Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Catatan

Mendahului Purwo Widodo, Bus Tuyul Andalan Penglaju Jogja-Kulonprogo Lebih Dulu Almarhum Meski Tak Punya Saingan

Ahmad Effendi oleh Ahmad Effendi
11 Maret 2024
A A
Mendahului Purwo Widodo, Bus Tuyul Andalan Penglaju Jogja-Kulonprogo Lebih Dulu Almarhum Meski Tak Punya Saingan.mojok.co

Ilustrasi Mendahului Purwo Widodo, Bus Tuyul Andalan Penglaju Jogja-Kulonprogo Lebih Dulu Almarhum Meski Tak Punya Saingan (Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Bus Purwo Widodo sudah berada di ambang kematiannya. 40 tahun jadi pemain tunggal di rute Wonogiri-Jogja, bus bergambar tulip tersebut mulai ditinggal para penumpangnya. Sementara di Jogja, ada bus tuyul rute khusus Jogja-Kulonprogo, yang sudah lebih dulu menjadi almarhum. Padahal, seperti Purwo Widodo, bus yang sudah 30 tahun lebih mengaspal ini juga tak memiliki pesaing di rutenya. 

Pada 1980an, bus tuyul mulai beroperasi. Tak butuh lama buat menjadikannya andalan bagi para penglaju Jogja ke Kulonprogo maupun sebaliknya. Sayangnya, memasuki awal 2000an jumlah armadanya mulai berkurang.

Lambat laun, pemandangan bus tuyul mengitari jalanan Jogja pun mulai jarang kita temui. Kini, keberadaannya benar-benar lenyap dan hanya menyisakan namanya saja.

Si Cebol andalan penglaju Jogja-Kulonprogo

Buat yang belum tahu, bus tuyul merupakan salah satu armada andalan dari PO Bledug Gandum. Ia merupakan perusahaan otobus asal Kulonprogo yang pernah berjaya pada 1990an. 

Nama “tuyul” sendiri tersemat karena bodinya yang kecil, ramping, selaiknya setan gundul tersebut. Meskipun berukuran mini, bus tuyul terkenal kokoh. Ia mampu mengarungi jalanan Kulonprogo yang topografisnya dominan perbukitan menanjak. 

Mendahului Purwo Widodo, Bus Tuyul Andalan Penglaju Jogja-Kulonprogo Lebih Dulu Almarhum Meski Tak Punya Saingan.mojok.co
Ilustrasi bus kecil. (Hammam/Mojok.co)

Salah satu kenangan mengenai keperkasaan bus mini ini adalah Andri Subekti (28). Warga Jogja yang kini bekerja sebagai guru di Bantul ini mengaku bahwa bus tuyul jadi andalannya dulu saat ia masih kuliah pada 2014-2017.

Saat itu, Andri sendiri tinggal di Sentolo, Kulonprogo. Sementara kampusnya terletak di wilayah Godean, Jogja. Jarak rumah Andri dengan kampus termasuk yang “nanggung”, tak terlalu jauh tapi tak bisa juga kita sebut dekat.

“Makanya orang tua nggak bolehin ngekos. Nyuruh laju saja,” ujarnya dalam wawancara dengan Mojok, Senin (4/9/2023) lalu. “Bus tuyul dulu jadi andalan tiap laju Jogja-KP,” sambungnya mengenang.

Pada tahun-tahun pertama kuliah, Andri memang belum punya sepeda motor sendiri. Jadi, mau tak mau, ia harus mengandalkan bus tuyul untuk berangkat dan pulang kuliah.

Tiap harinya, satu jam perjalanan ia habiskan di dalam bus ini. Kata Andri, sepanjang perjalanan ia amat menikmati lanskap sawah dan perbukitan asri yang bus tuyul lalui. “Apalagi kalau habis hujan. Pemandangannya makin bagus ada kabut-kabut gitu. Kalau motoran kan malah gak bisa menikmati karena kehujanan,” ujarnya.

Bus tuyul membuat Andri akrab dengan ibu-ibu pedagang di pasar

Selama tiga tahun jadi penikmat servis bus tuyul, ada banyak kisah berkesan yang Andri alami. Karena rata-rata penumpangnya adalah para pedagang di pasar, Andri pun menjadi akrab dengan mereka.

Andri bilang, dia sampai hafal dengan seorang ibu-ibu yang kerap naik bareng dari daerah Sentolo dan turun di Pasar Godean. Saat pulang pun, mereka kerap berjumpa lagi.

“Saking sering ngobrolnya sampai tahu keluarga beliau. Yang ternyata anaknya sudah sukses-sukses, ada yang masih kuliah. Tapi beliau ini masih senang berjualan di pasar karena ngerasa butuh kesibukan,” kenang Andri.

Selain itu, penumpang lain yang rata-rata juga pedagang di pasar, kerap membayarinya ongkos bus tuyul. “Mungkin karena sudah akrab kali ya, tiap mau bayar pasti mereka yang bayarin. Tahun segitu tarifnya masih Rp5 ribu,” kisahnya.

Iklan

Sayangnya, sejak 2017 ia tak pernah lagi menaiki bus tuyul. Andri lebih banyak mengandalkan kendaraan pribadi untuk mondar-mandir. Terlebih, sejak lulus pada 2018 lalu ia memilih menetap dan bekerja menjadi guru di Jogja. Selama itu juga, Andri sudah jarang melihat bus tuyul wira-wiri di jalanan.

“Denger-denger sih memang sudah bangkrut. Enggak beroperasi lagi.”

Baca halaman selanjutnya…

Bus tuyul yang berjaya pada 1990an harus gulung tikar meski tak ada saingan. Apa penyebabnya?

Halaman 1 dari 2
12Next

Terakhir diperbarui pada 12 Maret 2024 oleh

Tags: bus kulonprogoBus TuyulJogjaKulon Progopilihan redaksipo bustransportasi publik jogja
Ahmad Effendi

Ahmad Effendi

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO
Ragam

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO
Ragam

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO
Liputan

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO
Ekonomi

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

musik rock, jogjarockarta.MOJOK.CO

JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan

5 Desember 2025
Bakpia Mojok.co

Sentra Bakpia di Ngampilan Siap Jadi Malioboro Kedua

1 Desember 2025
Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa. MOJOK.CO

Sulitnya Masuk Jurusan Bahasa Mandarin Unesa, Terbayar usai Lulus dan Kerja di Perusahaan Tiongkok

3 Desember 2025
pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
'Aku Suka Thrifting': Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism.MOJOK.CO

‘Aku Suka Thrifting’: Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism

1 Desember 2025
S3 di Bandung, Istri PNS Makassar- Derita Jungkir Balik Rumah Tangga MOJOK.CO

Jungkir Balik Kehidupan: Bapak S3 di Bandung, Istri PNS di Makassar, Sambil Merawat Bayi 18 Bulan Memaksa Kami Hidup dalam Mode Bertahan, Bukan Berkembang

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.