MOJOK.CO – Kolaborasinya dengan Shopee dalam satu ekosistem digital, berperan penting mendorong pertumbuhan bisnis, utamanya bagi SeaBank.
Baru-baru ini, nama SeaBank Indonesia tengah meroket. Beberapa media ekonomi melaporkan bahwa bank digital bernama resmi PT Bank SeaBank Indonesia ini sudah lepas dari status sebagai bank yang terus merugi!
Dari laporan finansial terbaru di penghujung 2022, bank yang dulu bernama Bank Kesejahteraan Ekonomi ini sudah mencatatkan laba bersih senilai Rp13,93 miliar sampai dengan kuartal III/2022. Aset perusahaan juga dilaporkan melonjak 301 persen menjadi Rp23,86 triliun. Ini sebuah angka yang fantastis mengingat di awal 2021 saja, usai resmi diakuisisi Sea Group (iya, grup yang ada Shopee-nya itu lhooo), mereka masih merugi senilai Rp313,39 miliar.
Dan dibanding dengan bank digital lain, angka perolehan aset yang dicatatkan SeaBank mengungguli Bank Neo Commerce yang punya angka Rp15,99 triliun dan Bank Jago yang punya Rp15,82 triliun di kurun waktu yang sama.
SeaBank, bank digital paling oke
Dan tentu saja, ada peran Shopee di sana, salah satu anak usaha yang juga di bawah naungan Sea Group. Kolaborasi keduanya dalam satu ekosistem digital, berperan penting mendorong pertumbuhan bisnis, utamanya bagi SeaBank, yang hitungannya ya masih anak baru, sih, di dunia bank digital Tanah Air.
Lalu, kenapa buat saya SeaBank adalah bank digital paling oke? Sini sini, saya jelaskan satu per satu ya, dimulai dari hal paling simpel….fungsi.
Buat pemakai rutin Bank Neo atau neobank, kamu akan paham bahwa pengaruh Cina begitu kuat di dalam aplikasinya. Salah satunya dengan begitu banyaknya tampilan fitur dan warna yang ngejreng. Nggak heran, karena pengendali terbesar dari neobank adalah Akulaku yang dimiliki oleh tak lain dan tak bukan, Jack Ma.
Saya juga memakai neobank, tapi sebagian besar uang saya saya taruh di SeaBank karena ia gak neko-neko. Berbeda dari kakaknya, si Shopee, yang begitu heboh tampilan interface-nya, SeaBank sungguh sangat amat basic dan itu yang saya suka sekali.Â
Menawarkan banyak kemudahan
Sebagai bank digital dan juga aplikasi, hal yang paling penting adalah fungsional. Banyak bank digital menawarkan berbagai kemudahan, bunga harian yang bisa cair tiap hari, hingga return deposito yang kompetitif, tapi urusan simplicity, SeaBank adalah juaranya.
Maksud saya, untuk perkara kompetitif seperti bunga harian dan skema gratis transfer untuk isi e-wallet atau transfer ke beda bank, itu kan bisa diinovasikan masing-masing bank. Tapi, keunggulan SeaBank menurut saya adalah ia punya semua hal kompetitif itu dan aplikasinya dibuat sungguh sangat amat sederhana secara UI (User Interface). Persis kayak BCA mobile yang sungguh lovable itu. Melihat betapa simpelnya tampilan antar-muka SeaBank, saya jadi heran kok bisaaaa Shopee bertahan dengan UI-nya yang kayak pasar raya itu huhuhu.
Ekosistem yang sudah terintegrasikan
Nah, di alasan kedua, tentu saja poin krusial dari SeaBank yakni ekosistem yang sudah terintegrasikan. Pemanfaatan ekosistem tuh bisa secara masif mengecilkan biaya akuisisi pelanggan sampai 20 persen, hingga mengintegrasikan produk dan layanan pelanggan dalam satu platform.
Contohnya saja, Shopee Paylater. Dengan berbelanja di Shopee dan memilih pembayaran memakai bayar nanti alias pay later, hanya dengan beberapa kali klik, kamu bisa langsung diarahkan ke SeaBank untuk membayar tagihan cicilan itu. Sungguh amat praktis dan simpel.
Ekosistem itulah yang krusial karena tak semua kompetitor lain punya privilege itu. Bank Jago misalnya, meski punya keuntungan karena memudahkan saya saat berinvestasi di Bibit karena punya fitur pencairan instan, namun buat hal lain yang fungsional layaknya bank digital, ia masih kalah dari SeaBank.
Menuju populer
Cuma sayangnya, di atas kertas, saya rasa SeaBank belum merupakan bank digital dengan pengguna terbanyak di Indonesia. Setidaknya dari data Populix per Juli 2022, Bank Jago masih jadi juaranya karena punya 46 persen responden yang menjadi penggunanya. Angka itu kemudian disusul dengan neobank sebanyak 40 persen, Jenis 32 persen, lalu SeaBank 27 persen, dan terakhir adalah blu by BCA dengan angka 25 persen di posisi terakhir.
Dengan pertumbuhan signifikan jelang akhir tahun dan fungsionalitasnya yang begitu baik serta simpel, agaknya cuma perkara waktu saja sampai bank berwarna oranye ini memuncaki daftar bank digital nomor satu di Indonesia.Â
Dan saya rasa, desas-desus di balik serentetan lay off di Shopee agaknya benar bahwa itu (mungkin) strategi manajemen untuk secara pelan-pelan mengalihkan fokus utamanya dalam pengelolaan dan pengembangan SeaBank.
Bayern MunchenÂ
Kalau ibarat bola, mah, SeaBank ini mirip Bayern Munchen. Mereka punya segala yang diperlukan untuk jadi nomor satu di bidangnya. Manajemen oke, finansial mantap, ekosistem sudah terbukti menunjang, hingga sumber daya yang dibutuhkan untuk bisa jadi si nomor satu. Yang kurang cuma satu, seperti Bayern yang main di liga kurang populer yakni Bundesliga, SeaBank pun saya rasa masih kurang masif dalam mengampanyekan produk dan brand-nya ke masyarakat.
Entahlah, mungkin itu mentok di asumsi saya pribadi. Tapi, buat kalian pengembang fitur di dalam aplikasi bank digital, kalau kalian kebetulan baca artikel ini, plis banget bikin fitur digital yang simpel aja, seenggaknya kayak SeaBank tuh!
BACA JUGA Selain Belanja, Ternyata Shopee Bisa Melatih Hal-hal Baik pada Diri Saya dan analisis menarik lainnya di rubrik KONTER.
Penulis: Isidorus Rio Turangga Budi Satria
Editor: Yamadipati Seno