Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan

Di Balik Pesona Rinjani, Gunung Terindah di Indonesia yang Ternodai

Kalau mendaki meninggalkan sampah, mending nggak usah saja!

Hammam Izzuddin oleh Hammam Izzuddin
6 Agustus 2023
A A
Pesona Rinjani, Gunung Terindah di Indonesia yang Ternodai (Ega Fansuri/Mojok.co)

Ilustrasi pendakian Gunung Rinjani (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Puncak yang terlihat dekat tapi jalan begitu berat

Sudah banyak pendaki yang turun saat kami hendak menuntaskan trek terakhir ini. Termasuk salah satu porter yang membuat kami sedikit gamang. 

“Sudah kesiangan Bang,” katanya.

Ia berujar, dengan kondisi fisik kami sekarang, paling cepat bisa sampai puncak melewati Letter E dengan durasi tempuh dua jam. Itu sudah paling cepat.

“Kalau bule-bule satu jam bisa. Harusnya kalian berangkat dari Pelawangan dari jam 1 pagi,” cetusnya.

Puncak terlihat dekat, tapi jalan begitu berat. Rasanya tanggung sekali jika tidak menuntaskan perjalanan ini. Namun, jika nekat naik, angin sudah semakin kencang. Jalan kembali ke perkemahan pun masih panjang. Padahal kami merencanakan melanjutkan perjalanan ke Segara Anak sebelum sore.

Saya yakinkan diri untuk terus menanjak meski terik matahari mulai membakar wajah. Selangkah demi selangkah saya menapaki tanjakan berat ini. Satu dua kali tergelincir namun langsung menegakkan kaki lagi.

Perjalanan sudah sejauh ini dan sayang jika tidak sampai di titik terakhir. Saya terus coba meyakinkan diri sendiri. Sampai akhirnya, setelah memompa semangat, dua jam langkah gontai membawa saya ke puncak Rinjani 3726 MDPL.

Pemandangan Segara Anak dari puncak Gunung Rinjani. (Hammam Izzudin/Mojok.co

Di puncak, rasa lelah rontok seketika. Saya duduk, menyalakan rokok, sambil melihat pendaki-pendaki lain melakukan selebrasi. Berfoto dengan beragam pose menggunakan plang penanda puncak yang berserakan.

Saya bangun dari rebah, coba berfoto sejenak. Selanjutnya saya langsung bersiap untuk perjalanan yang masih panjang. Jalan menurun yang tak kalah menyiksa.

Mencari kesempurnaan Rinjani

Kaki saya gerakkan menuruni jalan pulang menuju perkemahan di Pelawangan. Durasi turun tentu lebih cepat. Hanya memakan waktu dua setengah jam. Pukul 02.00 WITA saya sudah kembali di tenda untuk merebahkan diri.

Rasanya baru beristirahat sejenak, namun teman saya sudah mengingatkan untuk segera bersiap mengemasi tenda. Kami akan menuju Segara Anak. 

Awalnya kami santai karena jalannya didominasi turunan dari Pelawangan. Namun, estimasi durasi tempuhnya tiga sampai empat jam. Jelas ini bukan jalan menurun biasa. 

Segara Anak adalah titik peristirahatan terbaik dalam pendakian Rinjani. Ada stok air tak terbatas hingga pemandian air panas yang jadi dambaan pendaki.

Sayang, rute Sembalun tidak melewati tempat tersebut. Sehingga kami akan pulang lewat jalur Torean demi bisa merasakan suasana di sana.

Iklan

Baru jam lima kami berangkat. Tergesa menuruni tebing batu yang curam sebelum hari semakin petang. Beruntung kami bertemu satu rombongan lain yang juga nekat berangkat terlalu sore. Jika tidak, pasti kami kebingungan, selain gelap jalannya memang bercabang.

Empat jam perjalanan kami baru tiba di Segara Anak yang sudah gelap. Tenda kami dirikan dan kompor kami nyalakan. Makan, lalu terlelap.

Hari sudah cerah saat kami terbangun. Pintu tenda kami buka dan pemandangan indah Segara Anak langsung tersaji membuat hati bungah.

Saya berjalan untuk mengisi botol kosong di mata air. Suasana di sana lain dengan di perjalanan menuju puncak. Para pendaki tampak bahagia. Ada yang mencuci pakaian, memancing, memasak, hingga mencari sinyal internet di perbukitan.

Saat saya melintas tampak seorang pemancing berhasil mendapatkan ikan mas atau ikan karper sebesar kepalangan tangan orang dewasa. Ikan di sini memang cukup melimpah. Di tepian danau, ribuan bibit ikan bergerombol.

Setelah menikmati suasana, mengisi air, dan memasak, saya dan rekan memutuskan untuk berendam di pemandian air panas. Benar-benar merontokkan pegal. Hal-hal yang ada di Segara Anak  buat para pendaki adalah penyempurna keindahan Rinjani.

Gunung terindah yang ternodai

Bekal-bekal dari Segara Anak membuat kami semakin mantap untuk menuntaskan perjalanan pulang melintasi jalur Torean. Meski jalur turun, treknya cukup “mematikan”. Tebingnya terjal sehingga dipasangi instalasi pengaman seperti tali dan tangga.

Perjalanan menuruni jalur Torean memakan waktu normal delapan jam. Meski tergolong panjang, jalur ini jadi pilihan karena panoramanya yang indah. Jalan dikelilingi bukit batu sehingga banyak orang menyebutnya seperti alam di Jurrasic Park.

Sampah berserakan di sekitar Segara Anak.
Sampah berserakan di sekitar Segara Anak. (Hammam Izzuddin/Mojok.co)

Setelah menginap dua malam di tepi danau, Minggu (30/7/2023) sekitar pukul setengah delapan kami beranjak pulang. Ada perasaan berat meninggalkan Segara Anak. Pertama tentu karena kawasan ini begitu mempesona.

Namun, kami juga merasa sayang, keindahan itu tercemar sampah. Di sepanjang pendakian Rinjani, sampah memang pemandangan lazim terlihat di sudut-sudut jalan. Termasuk di sekitar danau.

Saat menuju Segara Anak, seorang pendaki asal Jakarta, Joffi Febriando mengaku melihat semakin banyak sampah di sepanjang trek pendakian. Ini merupakan kedua kalinya ia mendaki Rinjani.

Ia terlihat heran, di lereng tebing bukit curam, plastik bekas makan berserakan. “Dulu nggak sebanyak ini,” katanya.

“Ya beginilah gunung. Semakin banyak pendaki pasti konsekuensinya begini. Nggak mungkin jadi semakin bersih,” ujarnya datar.

Di sela perjalanan sekitar sembilan jam menuruni jalur Torean, teman mendaki saya juga terheran dengan sampah. Meski kami sudah melakukan antisipasi sebaik mungkin, termasuk menyediakan wadah puntung rokok untuk setiap batang yang kami hisap, ia yakin tetap ada sampah kami yang tercecer.

Setibanya di dusun Torean kami berbincang dengan Jufri Jafar. Pendaki asal Pinrang, Sulawesi Selatan juga mengeluhkan hal serupa. 

“Di konten-konten Instagram, mana ada terlihat sampah. Yang ada hanya bagus-bagusnya,” keluh lelaki yang pertama kali mendaki Rinjani ini.

Gunung terindah yang sebaiknya mungkin tidak perlu didaki

Sebelum mendaki Rinjani, ia melakukan pendataan logistik yang terbungkus plastik. Namun, saat turun tidak ada pengecekan ulang oleh pihak basecamp.

Gunung Rinjani punya lanskap alam yang begitu lengkap. Bukit sabana, tebing indah, puncak tinggi, danau menawan, hingga pemandian air panas yang memanjakan. Menarik minat pendaki lokal dan mancanegara.

Mengingat itu, gunung ini sayang jika didaki dengan terburu-buru. Sebaiknya jangan mendaki rinjani jika waktu terbatas karena tidak bisa menyaksikan segala keindahannya. 

“Naik nggak sekalian empat hari tiga malam sayang,” kata Gifari sebelum kami mendaki.

Selain itu, jangan mendaki jika kondisi fisik sedang tidak prima. Rekan pendakian saya mengaku menyesal tidak rutin berolahraga sebelum mendaki, sehingga terlalu lelah dan kurang menikmati.

Ia juga berujar, ada satu hal lagi yang membuat gunung ini sebenarnya tidak perlu didaki. “Kalau tidak komitmen dengan sampah yang dibawa.”

Reporter: Hammam Izzuddin
Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA Perjalanan Seorang Lelaki yang Mengalami Banyak Kehilangan, Kemudian Menemukan Kampung Mati Penuh Misteri

Cek berita dan artikel lainnya di Google News

Halaman 2 dari 2
Prev12

Terakhir diperbarui pada 18 Agustus 2023 oleh

Tags: gununggunung rinjanigunung terindahsampah
Hammam Izzuddin

Hammam Izzuddin

Reporter Mojok.co.

Artikel Terkait

Kiamat Sampah dan Hal-Hal Lain yang Mempercepat Bali Tak Layak Lagi Dikunjungi.MOJOK.CO
Ragam

Kiamat Sampah dan Hal-Hal Lain yang Mempercepat Bali Tak Layak Lagi Dikunjungi

26 Desember 2024
Sampah Jogja, Darurat Sampah Jogja.MOJOK.CO
Aktual

Warga Jogja Paling Berisik di Medsos Soal Sampah, Tapi Pemerintahnya Tutup Mata dan Telinga

8 Juni 2024
Gunung Rinjani Lombok Menuju Menjadi Gunung Sampah MOJOK.CO
Ragam

Gunung Rinjani Lombok Tak Seindah yang Dibayangkan, Capek-Capek Mendaki Berujung Kekecewaan

7 Juni 2024
TPS3R Karangmiri Milik Pemkot Jogja Meresahkan: 100 Persen Ditolak Warga Jagalan Bantul Karena Pembangunannya Asal Terobos.MOJOK.CO
Aktual

TPS3R Karangmiri Milik Pemkot Jogja Meresahkan: 100 Persen Ditolak Warga Jagalan Bantul Karena Pembangunannya Asal Terobos

5 Juni 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Bakpia Mojok.co

Sentra Bakpia di Ngampilan Siap Jadi Malioboro Kedua

1 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Tragedi Sumatra Timbulkan Trauma: “Saya Belum Pernah Lihat Gayo Lues Seporak-poranda ini bahkan Saat Tsunami Aceh”

2 Desember 2025
Judi Online, judol.MOJOK.CO

Pengalaman Saya 5 Tahun Kecanduan Judol: Delusi, bahkan Setelah Salat pun Doa Minta Jackpot

2 Desember 2025
8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Relawan di Sumatera Utara. MOJOK.CO

Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor

3 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.