Menantang Diri dari Jogja ke Klaten Memakai Yamaha Mio Butut Berusia 14 Tahun, Penuh Rintangan tapi Tetap Jadi Motor Kesayangan

Yamaha Mio 2011 bisa dipakai perjalanan dari Jogja-Klaten. MOJOK.CO

Menantang Diri dari Jogja ke Klaten Memakai Yamaha Mio Butut Berusia 14 Tahun, Penuh Rintangan tapi Tetap Jadi Motor Kesayangan (Ega fansuri/Mojok.co)

Yamaha Mio saya diproduksi tahun 2011. Dan motor matic mungil berwarna ungu itu sudah saya pakai selama 8 tahun, turunan dari motor kakak saya dulu. Meski sudah masuk kategori butut, mesinnya masih tahan hingga sekarang. Buktinya, bisa saya pakai dari Jogja ke Klaten.

***

Seumur hidup saya menggunakan Yamaha Mio 2011, hanya ada 3 kejadian yang bikin saya kesal. Pertama, saat ia mogok malam-malam di sekitar area kampus. Kedua, saat ia mogok di tengah jalan saat saya dan seorang teman ingin pergi ke pantai sekitaran Bantul.

Ketiga–ini yang terbaru, saat saya akan pergi “jalan-jalan” dari Jogja ke Klaten. Sebetulnya, saya sudah agak khawatir karena pengalaman kedua saya menuju pantai menjadi pembelajaran berharga. Sebab dari sana saya jadi tahu, Yamaha Mio 2011 saya tak mampu digas lama-lama. Terlebih dalam kurun waktu dua jam. Cerita selengkapnya bisa dibaca di sini.

Maka, ketika saya hendak pergi dari Jogja ke Klaten saya sudah mengecek seluruh mesin Yamaha Mio 2011 saya. Satu bulan lalu lebih tepatnya, saya sudah menyervis motor saya itu dan habis sekitar Rp300 ribu untuk ganti oli, cakram rem, membetulkan lampu belakang, mengganti baut-baut, tambah karet vacum karbu, dan segala macamnya.

Tapi tak pernah terpikirkan oleh saya, motor Yamaha Mio 2011 itu tiba-tiba mati lagi di tengah Jalan Jambon, Sindumartani, Ngemplak. Tak jauh dari perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Klaten. Beruntung, sekitar 400 meter dari sana terdapat bengkel yang bisa saya tuju.

Tempuh perjalanan Jogja-Klaten tak cukup satu jam

Akhirnya, saya batal ke Klaten di hari itu karena motor saya harus menginap beberapa hari. Dari catatan sang tukang bengkel, motor saya harus menambah karet filter hingga membersihkan karbu.

“Total Rp103 ribu ya Kak,” ujar bapak tukang bengkel lewat pesan teks di WhatsApp, Senin (13/10/2025).

Beberapa hari kemudian, saya akhirnya jadi berangkat dari Jogja ke Klaten, setelah drama yang dialami motor Yamaha Mio 2011 milik saya itu. Kali ini, perjalanan saya pun cukup lancar. Tapi jujur saja itu adalah pengalaman pertama saya sepeda motor sendirian ke luar kota alias dari Jogja (tempat ke kos saya) ke Klaten yang jaraknya 45,5 kilometer.

Jika merujuk pada Google Maps, saya harus menempuh waktu selama 1 jam 11 menit, tapi percayalah 1 jam dari Jogja ke Klaten itu tak sama suasananya dengan Surabaya ke Sidoarjo. Berasa lebih lama.

Baca Halaman Selanjutnya

Istirahatkan motor pada setengah perjalanan

Istirahatkan Yamaha Mio 2011 pada setengah perjalanan

Dan dari pengalaman kedua saya mogok di pantai kemarin, saya belajar untuk mengistirahatkan motor Yamaha Mio 2011 saya di tengah perjalanan. Jadi setiap 45 menit sekali, saya selalu berhenti untuk pergi ke kafe atau ke warung makan terdekat.

Biasanya saya akan mengistirahatkan motor saya selama 20 sampai 30 menit. Kadang-kadang, kalau saya tidak sedang terburu-buru atau sedang asyik mengejar deadline tulisan, saya membutuhkan waktu sekitar satu jam.

Sebelum pergi ke Klaten, saya juga sudah mencari tahu kafe-kafe atau tempat yang bisa saya kunjungi. Mulai dari letak geografisnya, suasananya ramai atau sepi, jam buka dan jam tutup, hingga fasilitasnya.

Salah satu tempat persinggahan untuk Yamaha Mio 2011 saya di Klaten adalah Kantor Telkomsel di Jalan Pemuda. Di sana, terdapat ruang terbuka WiFi Corner untuk umum. Selain itu, ada kafe Semedulur Coffee yang bernuansa teduh. 

Boros bensin tapi bisa teratasi 

Tips kedua dari saya adalah selalu cek indikator bensin motor. Mengingat Yamaha Mio 2011 termasuk motor yang boros bensin dengan kapasitas tangki sebesar 4,1 liter. Dalam perjalanan pulang-pergi dari Jogja ke Klaten, saya menghabiskan uang sekitar Rp60 ribu untuk membeli bensin. Total ada tiga kali pemberhentian dengan kecepatan rata-rata 60 km/jam.

Perlu diingat juga, Yamaha Mio 2011 yang menjadi langganan SPBU ini tak selalu bisa mengisi di sana. Kebetulan, saat itu bensin saya habis di daerah desa Klaten. Di sana, saya jarang menjumpai pom bensin kecuali pedagang ecer. 

Namun, entah kenapa saya lebih suka mengisi bensin di pom meski bangunannya kecil sekalipun. Ternyata, dari pengalaman itu saya tahu kalau pom bensin kecil biasanya menjual BBM jenis Pertamax. Sementara, saya memang kaum Pertalite–yang murah-murah.

Dari dua tips di atas, perjalanan saya dari Jogja-Klaten jadi lebih mudah. Saya pun bisa selamat sampai tujuan tanpa ada drama mogok.

Penulis: Aisyah Amira Wakang

Editor: Muchamad Aly Reza

BACA JUGA: Terlalu Girang Saat Pertama Kali Mengendarai Motor Yamaha Mio, Malah Berujung Apes di Tengah Jalan Besar Kota Surabaya atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan

Exit mobile version