakapan bahasa asing, baik dari rekan kerja dalam negeri maupun pendatang.

Iklan

Intensitas percakapan bahasa asing yang Andin lakukan selama magang pun jauh lebih banyak ketimbang tiga tahun yang dia habiskan di bangku perkuliahan.

“Meskipun orang asing yang ada di sini cuma General Manager, tapi hampir 85% percakapan yang kita lakukan memang menggunakan bahasa asing,” ujarnya.

Sayangnya, dosennya di kampus Solo tidak melihat magang sebagai praktik yang kontekstual. Melainkan terlalu kaku.

Atas diterimanya Andin di perusahaan tersebut, pihak dosen pun sempat memanggil Andin secara pribadi. Pihak dosen itu menyebut ada kemungkinan pemindahan divisi bagi Andin. Akan tetapi, langsung Andin tolak karena beberapa pertimbangan terkait alur birokrasi perusahaan.

Karena Andin keukeuh dengan pilihan divisinya, pihak dosen pun kemudian mempersilakan. Tapi memang dengan setengah hati. Hanya saja, kekhawatiran lain menyergap Andin terkait nilai akhirnya nanti.

Nilai kampus vs portofilio perusahaan besar

Kekhawatiran Andin bukan tanpa alasan. Pasalnya, kakak tingkatnya dari prodi yang sama juga pernah mengalami masalah serupa. Kakak tingkatnya itu bahkan sampai harus mengulang magang gara-gara divisi yang menurut dosennya tidak linear dengan prodi Sastra Inggris.

Baru-baru ini Andin sebenarnya sudah menyelesaikan magang selama tiga bulan di perusahaan tersebut. Dia bahkan menerima tawaran perpanjangan kontrak sebagai karyawan kontrak.

Lantaran khawatir dengan penilaian akhir dari dosen, hingga saat berbincang dengan Mojok, dia masih belum menyerahkan laporan hasil magangnya.

Andin menyayangkan betul penilaian dan pertimbangan prodi yang tidak lagi realistis dengan kondisi dunia kerja sekarang. Sebab, bagi Andin, meskipun magangnya sekarang tidak terlalu linear dengan prodinya, Andin merasa bahwa pengalaman magangnya benar-benar membuka matanya terhadap realita yang menanti tiap mahasiswa kelak setelah lulus.

“Jujur, saya memang masih khawatir soal nilai. Tapi ya sudah lah, misalnya dapat nilai jelek ya nggak masalah juga. Toh saya akhirnya punya portofolio kerja bagus di perusahaan besar,” ungkapnya.

Disuruh pindah gara-gara nggak linear

Mojok berbincang juga dengan Rena* (22). Dia adalah lulusan kampus dan program studi yang sama dengan Andin (Sastra Inggris).

Kasus Rena malah lebih menyesakkan ketimbang Andin. Sebab, Rena pernah harus mengulang magangnya hanya karena dianggap tidak linear dengan Sastra Inggris.

Sekitar satu tahun lalu, Rena magang di sebuah lembaga di Solo. Divisi penempatannya  mengerjakan pekerjaan administratif alias tidak linear dengan Sastra Inggris.

Setelah satu setengah bulan menjalani magang, oleh pihak dosen Rena justru diminta untuk pindah divisi dan mengulang masa magangnya.

“Ngapain kamu magang di situ kalau nggak mengaplikasikan ilmu dari prodi? Pindah saja,” ujarnya menirukan ucapan sang dosen.

Terpaksa mengulang magang hingga skripsi terganggu

Meski dengan sedikit dongkol, mau tak mau Rena akhirnya mengajukan perpindahan divisi di tempat magangnya sekaligus mengulang masa magang.

“Akhirnya saya pindah di divisi yang melaksanakan projek yang sudah disesuaikan dengan lini keilmuan prodi,” ujarnya.

Rena memang sudah lulus sejak Sabtu, (26/10/2024). Namun, Rena mengaku bahwa proses pengulangan tersebut cukup mengganggu pengerjaan skripsi dan kegiatannya yang lain.

Dia juga tidak habis pikir, bagaimana bisa kampus yang mendorong mahasiswanya untuk magang di saat bersamaan justru mempersulit masa magang si mahasiswa. Padahal, sebenarnya tidak ada masalah serius di tempat magang tersebut.

Mojok masih dalam proses menghubungi beberapa akademisi untuk meminta pendapat perihal apa yang Andin dan Rena alami di atas.

*) Narasumber minta nama disamarkan demi keamanan identitas

Penulis: Dahayu Aida Yasmin
Editor: Muchamad Aly Reza

BACA JUGA: Bertahun-tahun Menyusuri Malioboro dengan Kursi Roda, Kisah Bapak Difabel Berjuang Sendirian untuk Anak Semata Wayang

Ikuti artikel dan berita Mojok di Google News

 

 

.

 

Terakhir diperbarui pada 1 November 2024 oleh

Tags: kampus solomagangmahasiswa soloprospek kerja sastra inggrissastra inggris
Dahayu Aida Yasmin

Dahayu Aida Yasmin

Artikel Terkait

Gen Z rela magang tidak dibayar (unpaid). MOJOK.CO
Liputan

Gen Z Rela Magang Tidak Dibayar (Unpaid) tapi Serba Salah: Menawarkan Bantuan Malah Dikucilkan, Diberi Tugas Justru Berlebihan

13 Oktober 2025
Sesal fresh graduate selama mahasiswa tak pernah magang, pas lulus kuliah kalabakan karena tak tembus lowongan kerja MOJOK.CO
Ragam

Penyesalan Tak Pernah Magang: Lulus Jadi Fresh Graduate “Kosongan”, Kelabakan Puluhan Kali Ditolak Kerja hingga 2 Tahun Jadi Pengangguran

19 September 2025
Vario 125 dan Suzuki Spin 125 Bikin Anakku Jadi Lebih Sabar MOJOK.CO
Otomojok

Dari Vario 125 ke Suzuki Spin 125: Misi Seorang Ayah Cari Motor Seken untuk Anak Bujang Magang di Lombok

21 Juli 2025
11 Tuntutan Serikat Pekerja di Hari Buruh. MOJOK.CO
Aktual

Hari Buruh 2025: Serikat Pekerja Minta Hentikan Eksploitasi pada Gen Z hingga Syarat Lamaran Kerja yang Aneh

30 April 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
Bioskop NSC Rembang, bangunan kecil di tanah tandus yang jadi hiburan banyak orang MOJOK.CO

Bioskop NSC Rembang Jadi Olok-olokan Orang Sok Kota, Tapi Beri Kebahagiaan Sederhana

1 Desember 2025
Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
Maybank Cycling Mojok.co

750 Pesepeda Ramaikan Maybank Cycling Series Il Festino 2025 Yogyakarta, Ini Para Juaranya

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.