Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Catatan

Merayakan Pegal-pegal dengan Minum Jamu di Kios Legendaris Bu Tari, Bisa Sambil “Curhat”

Aisyah Amira Wakang oleh Aisyah Amira Wakang
19 Maret 2025
A A
Jamu legendaris milik Tari di Wirobrajan, Jogja. MOJOK.CO

Peracik jamu di Jogja yang punya kios laris manis. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Pelanggan dari usia muda hingga tua rela mengantre di kios jamu Bu Tari (71). Sikapnya yang ramah membuat pelanggan betah. Tak hanya itu, mereka juga mengakui khasiat jamu buatan Tari, bahkan rela mengantre sampai larut malam di kios jamu legendaris di Kota Jogja.

***

Waktu menunjukkan pukul 20.00 WIB saat saya tiba di kios jamu Bu Tari di Jalan RE Martadinata Nomor 17, Wirobrajan, Jogja. Beberapa pelanggan dari berbagai usia tampak mengantre. Mereka duduk di bangku plastik berwarna merah dan bangku kayu panjang di depan kios. 

Tari tampak melayani mereka satu persatu. Sambil memeras racikan jamu di tangannya, Tari menanyakan keluhan yang dirasakan pembeli.

“Belakangan ini saya sering batuk, badan pegal-pegal,” ujar seorang pelanggan laki-laki paruh baya.

“Kecapekan habis kerja nggih Pak?” jawab Tari.

“Biasalah, demi keluarga,” ucap laki-laki paruh baya itu lagi sembari terkekeh.

Tak perlu waktu panjang bagi Tari untuk meracik jamu yang ampuh meredakan keluhan pelanggan, sebab ia sudah punya pengalaman yang panjang. Saat kecil, Tari ikut membantu ibunya berjualan jamu keliling. Ibu Tari bernama Mbok Mangun.

Dulu, Mbok Mangun belajar dari kakaknya alias bude Tari. Bude Tari merupakan abdi dalem Kraton Jogja pada masa Hamengku Buwana IX. Saat menjadi abdi dalem, budenya mendapat tugas untuk membuat jamu di keluarga kraton.

Peracik jamu Tari. MOJOK.CO
Tari (69), peracik jamu yang memiliki kios di Jogja. (Aisyah Amira Wakang/Mojok.co).

Dari sanalah Tari menurunkan bakat ibunya. Beranjak dewasa, Tari kemudian membuat kiosnya sendiri. Kios itu sudah buka sejak tahun 1977. Pembelinya berasal dari berbagai usia bahkan luar daerah.

Dari tua hingga muda cicipi jamu

Dari pukul 20.00 WIB hingga 21.30 WIB, kios jamu Bu Tari tak pernah sepi. Para pelanggan terus datang bergantian. Ketika seorang pelanggannya beranjak pergi usai membayar, ada saja pelanggan lain yang datang. Pelanggannya tak hanya berasal dari Jogja, tapi juga dari luar daerah seperti Indah (64).

Ia mengaku sudah 15 menit menunggu pesanan jamu anaknya. Perempuan asal Jombang itu membawa menantu perempuan serta cucunya untuk membeli jamu di kios Tari, Jogja.

“Saya tahu dari suami saya yang asli sini. Dia juga langganan, jadi saya bawa juga menantu dan anak saya,” kata Indah kepada Mojok, Selasa (18/3/2025).

Indah bercerita jika cucunya mengalami gangguan pencernaan. Beberapa kali ia sudah membawa cucunya ke dokter tapi menurutnya obat yang diberikan kurang mempan. Ia percaya jika asupan sang ibu bagus maka air ASI yang diberikan juga bagus.

Iklan

“Jadi nanti ibunya bayi yang minum, biar air ASI-nya ngefek,” kata Indah.

Tak hanya Indah, Widya (67) yang juga membawa cucunya mengaku sudah antre lama, tapi ia tahan-tahan saja karena ingin merasakan khasiat jamu peras Tari. Widya datang bersama cucu perempuannya yang baru duduk di bangku SMA.

Pelanggan di kios jamu Tari. MOJOK.CO
Cucu Widya yang sedang meminum jamu di kios milik Tari di Jogja. (Aisyah Amira Wakang/Mojok.co)

“Cucu saya sedang haid, kalau saya cuman pegal-pegal,” kata Widya.

Sudah lima kali ini, Widya datang ke kios jamu Tari. Namun, bagi cucunya, kunjungan tersebut baru yang pertama kali. Ia mau-mau saja ikut neneknya karena ingin mencoba jamu. Menurut dia, jarang ada anak-anak seusianya yang minum jamu.

“Banyak yang nongkrong beli kopi, padahal jamu juga enak,” kata cucu perempuan Widya.

Khasiat jamu Bu Tari Jogja

Agar pelanggannya tak bosan, Tari selalu mengajak mereka mengobrol. Mendengar curhatan dari pelanggannya, Tari sering kali menimpalinya dengan senyum. Ia kemudian memberikan saran-saran sembari memeras racikan jamu di tangannya.

Tak pelak, jari-jari ditangannya terlihat kuning. Meski begitu, Tari tetap menjamin kebersihan dapur serta jamunya. Ia selalu mencuci tangannya usai meracik sebuah jamu, termasuk barang-barang yang baru dipakai.

Sebelum pelanggan semakin ramai, saya ikut memesan jamu buatan Tari. Sembari memeras bumbu, Tari bertanya dari mana asal saya. Mungkin ia kebingungan mendengar logat saya. Ia juga bertanya keluhan fisik yang saya hadapi.

Beberapa menit kemudian, Tari menyuguhkan Jamu Kunir Asem. Jamu itu terkesan kental daripada jamu yang pernah saya coba di kios lainnya. Sensasi pahit baru terasa di akhir tegukkan. Itulah mengapa Tari juga menyediakan penawar atau camilan.

Kios Jamu Tari di Jogja. MOJOK.CO
Kios jamu milik Tari yang sudah berdiri dari tahun 1977 di Jogja. (Aisyah Amira Wakang/Mojok.co)

Namun, saya sempat berbincang dengan menantu Tari, Natalia Dewi (36), yang ikut membantu mertuanya berjualan di kios yang terletak di Jalan RE Martadinata, Wirobrajan, Jogja.

Menurutnya, banyak pelanggan yang memesan Jamu Kunir Asem, Jamu Beras Kencur, Jamu Pegel Linu, Jamu Uyub-uyub, Jamu Anyepan, hingga Jamu Galian Singset, tergantung dari khasiat yang diinginkan.

“Kalau Jamu Uyub-uyub untuk memperlancar produksi ASI, Jamu Anyepan untuk penyubur kandungan, serta Jamu Galian Singset untuk melunturkan lemak,” kata Dewi.

Selain itu, Tari juga menjual Jamu Sehat Lelaki, Watukan, Sawan Kikir, Kolesterol, Cekok atau nafsu makan, Keputihan, hingga Sari Rapet. Harga setiap jenis jamu berbeda, mulai dari Rp10 ribu hingga Rp20 ribu.

“Kalau tambah telur madu cukup tambah Rp6 ribu,” ujar Dewi.

Penulis: Aisyah Amira Wakang

Editor: Muchamad Aly Reza

BACA JUGA: Jurusan Pengobat Tradisional di Unair, Kuliahnya Nggak Hanya Bikin Jamu atau Liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan.

Terakhir diperbarui pada 23 Maret 2025 oleh

Tags: jamu bu tarijamu legendarisjamu tradisionalJogjaobat herbal
Aisyah Amira Wakang

Aisyah Amira Wakang

Artikel Terkait

Keturunan Keraton Yogyakarta Iri, Pengin Jadi Jelata Jogja Saja! MOJOK.CO
Esai

Keresahan Pemuda Berdarah Biru Keturunan Keraton Yogyakarta yang Dituduh Bisa Terbang, Malah Pengin Jadi Rakyat Jelata Jogja pada Umumnya

18 Desember 2025
UMP Jogja bikin miris, mending kerja di Jakarta. MOJOK.CO
Ragam

Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal

17 Desember 2025
Berantas topeng monyet. MOJOK.CO
Liputan

Nasib Monyet Ekor Panjang yang Terancam Punah tapi Tak Ada Payung Hukum yang Melindunginya

15 Desember 2025
Peringatan Hari Monyet Ekor Panjang Sedunia di Jogja. MOJOK.CO
Bidikan

Pilu di Balik Atraksi Topeng Monyet Ekor Panjang, Hari-hari Diburu, Disiksa, hingga Terancam Punah

15 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Sirilus Siko (24). Jadi kurir JNE di Surabaya, dapat beasiswa kuliah kampus swasta, dan mengejar mimpi menjadi pemain sepak bola amputasi MOJOK.CO

Hanya Punya 1 Kaki, Jadi Kurir JNE untuk Hidup Mandiri hingga Bisa Kuliah dan Jadi Atlet Berprestasi

16 Desember 2025
elang jawa.MOJOK.CO

Mempertaruhkan Nasib Sang Garuda di Sisa Hutan Purba

18 Desember 2025
Wali Kota Semarang uji coba teknologi bola GPS untuk mitigasi banjir Semarang MOJOK.CO

Bola GPS Jadi Teknologi Mitigasi Sumbatan Air Penyebab Banjir di Simpang Lima Semarang

13 Desember 2025
Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur Mojok.co

Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur

17 Desember 2025
Gagal dan tertipu kerja di Jakarta Barat, malah hidup bahagia saat pulang ke desa meski ijazah S1 tak laku dan uang tak seberapa MOJOK.CO

Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia

19 Desember 2025
Saat banyak teman langsungkan pernikahan, saya pilih tidak menikah demi fokus rawat orang tua MOJOK.CO

Pilih Tidak Menikah demi Fokus Bahagiakan Orang Tua, Justru Merasa Hidup Lebih Lega dan Tak Punya Beban

15 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.