MOJOK.CO – Lembaga survei The Strategic Research and Consulting (TSRC) mengungkap daftar calon presiden (capres) yang paling banyak belanja iklan di media sosial jelang Pemilu 2024. Siapa saja nama yang masuk daftar ini?
Direktur Eksekutif TSRC, Yayan Hidayat, mengatakan bahwa dalam rentang 60 hari terakhir, lembaganya telah melakukan riset pemantauan marketing politik terhadap nama-nama capres 2024. Risetnya, terhitung sejak 7 Desember 2022 hingga 7 Februari 2023.
TSRC, mengumpulkan data pengeluaran iklan dari berbagai kandidat yang bersumber dari Facebook Ads Library. Hal ini karena publik bisa melihat semua iklan yang ada di Facebook, Instagram, Facebook Messenger, dan Audience Network.
Baseline data ini untuk memotret data estimasi jumlah pengeluaran iklan oleh beberapa tokoh bakal calon presiden selama 90 hari terakhir. Lantas, siapa saja yang paling banyak ngiklan?
Prabowo paling banyak, Anies paling sedikit
Melansir Antara, Yayan mengungkapkan bahwa Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto merupakan kandidat yang paling aktif melakukan belanja iklan di Facebook selama tiga bulan terakhir. Berdasarkan risetnya, ia memperkirakan anggaran yang dikeluarkan Prabowo mencapai Rp1,47 miliar.
Posisi kedua adalah Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartanto, yang mengeluarkan anggaran hingga Rp647 juta. Selanjutnya ada Ketua DPR RI sekaligus politikus PDI Perjuangan Puan Maharani, yang menghabiskan anggaran kampanye sebesar Rp223 juta untuk ngiklan di medsos.
Selain itu, Gubernur Jawa Tengah sekaligus politisi PDI Perjuangan Ganjar Pranowo dengan anggaran iklan sekitar Rp147 juta menempati posisi ke-4. Sementara mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, berada di posisi buncit dalam daftar ini.
“Di posisi kelima, ada nama Anies Baswedan, capres yang diusung oleh Nasdem dengan perkiraan budget iklan sebesar Rp2.587.269,” ucap Yayan.
Selain itu, tim TSRC juga memotret wilayah persebaran iklan lima kandidat tersebut. Wilayah persebaran terbanyak berada di Jawa Barat dengan total sebanyak 31 persen, lau Jawa Tengah 24 persen, Jawa Timur 23 persen, dan Sumatera Utara 12 persen.
“Urutan terakhir justru ditempati wilayah Jakarta yang hanya menyumbang 10 persen dari total persebaran iklan,” katanya.
Tren belanja iklan medsos bagi capres
Yayan juga memperkirakan, bahwa porsi belanja iklan di medsos oleh para capres akan terus meningkat. Setidaknya ada tiga faktor yang mempengaruhi.
Pertama, karena jumlah pengguna media sosial di Indonesia sangat besar. Berdasarkan laporan We Are Social, kata Yayan, jumlah pengguna aktif media sosial di Indonesia mencapai 191 juta orang pada Januari 2022.
“Ada peningkatan user media sosial jadi 12,35 persen dibandingkan pada tahun sebelumnya yang masih berjumlah 170 juta orang,” ujarnya.
Faktor kedua, iklan di media sosial lebih cost-efficient dan dapat menjangkau target yang lebih khusus mulai dari usia hingga gender. Sementara yang ketiga, lanjut Yayan, iklan kampenye politik di media sosial akan mengefisiensikan target kampanye yang terbatasi oleh waktu kampanye.
“Ketersediaan waktu kampanye yang relatif singkat yaitu 75 hari juga akan menjadi pertimbangan para kandidat untuk semakin banyak menggunakan digital ads karena daya jangkaunya yang lebih masif ketimbang kampanye luring,” ucapnya.
Penulis: Ahmad Effendi
Editor: Amanatia Junda