Ia lalu mengambil hp dari sakunya, menunjukkan foto anak putri pertamanya itu yang sekarang sudah kerja sebagai pegawai di kelurahan. “Anaknya sudah satu. Cucu saya satu sekarang,” tuturnya bungah.
Anak keduanya, terpaut 13 tahun dengan si sulung. Pada 2022 lalu, ia juga berhasil lolos ke di Pendidikan Seni UNY. Sugianto mengaku bahagia, anaknya bisa mendapat KIP Kuliah sehingga ia tak perlu keluar biaya.
Katanya, anak keduanya ini sejak SMA memang nilainya cukup baik. Sugianto mengaku hanya memberikan pesan sederhana kepada setiap anaknya.
“Saya cuma bilang, ‘nduk kalian mau pada kuliah nggak? Kalau mau, pokoknya harus belajar yang rajin’,” tuturnya. Berbekal pesan itu, anaknya punya semangat untuk belajar yang kadang membuat Sugianto terharu.
Keberhasilan anak sumber kebahagiaan orang tua
Penghasilan dari pekerjaannya memang tidak menentu. Hari-hari ini, dalam sehari ia umumnya bisa mengantar dua sampai tiga penumpang. Jauh lebih sedikit dari tahun-tahun sebelum ojol mulai mengaspal di Jogja.
Namun, Sugianto seperti tidak mempersoalkan situasinya sekarang. Menurutnya, sumber kebahagiaannya berhasil menguliahkan anak. Hal yang berhasil ia lakukan dengan tuntas setelah anak keduanya masuk UNY.
Tiba-tiba Sugianto melempar pertanyaan, “Nyaman Mas jadi wartawan?”
Saya tertawa mendengarnya. Sebagaimana pekerjaan lainnya, wartawan punya sisi menyenangkan dan sisi melelahkan. Sugianto lalu mendoakan saya agar lancar dalam pekerjaan.
Sebelum kami berpisah, ia mengajak saya untuk berswafoto. Ia mengeluh wajahnya kusam sekali gara-gara kerja di jalanan.
“Beginilah Pak, saya juga, kita sama-sama kerja di jalan,” celetuk saya. Sugianto ikut tertawa dan foto kami pun tersimpan di galeri hapenya.
Penulis: Hammam Izzuddin
Editor: Agung Purwandono
BACA JUGA Kisah Kampung “Gali” di Dekat Tugu Jogja yang Dulu Ditakuti Sampai Maling Tak Berani Masuk
Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News