Sejumlah orang berpakaian biru tua menari di sekitar Lapangan Garuda, Candi Borobudur, Jogja pada Sabtu, (22/3/2025). Riasannya tampak seperti badut. Sesekali mereka berteriak dengan kalimat yang tak jelas. Lalu, menjahili tamu undangan untuk ikut menari.
Mereka adalah penari dari Kinnara Kinnari Dance Community (KKDC) yang bertugas membuka acara talkshow persiapan lebaran yang diselenggarakan oleh PT Taman Wisata Candi (TWC) atau InJourney Destinations.
Koreografer, Endra Wijaya menjelaskan tarian itu bernama Nirkala atau Sirnaning Sengkala. Sebuah tarian kreasi tradisional yang mengandung arti untuk ritual tolak bala, agar acara yang diselenggarakan berjalan lancar dan terhindari dari segala halang rintangan.
Tarian Nirkala terinspirasi dari filosofi patung Loro Blonyo yang melambangkan kesuburan bagi masyarakat petani Jawa. Mereka percaya bahwa sepasang patung pengantin tersebut menggambarkan kehidupan yang harmonis dalam pernikahan.
Kolaborasi dengan seniman lokal Jogja
Endra berujar KKDC sudah bekerjasama dengan Taman Wisata Candi (TWC) sejak 2018. Sepanjang tahun ini mereka sudah memproduksi karya tari The Legend Of Roro Jonggrang, Kresnayana, Pepino, hingga karya Shinta Obong.
“KKCD aktif dalam pementasan reguler The Legend of Roro Jonggrang dan Shinta Obong yang dipentaskan setiap hari Jumat malam,” ucap Hendra kepada Mojok, Senin (24/3/2025).
Selain itu, mereka juga aktif dalam pementasan karya-karya pendek atau acara tertentu dengan TWC. Mulanya, TWC menunjuk KKDC sebagai tim produksi karya tari. Lalu, mengikuti seleksi penari atau pendukung hingga terproduksilah tarian Nirkala.

Sebagai seniman lokal, Hendra mengaku kerja sama itu memberikan dampak positif bagi para penari. Dengan begitu, mereka memiliki untuk berkegiatan, bekarya, sekaligus memperkenalkan seni budaya dikalangan anak kecil hingga orang tua.
“Selain itu, juga berdampak positif bagi anak-anak muda dalam membangun karakter serta kepribadian di antara satu dengan yang lain,” ucap Hendra, seniman asal Jogja.
Wakil Menteri Ekonomi Kreatif, Irene Umar, mengatakan kolaborasi seperti itu sangat penting dilakukan untuk membangun ekonomi kreatif. Sejak Desember 2024, Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenkraf) telah bekerjasama dengan TWC guna mengembangkan sektor ekonomi kreatif.
Salah satunya mengajak kerja sama UMKM serta seniman lokal. Hal itu selaras dengan tujuan Kemenkraf yakni menciptakan economic value added dan menyerap tenaga kerja. Apalagi, Irene tak menampik jika pemerintah telah mengalami efisiensi anggaran.
“Menciptakan economic value added yang berarti dalam mendorong ekonomi kreatif di Indonesia harus bisa menciptakan dampak bagi pertumbuhan ekonomi nasional dan berkontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional Indonesia,” tutur Irene.
Ribuan UMKM lokal meriahkan acara Liburan di Candi

Kini, TWC sudah melibatkan 2.500 UMKM lokal, 1.500 seniman lokal, dan 900 tenaga kerja lokal untuk meramaikan aktivitas Lebaran di Candi tahun ini. Maya Watono merinci terdapat hampir 2 ribu UMKM di Candi Borobudur dan 600 UMKM di Candi Prambanan, Jogja.
“Di Candi Prambanan, Jogja kami juga memberdayakan 1.400 seniman lokal yang mana hal ini menjadi komitmen kami untuk menumbuhkan ekonomi lokal di seluruh aset kita berkarya,” ujar Maya.
Sementara itu, Direktur Utama PT TWC Febrina Intan menjelaskan rata-rata UMKM yang mereka bina masih dalam lingkup mikro sampai medium. Namun, sudah ada dua UMKM yang menjadi eksportir.
“2 dari 2.500 itu masih kecil sekali ya. Kami usahakan untuk bersama-sama membangun UMKM sehingga tidak hanya jagoan kandang tapi bisa berkibar di luar negeri. Ia berharap upaya kolaboratif tersebut dapat membangun ekosistem yang kuat untuk pertumbuhan pariwisata dan ekonomi lokal, serta meningkatkan keramahtamahan bangsa Indonesia.
“Sinergi antara perusahaan, lingkungan dan komunitas lokal di sekitar harus terus dipelihara agar bisa tumbuh bersama memberi arti satu sama lain dan berdampak luas bagi generasi mendatang,” jelas Febrina.
Destinasi wisata Jogja menyerap tenaga kerja lokal

Kehadiran UMKM dan keterlibatan seniman lokal tak hanya menjadi daya tarik wisata, tapi juga berpengaruh langsung pada penyerapan tenaga kerja. Direktur Utama PT Aviasi dan Pariwisata Indonesia InJourney, Maya Watono mengatakan ekonomi kratif harus dimulai dari seluruh Indonesia, khususnya destinasi wisata.
“Potensi untuk (penyerapan) tenaga kerja ini sangat besar sekitar 25 persen. Jadi sampai 30 juta lapangan kerja yang bisa kami buka,” ucapnya.
Sebagai contoh, pemerintah pernah menyerap 70 persen tenaga kerja dalam pengembangan sirkuit di Mandalika selama kurun waktu tiga tahun. Mulai dari officer marshall atau orang yang bertugas memberikan sinyal dan memastikan keamanan lintasan hingga satpam dari lokal.
Untuk pekerja profesional, masyarakat bisa mendaftar rekrutmen bersama di laman resmi Forum Human Capitan Indonesia (FHCI) yang diselenggarakan oleh BUMN. Wakil Menteri Ekonomi Kreatif, Irene Umar, menegaskan yang terpenting dari seluruh syarat pelamar adalah mindset.
“Di mana, kita harus siap menjadi sebuah spons yang belajar terus supaya kita bisa menjalankan dan memenuhi kebutuhan lokal,” ujarnya.
Penulis: Aisyah Amira Wakang
Editor: Ahmad Effendi
BACA JUGA: Destinasi Wisata di Jogja Harus Merangkak Saat Ekonomi RI Sedang Lesu, Pilihan Masyarakat Berpengaruh atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan.