Anies Baswedan berulangkali mengirim sindiran dan pertanyaan tajam ke Prabowo Subianto pada Debat Capres pertama. Ganjar, beberapa kali juga melakukan hal serupa.
Debat Capres pertama yang mengangkat tema Hukum, HAM, hingga Pemberantasan Korupsi. Para Capres mendapat beberapa kali kesempatan berbicara. Mulai dari penyampaian visi misi di awal, menjawab pertanyaan panelis, merespons jawaban Capres lain, hingga saling bertanya satu sama lain.
Sepanjang sesi, salah satu hal yang menarik perhatian adalah pernyataan Anies yang kerap menyinggung Prabowo Subianto atau pasangannya, Gibran Rakabuming Raka yang saat itu hanya mendampingi. Selain itu, ia juga melempar pertanyaan yang cukup tegas mengenai keputusan MKMK.
Serangan itu sudah terasa pada pernyataan pembuka Debat Capres. Anies menyinggung soal banyaknya anak muda yang mengalami intimidasi saat menyampaikan pendapatnya. Namun, ia juga menyebut satu milenial yang berhasil menjadi Cawapres di antara peristiwa itu.
“Bila kita saksikan hari ini ada satu orang milenial bisa menjadi wakil presiden, tapi ada ribuan gen z, ketika mereka mengkritik pemerintah justru sering menghadapi kekerasan, benturan, bahkan gas air mata. Apakah ini akan dibiarkan? Tidak, kita harus ada perubahan,” ungkap Anies pada Debat Capres KPU Pusat, Selasa (12/12/2023).
Anies juga menyanggah pendapat Prabowo soal pengentasan konflik di Papua. Menurutnya, konflik tersebut penyelesaiannya bukan dengan meniadakan kekerasan.
“Tujuan utamanya bukan meniadakan kekerasan tapi memunculkan rasa keadilan,” kata Anies.
Menyinggung Prabowo yang tidak tahan jadi oposisi saat Debat Capres
Selanjutnya, Anies sempat menyebut bahwa saat ini ada penurunan demokrasi di Indonesia. Namun, Prabowo menyanggahnya. Anies kemudian menyinggung pentingnya oposisi dengan menyinggung ungkapan yang pernah Prabowo sampaikan soal keinginannya untuk jadi penguasa.
“Sayangnya, tidak semua orang tahan menjadi oposisi. Pak Prabowo tidak tahan jadi opisisi, beliau sendiri menyampaikan, tidak dalam kekuasaan, membuat tidak bisa berbisnis, karena itu harus ada dalam kekuasaan. Kekuasaan lebih dari bisnis, kekuasaan lebih dari uang, kekuasaan adalah soal kehormatan menjalankan kedaulatan rakyat,” papar Anies secara tegas.
Capres nomor urut 1 ini juga melempar pertanyaan mengenai keputusan MKMK kepada Prabowo, “Bapak punya waktu sampai 13 November, sesudah bapak mendengar bahwa ternyata pencalonan persyaratan ada masalah secara etika, bagaimana perasaan bapak?”
Prabowo juga sempat mempertanyakan kemampuan Anies dalam mengurangi polusi di Jakarta. Ia menyinggung besarnya APBD DKI Jakarta yang mencapai 80T namun tidak bisa mengentaskan persoalan tersebut.
Namun, Anies berdalih bahwa polusi yang ada di Jakarta berasal tidak hanya berasal dari dalam kota. Melainkan juga dari PLTU di Banten.
“Angin tidak ada ktp-nya. Ketika polutan dari pltu mengalir ke jakarta, jakarta punya indikator, maka terdeteksi polusi udara,” jawabnya.
Selain itu, Capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo juga sempat mempersoalkan keputusan MKMK kepada Prabowo. Ganjar juga menanyakan akankah Prabowo punya komitmen untuk mengentaskan dan membantu keluarga korban HAM menemukan makan orang terkasihnya yang hilang.
Penulis: Hammam Izzuddin
Editor: Agung Purwandono