Ringin Ngelo: Segala jenis demit tinggal di sini
Saat melihat pohon beringin yang berdiri di tengah-tengah desa ini, sebenarnya aura-aura mistisnya masih sedikit memancar.
Namun, keberadaan beberapa bangunan rumah di sekitarnya rasanya sudah cukup untuk menampik rasa takut terhadap pohon beringin tersebut.
Orang-orang Desa Manggar menyebutnya Ringin Ngelo, karena berada di Dusun Ngelo. Saat ini, di sekitarnya ada warung kopi, bangunan PAUD, hingga rumah bidan desa.
Dan yang paling membuat ayem adalah, di bawah jalan menanjak tidak jauh dai Ringin Ngelo, ada rumah dua sosok kiai desa.
“Usianya ratusan (tahun) mungkin. Sekarang mau lewat sini jam 12 malam, jam 1 malam, sudah nggak takut. Beda zamanku muda dulu. Lewat sini jam 10 malam saja sudah diganggu,” demikian pengakuan Lasan (40), seorang yang mengaku dulu sering mendapat gangguan di Ringin Ngelo.
“Di Manggar, Ngelo dulu jadi pusatnya demit. Segala macam jenis demit ada di pohon beringin ini,” imbuh pria yang memang pemberani tersebut.
Mulai dari pocong bertubuh panjang berbaring menutup jalan, kepala jatuh dari pohon, kuntilanak, hingga genderuwo sudah pernah Lasan temui di Ringin Ngelo.
Lumpuh gara-gara melukai anak demit
Dari sekian pengalaman gangguan demit Ringin Ngelo yang pernah ia alami, Lasan menyebutnya tak seberapa dibandingkan dengan apa yang tetangganya, Bandol alami. Demikian nama populernya di Desa Manggar.
Bandol dulunya berpofresi sebagai penjual pentol keliling dari pagi sampai sore. Tiap menjelang Magrib, Bandol biasanya akan berhenti jualan dan mencari ramban untuk pakan kambingnya.
Rutinitas itu berlangsung biasa saja sampai bertahun-tahun. Hingga suatu sore, sepulang dari mencari ramban, Bandol tiba-tiba mengalami lumpuh total.
“Kejadiannya kira-kira tahun 2006 atau 2007. Ceritanya, katanya dia sempat berhenti di Ringin Ngelo. Tapi, dia asal naruh ramban. Nah, rambannya katanya menimpa anak demit di situ. Demitnya nggak terima. Alhasil Bandol dibuat lumpuh,” tuturnya.
Keterangan ini kabarnya dari salah satu “orang pintar” yang mengobati Bandol. Hanya saja, meski segala upaya pengobatan dilakukan, kondisi Bandol tak berubah sampai sekarang.
Ruqyah yang membuat demit-demit Ringin Ngelo minggat
Di tahun yang sama dengan tragedi Bandol, kiai desa yang semula rumahnya berada di pusat desa memilih babat alas, membangun rumah di daerah Ringin Ngelo.
Tak lama kemudian, anak dan menantunya pun menyusul membangun rumah di daerah tersebut. Sejak saat itu, keangkeran-keangkeran di sekitar Ringin Ngelo seolah lenyap begitu saja.
“Ada yang bilang, sebelum pindah, Mbah Yai melakukan ruqyah dan wirid di Ringin Ngelo. Untuk ngusir demit-demitnya. Sejak itu sampai sekarang, rasanya sudah nggak angker lagi,” beber Lasan.
“Sekarang nggak pernah ada gangguan juga (di Ringin Ngelo). Malah lama-lama jadi ramai karena ketambahan rumah bidan, PAUD, dan baru-baru ini ada warkop,” sambungnya.
Tempat terangker di Desa Manggar saat ini
Meski tempat-tempat angker yang legendaris nan ikonik tersebut kini sudah kehilangan aura mistisnya, tapi bukan berarti tak tersisa satu pun tempat angker di Desa Manggar.
Sebab, tidak sedikit masyarakat setempat yang percaya, bahwa jalanan sekitar SDN 2 Manggar yang satu jalur dengan gapura masuk desa dan Watu Tekek saat ini menjadi sarang banyak jenis demit. Dengan kata lain, menjadi tempat paling angker di Desa Manggar di masa sekarang.
Cerita betapa angkernya SDN 2 Manggar sebenarnya sudah menguar sejak masa kanak-kanak dari anak-anak Mbah Syuhada, mengiringi cerita-cerita mistis dari Watu Tekek dan Ringin Ngelo. Hanya saja tak separah yang terjadi di tahun-tahun belakangan ini.
Mbah Suntri (80), dukun bayi terkenal sekaligus modin perempuan di Desa Manggar yang rumahnya berada sebelum jalanan SDN 2 Manggar mengakui keangkeran dari jalanan tersebut.
“Kalau lewat surup atau malam, baca salawat. Demitnya nggak karuan,” ungkapnya menggambarkan betapa angkernya jalanan SDN 2 Manggar.
Mbah Suntri tak bisa bercerita banyak. Yang jelas, dari penglihatannya yang memang bisa melihat entitas gaib, ia sering melihat banyak rupa makhluk mengerikan di jalanan SD itu.
“Perempuan, matanya copot. Itu paling sering saya lihat. Sama genderuwo,” akunya.
Reporter: Muchamad Aly Reza
Editor: Agung Purwandono
BACA JUGA Cerita Saksi Hidup tentang Kematian Misterius Satu Keluarga di Rembang
Keluh kesah dan tanggapan Uneg-uneg bisa dikirim di sini.