Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Catatan

Memahami Beban Anak Sulung yang Penuh Luka dan Sembuh berkat Kejujuran

Aisyah Amira Wakang oleh Aisyah Amira Wakang
17 Februari 2025
A A
Perayaan Mati Rasa. MOJOK.CO

ilustrasi - film perayaan mati rasa karya Umay Shahab. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Secara visual, Perayaan Mati Rasa memberikan kesan hangat kepada penonton. Di sisi lain, sang sutradara juga tak lupa menambahkan teknik wide shot dengan menampilkan keseluruhan subjek. 

Penggunaan teknik ini bisa dilihat saat Iqbaal berdiri sendirian di atas kapal, di antara kapal-kapal besar, menatap laut lepas di depannya. Ia menyadari bahwa kebohongan-kebohongan yang selama ini ia lakukan terhadap ibunya, Dini (Unique Priscilla) justru memperkeruh keadaan. 

Selain Iqbaal, akting Unique Priscilla berhasil menjadi penggerak emosi utama di babak ketiga, yakni zona neritik. Zona yang bisa menemukan Ian dengan sinar cahaya matahari. Perbatasan pasang surut terluar. Di sana, Ian seolah bisa bernapas lega di antara sesaknya kehidupan.

Siapkan tisu untuk menonton Perayaan Mati Rasa

Butuh waktu cukup lama hingga Ian tiba di zona litoral. Di mana, air laut tetap mengalami pasang surut. Menggenang ketika pasang naik, dan menyebabkan batas wilayahnya tidak pasti. 

Scene ini digambarkan dengan epik saat Dian berdiri sendirian di tepi pantai, lalu Ian dan Utha menghampirinya. Ketiganya berpelukan dan saling memaafkan. Ian mulai sadar ternyata hidup adalah keseimbangan.

Iqbal dalam film. MOJOK.CO
Ian menatap laut lepas. (Youtube/Sinemaku Pictures).

Hanya saja, sebelum sampai ke sana, film berdurasi 2 jam 5 menit ini butuh waktu terlalu lama hingga ke menu utama, yakni usaha Ian dan keluarganya menghadapi duka. Sebab, terlalu banyak jumping yang memaksa penonton untuk merasa sedih kembali bahkan terasa hambar. 

Dengan kata lain, terlalu banyak porsi adegan flashback, seperti saat Ian menonton vlog lama ayahnya atau saat ia teringat masa kecilnya. Di mana, ayahnya mengajak mereka berkeliling ke kapal yang akan ia nakhodai.

Selain itu, ada adegan yang menyentil agensi industri musik. Selain sedikit keluar dari tema, adegan itu malah menjadi boomerang. Sebab, alih-alih mengingatkan bahwa ada agensi yang menjual kesedihan dari sebuah cerita, bukankah film Perayaan Mati Rasa juga sama?

Sebelum film ini tayang pada Rabu (29/1/2025), Sinemaku Pictures bahkan sudah melakukan promosi besar-besaran dengan membuat social experiment di Youtube. Tayangan itu berisi cerita sedih dari orang-orang yang berusaha untuk pulih.

Terlepas dari itu, Perayaan Mati Rasa berhasil menjadi katarsis bagi orang-orang yang memendam luka dan merasa tenggelam dalam hidupnya. Film ini mengajarkan bahwa untuk sembuh dari luka itu, seseorang butuh kejujuran untuk menghadapinya.

Penulis: Aisyah Amira Wakang

Editor: Muchamad Aly Reza

BACA JUGA: Keluhan Terpendam dari Anak Pertama untuk Ibu yang Tak Pernah Mengajaknya Ngobrol atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan.

Halaman 2 dari 2
Prev12

Terakhir diperbarui pada 18 Februari 2025 oleh

Tags: anak pertamaanak sulungiqbaal ramadhanperayaan mati rasaumay shahab
Aisyah Amira Wakang

Aisyah Amira Wakang

Artikel Terkait

Bagian terberat orang tua baru saat hadapi anak pertama (new born) bukan bergadang, tapi perasaan tak tega MOJOK.CO
Catatan

Katanya Bagian Terberat bagi Bapak Baru saat Hadapi New Born adalah Jam Tidur Tak Teratur. Ternyata Sepele, Yang Berat Itu Rasa Tak Tega

18 Desember 2025
Slip Gaji di Bawah UMR Jogja Jadi Bahan Lomba Melamun: Beratnya Anak Pertama Bayar KUR BRI Orang Tua
Ragam

Slip Gaji di Bawah UMR Jogja Jadi Bahan Lomba Melamun: Beratnya Anak Pertama Bayar KUR BRI Orang Tua

24 Agustus 2025
Keluhan Terpendam dari Anak Pertama untuk Ibu yang Tak Pernah Mengajaknya Ngobrol MOJOK.CO
Kilas

Keluhan Terpendam dari Anak Pertama untuk Ibu yang Tak Pernah Mengajaknya Ngobrol

14 Desember 2023
perempuan anak pertama mojok.co
Uneg-uneg

Uneg-uneg dari Perempuan Anak Pertama

13 November 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025
bantul, korupsi politik, budaya korupsi.MOJOK.CO

Raibnya Miliaran Dana Kalurahan di Bantul, Ada Penyelewengan

16 Desember 2025
elang jawa.MOJOK.CO

Mempertaruhkan Nasib Sang Garuda di Sisa Hutan Purba

18 Desember 2025
Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur Mojok.co

Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur

17 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Elang Jawa terbang bebas di Gunung Gede Pangrango, tapi masih berada dalam ancaman MOJOK.CO

Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka

19 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.