MOJOK.CO – Angka keterwakilan perempuan dalam dunia politik terus meningkat. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga mengapresiasi capaian itu, akan tetapi ada hal-hal lain yang perlu diperhatikan.
Kuota 30 persen keterwakilan perempuan dalam politik hingga saat ini memang belum tercapai, akan tetapi jumlahnya meningkat dari tahun ke tahun. Capaian ini memang patut diapresiasi, namun Bintang mengingatkan, keterwakilan perempuan tidak akan efektif bila pengetahuan, pemahaman dan keterampilan politik, serta kesetaraan gender perempuan masih minim.
Seluruh pihak, menurutnya, perlu bahu-membahu membuka ruang seluas-luasnya. Bukan hanya kesempatan bagi perempuan untuk terlibat, namun juga memperoleh pengetahuan, memperluas pemahaman, dan meningkatkan keterampilan politiknya.
“Sehingga kelak ketika mereka duduk di kursi-kursi kekuasaan akan lahir kebijakan-kebijakan yang lebih responsif, inklusif dan humanis,” jelas Menteri PPPA Bintang Puspayoga seperti dilansir dari laman resmi Kementerian PPPA, Selasa (6/12/2022).
Ia melihat, partai politik (parpol) memiliki andil dan peranan yang besar dalam meningkatkan dan mendorong partisipasi perempuan dalam dunia rill politik. Parpol memiliki tanggung jawab dalam rekrutmen politiknya.
“Artinya partai politik berfungsi untuk mencari dan mengajak perempuan-perempuan yang memiliki potensi untuk turut aktif menyampaikan aspirasinya dan merumuskan kebijakan yang berpihak kepada perempuan tentunya di bawah payung kesetaraan,” tambah dia.
Semantara itu, Dosen Ilmu Politik Universitas Indonesia (UI) Chusnul Mar’iyah menekankan, kepemimpinan perempuan dalam posisi-posisi strategis di parlemen memang masih kurang. Ia meminta fraksi parpol di DPR bisa menempatkan masing-masing anggota perempuan di Alat Kelengkapan Dewan (AKD) yang strategis.
“Ini sangat penting untuk perempuan bisa didorong mengisi AKD-AKD yang memiliki keputusan-keputusan strategis seperti badan anggaran. Sebab, anggaran ini merupakan penentu bagi semua kebijakan dan keputusan agar responsif gender,” jelas Chusnul dalam kesempatan yang sama
Ia tidak memungkiri, bagi perempuan terjun dalam pemilu memang berat dan memerlukan biaya. Selain itu ideologi, peran media, dan perempuan-perempuan di Indonesia masih kurang percaya diri.
“Jadi, dukungan dari partai politik untuk rekrutmen calon anggota parlemen itu sangat penting. Pelatihan sebelum dicalonkan, jangan sesudah. Ini penting agar perempuan siap,” imbuh dia.
Bintang pun menambahkan, sesama perempuan di Indonesia perlu saling mendukung, memotivasi, dan menginspirasi. Saatnya perempuan dan laki-laki memiliki kesempatan yang sama aktif secara politik, membuat berbagai keputusan serta kebijakan-kebijakan yang lebih representatif dan inklusif untuk mencapai pembangunan yang lebih baik.
Penulis: Kenia Intan
Editor: Purnawan Setyo Adi