MOJOK.CO – Politisi PDI Perjuangan (PDIP) Krisdayanti menceritakan pengalamannya maju Pemilu Legislatif 2019. Mantan penyanyi itu mengklaim, modal yang ia keluarkan untuk nyaleg hanya Rp7 juta.
Sudah bukan rahasia lagi, bertarung dalam pemilihan umum memerlukan modal yang tidak sedikit. Mengutip wawancara Kompas.com, calon-calon yang bertarung pada legislatif 2019 bisa mengeluarkan dana ratusan hingga miliaran juta rupiah untuk kampanye. Semua itu dilakukan agar bisa melenggang ke Senayan.
Berbeda, Krisdayanti mengaku hanya menghabiskan dana sekitar Rp7 juta untuk kampanye. Politisi yang dahulu meniti karier sebagai penyanyi itu berhasil duduk di kursi parlemen setelah mengantongi 132.131 suara dari Daerah Pemilihannya (Dapil) Jawa Timur V. Dapilnya mencakup Kabupaten Malang, Kota Malang, dan Kota Batu.
“Modal saya murah meriah, Rp7 juta saja, beli speaker, di setiap desa saya menyanyi,” jelas dia seperti dikutip dari Tribunnews, Rabu (15/2/2023). Perempuan yang kerap disapa KD itu mengungkapkan, setidaknya ada 471 desa dengan total 600 titik yang ia kunjungi saat kampanye.
Keberhasilan Krisdayanti masuk ke Senayan tidak terlepas dari dapilnya yang merupakan kampung halamannya sendiri. Seperti diketahui, Krisdayanti lahir di Kota Batu 47 tahun silam. Kedekatan itu membuatnya lebih mengenal perspektif dan kearifan lokal yang ada.
Masuk Komisi IX
Di Senayan, KD masuk di Komisi IX yang membidangi soal kesehatan, ketenagakerjaan, dan kependudukan. Penempatan ini sesuai dengan keprihatinannya terhadap tingkat stunting yang masih tinggi di Malang Raya. Duduk di Komisi IX juga menjadi tantangan tersendiri baginya, mengingat kebanyakan mantan artis yang duduk di parlemen biasanya masuk di Komisi X yang mengurus pendidikan, riset, olahraga, dan kepariwisataan.
Sebagai gambaran, terdapat beberapa nama artis lainnya yang dahulu berkarya di dunia hiburan kini banting stir masuk ke parlemen. Sebut saja, Arzeti Bilbina (anggota DPR RI dari Fraksi PKB), Okky Asokawati (politisi Partai NasDem), Tantowi Yahya (politisi Partai Golkar), dan Dedi Miing Gumelar (politisi Partai Gelora).
Disebut sebagai salah satu artis yang dimanfaatkan parpol sebagai vote getter, KD memang tidak memungkiri hal itu. Hanya saja KD menekankan, bahwa dia telah mengikuti program pengaderan partai dan sekolah partai yang dimiliki oleh PDIP. Ia percaya pimpinan PDIP, Ketua Umum Megawati Sukarnoputri itu melihat potensi yang dimiliki dirinya sehingga akhirnya dipercaya maju di pileg.
Penulis: Kenia Intan
Editor: Amanatia Junda