Mojok berbincang dengan seorang Lady Companion (LC) di Banyuwangi untuk mengetahui besaran penghasilan bulanan yang ia dapat dari pekerjaannya. Dari iseng, ia kini senang tercebur di dunia karaoke.
***
Sebut saja namanya Alamanda Cathartica (24). Ia teringat dua tahun silam saat pandemi melanda Indonesia. Ia jadi salah satu korban PHK perusahaan pengiriman ikan salmon di Pasuruan. Hal itu karena aturan pengiriman ke luar negeri mulai diatur.
Kejadian itulah yang mengubah jalan hidup Alamanda. Lantaran tidak ingin kembali pulang di kampung halamannya di Jawa Barat ia memutuskan ikut teman baiknya ke Banyuwangi.
Keputusan yang mengubah jalan hidup
Keputusan itu mengubah jalan hidupnya hingga saat ini. Alamanda yang awalnya bekerja di sektor manufaktur justru harus mencoba berbagai pekerjaan. Mulai jadi penjaga toko hingga tukang rias di salon pernah ia coba. Garis nasib kemudian membawanya mencoba pekerjaan lady companion (LC) di salah satu karaoke di Banyuwangi.
“Awal tahu pekerjaan ini dari pelanggan salon saya yang setiap hari ke salon sebelum berangkat menjadi LC,” kata Alamanda saat ditemui Mojok, Selasa 26 September 2023 di Room Karaoke di Banyuwangi Selatan.
Sekadar Informasi, LC merupakan sebutan untuk perempuan pemandu lagu di setiap tempat karaoke. Tidak sedikit pula di beberapa daerah menyebut pekerjaan ini dengan nama Purel. Sudah sejak lama saya penasaran bagaimana bisnis ini bekerja, utamanya setelah saya mewawancarai Azalea yang terbit di tulisan tentang Pengalaman Open BO Banyuwangi.
Sebagai perantau, memang saya akui Banyuwangi menjadi sebuah daerah yang terkenal dengan kultur musik yang sangat mendalam. Bahkan tidak sedikit lagu-lagu dari Banyuwangi yang diterima di blantika industri musik nasional.
Hal inilah yang membuat minat menyanyi di Banyuwangi makin besar hingga pemilik modal dengan menjamurnya tempat karaoke premium. Mulai dari pusat kota hingga pelosok desa di selatan Banyuwangi.
Cuan besar jadi daya tarik jadi LC
Alamanda mengaku ia bukanlah LC yang lahir dengan jalan mulus. Ia kecemplung di dunia karaoke ini karena iseng. Awalnya ia bertemu LC lain ketika sedang bekerja di salon.
Ia memang hobi menyanyi, tapi tidak membayangkan menjadi suatu pekerjaan. Ia hobi bernyanyi di acara keluarga dan teman-teman ketika SMA.
Namun, hasratnya terhadap musik hingga membawanya ke dunia karaoke tidak terlepas dari besaran uang yang bisa ia dapatkan. Alamanda merasa ada potensi mendapatkan cuan besar hingga memutuskan untuk mengambil langkah besar menjadi seorang LC sebagai mata pencahariannya. Apalagi dengan melakukan pekerjaan yang sebenarnya sudah menjadi hobi sejak lama.
“Saya seperti tidak bekerja, karena semuanya seperti melakukan hal yang saya senangi saja tentu dengan upah yang lebih dari cukup,” ujar Alamanda sambil mengembuskan asap rokok Esse Change Juicy yang saya belikan.
Menurut Alamanda salah satu alasan utama ia merasa betah menjadi LC adalah pendapatannya yang melebihi pekerjaan sebelum-sebelumnya. “Sekitar Rp100 ribu per jam,” kata Alamanda. Honor itu belum termasuk fasilitas bebas menambah rokok yang ia inginkan hingga tambahan tips dari para tamu yang baik hati.
Pun Alamanda menjelaskan bahwa tarif tersebut masih ia bagi dengan “mama” yang membantu mengkoordinasinya bersama puluhan LC lain yang notabene juga bekerja sepertinya. Mama bertugas mengkoordinasi agar seluruh LC bisa mendapatkan tamu secara merata, meski kadang yang pendatang baru jauh lebih laris.
“Saya selalu berusaha semaksimal mungkin memberikan yang terbaik kepada pelanggan, agar saat mereka kembali lagi bisa memilih saya nantinya,” terangnya.
“Ini termasuk memberikan treatment agar vokal saya selalu prima serta mampu memiliki banyak referensi lagu sehingga pelanggan puas,” tambah Alamanda.
Pemandu lagu bukan sekadar baca lirik saja
Alamanda menjelaskan jika menjadi pemandu lagu tidak hanya sekadar membaca lirik saja. Namun, kemampuan vokal dan ketahanan suara juga patut dijaga. Ia mencontohkan dalam satu jam jika sendirian melayani pelanggannya, maka tidak kurang 12 lagu akan ia lahap dalam satu sesi itu. Tidak jarang tamu memesan jasanya mulai 2 hingga 4 jam. Tanpa kemampuan dan teknik yang mumpuni tentu belum selesai bekerja suaranya akan habis.
“Ya meski di layar ada liriknya, sebagai LC tetap butuhkan teknik suara yang baik Mas, bukan hanya sekadar baca saja di monitor bisa habis suaranya,” jelas Alamanda sambil menenggak Bir Bintang.
FYI, tarif room di beberapa karaoke yang ada di Banyuwangi memang berbeda-beda, semuanya dalam bentuk paket yang menggiurkan. Tidak sedikit yang membandrol paket room ini dengan besaran terkecil Rp210 ribu, ini sudah termasuk dengan dua botol bir dan dua jam waktu karaoke.
Tentu besaran itu belum termasuk untuk jasa pelayanan LC yang Alamanda berikan. Sebab untuk pemandu lagu berada di luar tarif paket yang tempat karaoke tetapkan.
Baca halaman selanjutnya…
Besaran pendapatan bulanan yang melebihi UMP