Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Catatan

Tiap Berhenti di Terminal Tidar Magelang Kenyang Dicaci Maki Pengamen Bus: Orang Sepuh Disumpahi Bisu, Orang Tidur Disumpahi “Picek” Gara-gara Recehan

Muchamad Aly Reza oleh Muchamad Aly Reza
26 Agustus 2025
A A
Selalu kena caci maki oleh pengamen bus di Terminal Tidar Magelang MOJOK.CO

Ilustrasi - Selalu kena caci maki oleh pengamen bus di Terminal Tidar Magelang. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Pengamen perempuan di Terminal Tidar Magelang sengak ke lansia

Saya nyaris tak pernah bisa mendengar lagu apa yang dinyanyikan oleh si pengamen perempuan tersebut. Karena memang suaranya harus saling berbentur dengan suara pedagang yang masuk ke dalam bus.

Hanya saja, sejak pertama kali melihatnya, saya sudah menangkap kesan tidak menyenangkan dari caranya “permisi” untuk ngamen. Nada dan raut wajahnya sengak sekali.

Dan itu terbukti ketika pengamen perempuan di Terminal Tidar Magelang itu mulai menarik recehan dari penumpang. Betul-betul sengak sekali. Saya dan beberapa penumpang lain sampai kaget.

Misalnya, suatu kali si pangeman perempuan itu menyorongkan tangan ke sepasang lansia. Berharap diberi recehan. Tapi dua pasang lansia itu bergeming.

Sebenarnya, di pantura, penumpang bergeming sudah ditangkap oleh pengamen sebagai tanda penolakan. Sehingga si pengamen akan beranjak ke penumpang lain.

Tapi tidak dengan pengamen di Terminal Tidar Magelang itu. Dia menunggu. Lalu saat dirasa terlalu lama bergeming, rentetan kalimat kasar langsung keluar dari mulutnya.

“Bisu opo piye, Mbah? Nek ora ngeke’i yo omong. Ojo mbisu (Bisu apa gimana, Mbah? Kalau nggak ngasih ya bilang. Jangan pura-pura bisu),” ujar si pengamen.

Sambil berlalu, kalimat-kalimat kasar masih terus berloncatan dari mulutnya. Sementara si sepasang lansia tadi saling tatap, tak menyangka akan mendapat respons seperti itu.

Orang tidur tetap kena caci maki juga

Pernah juga suatu kali, saya tak tahu persis bagaimana mulanya, tapi tiba-tiba si pengamen perempuan di Terminal Tidar Magelang itu mencaci maki dengan nada tinggi di hadapan penumpang yang tampak memejamkan mata.

“Ra sah etok-etok turu. Ora ngeke’i omong ae ra sah ndadak micek barang. Mengko malah picek temenan (Nggak usah pura-pura tidur. Nggak ngasih bilang aja nggak usah micek. Nanti malah picek (buta) sungguhan),” ujar si pengamen.

Dan tak berhenti di situ. Dia masih terus ngedumel sambil berjalan ke barisan kursi lain.

Barangkali karena takut kena caci maki, beberapa penumpang memilih untuk memberi recehan. Termasuk saya sendiri.

Menolak halus bukan berarti luput dari caci maki

Setiap naik bus, saya memang kerap sengaja menyediakan uang receh untuk pengamen. Hanya saja, pada kepulangan Sabtu (23/5/2025), saya tak membawanya.

Ketika tiba di Terminal Tidar Magelang dan mendapati pengamen perempuan—seperti biasanya—masuk bus, saya langsung “Makdeg!”. Modyar, kali itu pasti giliran saya yang bakal kena caci maki. Dan memang begitu yang terjadi.

Iklan

Dari depan, si perempuan pengamen itu sebenarnya sudah mendamprat penumpang lain. Lalu berjalan ke kursi belakang sembari ngedumel.

Saat tiba di kursi saya—yang kebetulan duduk sendirian—saya menundukkan kepala dengan tangan memberi gestur penolakan: tanda kalau saya tidak bisa memberi recehan. Saya mencoba menolaknya sehalus mungkin. Tapi toh ternyata kena caci maki juga.

“Iyo, iyo, Mas, ora ngeke’i yowes! (Iya, iya, Mas, nggak ngasih ya sudah!),” ujar si pangeman dengan nada kesal.

Saya lalu bersitatap dengan penumpang di baris kursi kiri. Dia tersenyum geli menatap adegan yang baru saja saya alami. Sementara saya tersenyum sumir.

Wah jan, di mata pangeman perempuan di Terminal Tidar Magelang, sikap seperti apapun sepertinya salah dan bakal kena caci-maki. Cuma satu yang benar di matanya: beri recehan!

Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Ahmad Effendi

BACA JUGA: Berhenti di Terminal Pati Langsung Disuguhi Kekacauan dan Nasib Nelangsa Orang Pantura yang Bikin Iba atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan

 

 

 

Halaman 2 dari 2
Prev12

Terakhir diperbarui pada 27 Agustus 2025 oleh

Tags: magelangPengamenpengamen buspilihan redaksiterminal magelangTerminal Tidar
Muchamad Aly Reza

Muchamad Aly Reza

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO
Ragam

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO
Ragam

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO
Ragam

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Judi Online, judol.MOJOK.CO
Ragam

Pengalaman Saya 5 Tahun Kecanduan Judol: Delusi, bahkan Setelah Salat pun Doa Minta Jackpot

2 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
'Aku Suka Thrifting': Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism.MOJOK.CO

‘Aku Suka Thrifting’: Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism

1 Desember 2025
Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
Para penyandang disabilitas jebolan SLB punya kesempatan kerja setara sebagai karyawan Alfamart berkat Alfability Menyapa MOJOK.CO

Disabilitas Jebolan SLB Bisa Kerja Setara di Alfamart, Merasa Diterima dan Dihargai Potensinya

2 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.