Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Catatan

Reuni Keluarga Jadi Ajang Saudara Pamer Pencapaian, Pura-pura Tolol sambil Menyimaknya Ternyata Menyenangkan

Muchamad Aly Reza oleh Muchamad Aly Reza
4 April 2025
A A
Menjadi tolol saat ada saudara pamer pencapaian di reuni keluarga ternyata menyenangkan MOJOK.CO

Ilustrasi - Menjadi tolol saat ada saudara pamer pencapaian di reuni keluarga ternyata menyenangkan. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Menjadi tolol saat reuni keluarga ternyata menyenangkan (1)

Dalam tradisi keluarga saya, tidak ada istilah reuni keluarga setiap momen lebaran. Kendatipun saya juga memiliki keluarga besar.

Keluarga nenenk saya—keluarga bude, pakde, dan ibu saya—lebih suka berkumpul dalam lingkaran kecil. Itu membuat suasana menjadi lebih intim.

Dengan keluarga besar, di setiap momen lebaran, yang terjadi hanya sebatas halalbihalal biasa. Biasanya saudara-saudara akan berkunjung ke rumah simbah. Karena dalam keluarga kami, simbahlah yang paling dituakan.

Dulu semasa masih kuliah, saudara-saudara jauh yang datang ke rumah simbah dan kebetulan berpapasan dengan kami, akan dominan bercerita. Bahwa anaknya kuliah di kampus besar di sebuah kota besar dan sejenisnya.

Lalu anak-anak mereka akan menghampiri saya. Bercerita soal kehidupan di kampusnya. Bercerita banyak hal dengan istilah-istilah rumit khas kampus.

Saya bisa saja mengimbangi. Tapi rasa-rasanya hanya buang-buang energi. Maka saya memilih menyimak dan menimpali. Lebih ke berlagak tolol saja. Itu membuatnya makin bergairah bercerita.

Menjadi tolol ternyata menyenangkan (2)

Lebaran 2025 ini pun demikian. Selama ini, tidak banyak keluarga saya yang tahu kalau saya sudah lulus kuliah sejak 2021 silam. Tidak ada yang tahu itu kecuali keluarga yang saya anggap inti (keluarga nenek). Toh saya memang tidak memasang foto wisuda di ruang tamu—sebagaimana umumnya sarjana.

Walhasil, saya sering mendengar selentingan-selentingan, kalau saya hanya jadi beban bagi orangtua. Kuliah terus nggak kerja-kerja. Menghabiskan uang orangtua.

Saya dan ibu selalu tertawa setiap ada saja yang nyeletuk demikian. Padahal, sudah sejak 2021 itu pula saya bekerja secara profesional. Tidak lagi freelance seperti di masa-masa akhir perkuliahan.

Namun, pada akhirnya bocor juga kalau saya sudah bekerja. Sebagai “juru ketik”.

Pada malam lebaran lalu, keluarga jauh datang lebih cepat untuk halalbihalal dengan simbah. Karena rumah saya dengan simbah berhadap-hadapan, jelas saja terjadi pertemuan singkat.

Untuk kesekian kali, para saudara jauh itu fokus menceritakan dirinya sendiri. Salah satunya, yang ternyata juga menekuni bidang tulis seperti saya, menghampiri. Sembari memamerkan apa yang dia capai.

Saya, lagi-lagi, memilih menjadi tolol. Newbie. Dan berlagak sebagai “anak baru” di dunia itu. Hanya sekali saya mencoba mendeskripsikan apa yang saya kerjakan. Tapi dia tak mau kalah. Belum tuntas saya mendeskripsikan, dia langsung nyamber menceritakan dirinya kembali.

Rasanya lucu sekali. Ada orang yang menganggap kita sebagai saingan yang harus dikalahkan. Padahal saling sharing (interaktif-dua arah berbagi pengalaman) jauh lebih produktif.

Iklan

Karena dia lebih banyak bercerita dan saya lebih banyak mendengar, dia berpamitan dengan raut wajah menang. Saya jadi ingat kata Gus Mus (Mustofa Bisri), orang memang sering lupa: pelajaran paling sulit bukanlah ngomong, tapi mendengar. Orang bisa sangat tahan ngomong berjam-jam. Tapi memiliki ketahanan mendengarkan orang lain? Belum tentu.

Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Ahmad Effendi

BACA JUGA: Merindukan Lebaran “Berdarah” di Negeri Mamala, Pengalaman yang Tidak Bisa Dirasakan di Jakarta atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan

 

Halaman 2 dari 2
Prev12

Terakhir diperbarui pada 8 April 2025 oleh

Tags: halalbihalalLebaranpamer pencapaianreuni keluarga
Muchamad Aly Reza

Muchamad Aly Reza

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

reuni keluarga ditanya kapan nikah saat libur lebaran. MOJOK.CO
Ragam

Mending Diam Saat Ditanya Kapan Nikah daripada Kasih Jawaban Kurang Serius, Malah Dapat Nasihat Menyebalkan

6 April 2025
THR ludes, libur lebaran selesai, sementara gajian masih lama. Kembali ke perantauan dengan penuh keprihatinan MOJOK.CO
Ragam

THR Ludes sementara Gajian Masih Lama, Kembali ke Perantauan dengan Nelangsa dan Hidup dalam Keprihatinan

6 April 2025
Lebaran 2025 Lebaran Paling Aneh 10 Tahun Terakhir MOJOK.CO
Esai

Mudik Lebaran 2025 Terasa Aneh dan Berbeda: Penumpang Bus Sepi Hingga Pedagang Asongan Menghilang

4 April 2025
Perjalanan menyiksa rute Tuban-Jombang naik bus Bagong hingga Widji MOJOK.CO
Catatan

Perjalanan Menyiksa Rute Tuban-Jombang, Berdesakan dan Berpanasan Melibas Sisi Lain Jalanan Jawa Timur

3 April 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
waspada cuaca ekstrem cara menghadapi cuaca ekstrem bencana iklim indonesia banjir longsor BMKG mojok.co

Alam Rusak Ulah Pemerintah, Masyarakat yang Diberi Beban Melindunginya

1 Desember 2025
Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
Gowes Ke-Bike-An Maybank Indonesia Mojok.co

Maybank Indonesia Perkuat Komitmen Keberlanjutan Lewat Program Gowes Ke-BIKE-an

29 November 2025
Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.