MOJOK.CO – Anjuran work from home sebagai dampak pandemi corona bisa bikin pusing kita yang nggak punya “alat tempur” terbaik. Kamu bakal butuh gadget yang mendukung.
Apalagi, selama ini, kita mengandalkan komputer atau laptop yang ada di kantor. Nah, biar work from kamu lebih lancar, saya sarankan beberapa gadget untuk mendukung.
Lenovo ThinkBook 14s atau Asus VivoBook X412FJ
Sebelum beli laptop untuk keperluan work from home, kamu juga memikirkan kebutuhan setelah pandemi selesai. Intinya, laptop ini bakal dipakai untuk jangka panjang. Saya sih menyarankan kamu untuk meminjam atau membeli antara Laptop Lenovo ThinkBook 14s atau Asus VivoBook X412FJ.
Lenovo ThinkBook 14s berprosesor Intel Core i3-10110U, RAM 8GB, dengan penyimpanan SSD 256 GB adalah pilihan pertama. Memorinya besar mendukung multitasking tanpa lag, didukung penyimpanan yang cukup untuk menggunakan banyak aplikasi dan menyimpan data penting pribadi, serta punya ketahanan fisik ala ThinkPad.
Bagi kamu yang sering mengetik, melakukan pemrograman dengan R dan Python, serta pemodelan matematika, prosesor Lenovo ThinkBook 14s sudah sangat pas dengan kebutuhan single-core yang maksimal. Bahkan, untuk performa satu inti dan dua inti, dia lebih baik dari Intel Core i7-8550U dan Ryzen 7 3700U menurut UserBenchmark.
Clock speed laptop yang tinggi membuat performa, penggunaan daya, dan produksi panasnya lebih stabil. Kartu grafis terpisah? Pekerjaan seperti ini cukup dengan grafis bawaan. Harganya? Rp8 jutaan sudah termasuk lisensi Windows 10 dan Office Home-Student 2019 asli alias siap pakai.
Sebaliknya, jika kamu mengolah data dalam jumlah banyak di mana satu data tidak berhubungan dengan data lain atau bekerja di industri kreatif (photo and video editing), kebutuhan lebih terletak pada kemampuan multi-core dan grafis yang mumpuni, silakan pinjam atau beli ASUS Vivobook X412FJ.
Laptop ini punya prosesor Intel Core i5-8265U, RAM 8 GB, SSD 256 GB, dan kartu grafis GeForce MX230. Harganya setara dengan Lenovo ThinkBook 14s. Sekali lagi, menurut UserBenchmark prosesor ini lebih unggul dari AMD Ryzen 7 3700U. Perlu dicatat, produk ini tidak termasuk lisensi Office. Lupakan pula jaminan durabilitas kelas bisnis seperti pada ThinkBook.
Akhirnya, saya bisa menghemat sekitar Rp1,5 jutaan dibandingkan Lenovo ThinkPad X395 (Ryzen 7) yang diidamkan Mas Fidocia Wima, kan? Lumayan, bisa untuk beli yang lain atau upgrade RAM. Dengan ThinkPad T480 bekas? Lebih besar lagi penghematannya, mencapai Rp2 juta dan sudah bisa bawa pulang barang baru berperforma lebih mumpuni untuk mendukung work from home.
Redmi Note 8 Pro
Realme 6 memang sudah datang ke Indonesia. Refresh rate layarnya lebih tinggi untuk gaming lebih mulus, daya pengecasan lebih tinggi secara signifikan untuk pemulihan daya lebih cepat selama work from home, dan versi Android lebih tinggi dengan pembaruan lebih panjang. Tapi tunggu dulu. Untuk work from home, pilihan justru saya jatuhkan ke Redmi Note 8 Pro. Lah?
Refresh rate layar yang lebih rendah berarti ketahanan daya lebih lama. Untuk saat ini, perbedaan 60Hz dan 90Hz pun tidak terasa signifikan, kecuali bagi gamer kelas berat. Baterai pun sedikit lebih besar, 4500mAh untuk Redmi dan 4300mAh untuk Realme.
Meskipun dayanya sudah berbeda jauh, 18W untuk Redmi dan 30W untuk Realme, itu tetap lebih baik sekalipun dibandingkan smartphone kelas atas Samsung yang masih banyak mengandalkan daya 15W. Jika adaptor dan/atau kabel rusak atau lupa dibawa, daya tersebut masih bisa diperoleh dengan meminjam atau membeli sembarang charger dari berbagai merek asal mendukung Qualcomm Quick Charge.
Untuk Realme? Saya hanya bisa meminjam sesama Realme atau Oppo yang mendukung Flash Charge berdaya 30W, bahkan pinjam charger Oppo Reno 2 pun tidak cocok.
Yang terpenting, Redmi memiliki NFC dan itu tidak ada di Realme. Saya bisa mengecek dan mengisi saldo kartu prabayar setiap hari tanpa perlu pergi ke minimarket atau ke ATM. Ini penting untuk anak busway, KRL, atau mereka yang ngetol dengan mobil pribadi.
Dengan harga Rp3 juta pas untuk varian 6GB/64GB, saya bisa hemat Rp400 ribu dibandingkan membeli Realme 6 varian 4GB/128GB. RAM penting untuk multitasking, soal penyimpanan bisa diekspansi dengan microSD di kemudian hari. Toh, selama ini, memori besar lebih untuk menginstal game, menyimpan foto, dan mengunduh drama Korea, kan?
MiFi Huawei E5673 4G LTE
Berlangganan internet unlimited dengan modem WiFi seperti First Media atau IndiHome itu menjamin. Apa yang terjadi ketika perangkat modem atau jaringan mengalami gangguan? Di tengah peningkatan penggunaan dan pembatasan gerak seperti sekarang, risiko perlambatan sampai gangguan koneksi tentu meningkat.
Menggunakan smartphone untuk tethering berisiko membuatnya panas dan baterai cepat habis. Modem USB bisa dilirik, tetapi itu hanya dapat terhubung ke satu komputer dan memakan jatah port untuk kepentingan lain. Ada baiknya kamu beli MiFi 4G LTE untuk keperluan work from home.
Harga Huawei E5673 sekitar Rp500 ribuan. Koneksi dapat dimanfaatkan hingga enam belas perangkat sekaligus dengan jarak hingga sepuluh meter. Baterainya kecil, tetapi bisa dicas terus ke stopkontak, kan? Ini cukup untuk serumah dan sebaiknya perlu diproteksi dengan baik agar kuota tidak dicuri oleh tetangga.
Printer dan scanner multifungsi
Tidak semua keperluan work from home bisa dilakukan sepenuhnya dengan perangkat pintar. Untuk perkuliahan akuntansi misalnya, dosen akan tetap meminta mahasiswa untuk mencetak lembar soal dan menuliskan jawabannya dengan pulpen. Mengambil foto dengan ponsel berisiko pecah dan berbayang, sehingga tentu lebih baik di-scan.
Daripada memiliki kedua perangkat terpisah, mengapa tidak membeli perangkat multifungsi? Jika punya budget lebih, saya merekomendasikan merek Epson. Namun, jika kamu termasuk “kere hore” seperti saya, merek HP tak kalah saing, dengan konsumsi tinta hemat dan harga terjangkau.
Dulu, saya pernah menggunakan HP Deskjet 1050 J410 sebelum dihibahkan ke sepupu. Sekarang, produk serupa adalah HP DeskJet 2135 dengan harga sekitar Rp600 ribuan. Ingat, beli tinta lebih banyak untuk cadangan.
Power bank
Apa yang terjadi ketika rapat online, misalnya pakai Microsoft Teams atau Zoom lewat smartphone ketika work from home, dan tiba-tiba baterai habis? Sudah demikian, jarak ke stopkontak jauh pula. Bagaimana caranya supaya tetap bisa melanjutkan rapat tanpa kehabisan daya?
Bagi ponsel yang mendukung Qualcomm Quick Charge, saya merekomendasikan Mi Power Bank Pro berkapasitas 1000mAh untuk daya 18W ketika dicas maupun mengecas perangkat lain. Harganya memang cukup signifikan, yaitu Rp349 ribu.
Namun, tak lucu, kan, jika power bank tidak menghasilkan daya yang cukup untuk menaikkan kapasitas baterai sambil tetap dipakai? Saya sering menghadapinya dengan power bank 10W biasa dan akhirnya ponsel tetap mati kehabisan daya.
Perangkat lain yang mungkin mendukung
Jika masih ada sisa budget, kamu boleh menyediakan perangkat lain sebagai pendukung. Misalnya membeli keyboard full-size eksternal berkoneksi Bluetooth. Keyboard ini cocok buat saya yang gemar mengetik cepat hingga keyboard berbunyi keras dan membutuhkan numpad (tombol yang khusus angka di sebelah kanan).
Selain keyboard full-size eksternal berkoneksi Bluetooth, kamu juga bisa membeli mouse eksternal jika sulit mengendalikan trackpad. Ini jika punya budget lebih saja.
Oya, senantiasa cadangkan data ke cloud backup atau bisa juga lewat hard disk eksternal. Terakhir, untuk mengatasi masalah kekurangan stopkontak dan port USB, penggunaan colokan listrik dengan beberapa lubang dan USB hub bisa dipertimbangkan.
Setelah dihitung-hitung, ternyata biaya beli gadget untuk work from home tak murah juga, khususnya untuk kaum kere-hore sepeti saya. Dibutuhkan dana sekitar Rp13-14 jutaan. Namun, semuanya sudah lengkap tersedia di rumah sendiri. Kamu nggak perlu beli semuanya, kok. Beli saja sesuai kebutuhan dan kemampuan. Namanya juga saran. Semoga work from home kamu lancar, ya.
BACA JUGA Rekomendasi Album untuk Menemani Kalian yang Sedang Work from Home atau tulisan soal gadget lainnya di rubrik KONTER.