Besaran pendapatan bulanan yang melebihi UMP
Alamanda Cathartica menyebut bahwa ada aturan yang harus diperhatikan LC untuk tidak berpindah tempat karaoke. Aturan itu memang tidak secara tertulis. Apalagi dalam satu tempat karaoke dengan lokasi lainnya memiliki aturan yang berbeda-beda sehingga dalam industri ini menjadikan persaingan satu sama lain menjadi ketat.
Saat disinggung tentang uang yang bisa ia kumpulkan dalam satu bulan, Alamanda menyebut angka Rp6,1 juta lebih yang tentunya melebihi Upah Minimum Provinsi (UMP) Jawa Timur. Tahun 2023 UMP Jatim di angka Rp2,04 juta.
Rinciannya jika dalam sehari rata-rata Alamanda mampu memandu lagu dengan total waktu lima jam maka uang yang ia dapatkan sekitar Rp375 ribu. Besaran itu sudah dipotong 25% oleh “Mama”nya.
Pun dalam satu bulan Alamanda tidak full bekerja setiap hari. Ia hanya mengambil hari-hari tertentu utamanya saat weekend agar bisa mendapat lebih banyak pelanggan. Di luar pekerjaannya menjadi LC ia memanfaatkan waktu untuk mencari kesibukan lain termasuk melakukan live stream. Dari situ ia mendapatkan uang lain selain menjadi pemandu lagu.
“Sebenarnya bisa setiap hari masuk, tapi kadang ada hari-hari tertentu yang memang di karaoke itu tidak seramai saat weekend,” kata Alamanda .
Pandangan negatif masyarakat di dunia LC
Berbicara tentang dunia pemandu lagu, tidak hanya aspek finansial yang perlu menjadi perhatian. Tetapi ada cerita lain yang tak kalah penting, yakni tentang pandangan orang-orang terhadap perempuan yang memilih jalur ini sehingga mendapat stigmatisasi negatif di tengah masyarakat.
Alamanda pun tidak luput merasakan hal itu. Pekerjaannya yang sering kali dianggap sebelah mata oleh masyarakat kadang membuatnya merasa terkucilkan. Dia selalu menguatkan hatinya dengan pandangan, selama tidak mengganggu orang lain maka Alamanda memiliki hak untuk melakukan apa yang terbaik untuk dirinya.
Dia merasa memiliki hak tentang kebahagiaan dalam pekerjaannya, tentu aspek itu menjadi hal yang sangat penting untuk sebuah pilihan. Meskipun dia mengakui jika stigma yang muncul dari profesinya menjadi LC berimplikasi juga pada pandangan masyarakat yang tentunya itu menjadi hak mereka.
“Saya tahu bahwa beberapa orang mungkin melihat pekerjaan saya dengan sebelah mata, tetapi bagi saya, ini adalah cara saya untuk mengejar apa yang saya ingin,” ucap Alamanda
“Setiap kali saya melihat senyuman di wajah pelanggan saya yang bahagia saat mereka bernyanyi, itu menjadi penghargaan terbesar bagi saya,” sahutnya kembali.
Alamanda menambahkan meski terkadang ada juga tamunya yang sampai mabuk parah mengajaknya untuk menemani ke hotel. Dia berusaha dengan halus menolaknya, sebab kesenangannya sebagai LC hanya sebatas memandu lagu dan tidak lebih dari itu. Baginya, pekerjaan sebagai pemandu lagu tetap harus dijalani dengan bijak, terutama jika ada potensi dampak negatif mengarah ke hubungan personal.
Reporter: Fareh Hariyanto
Editor: Agung Purwandono
BACA JUGA Tragedi Open BO Kos Tengah Sawah di Godean: Indonesia Darurat Prostitusi Online
Cek berita dan artikel lainnya di Google News