Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Komen Versus

Kata Siapa Panggilan Mbak Bermakna Rendahan?

Aprilia Kumala oleh Aprilia Kumala
1 Oktober 2018
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Merebaknya panggilan Mbak ini konon disebabkan oleh banyaknya orang Jawa yang tinggal di luar daerah.

Sewaktu saya merantau ke Bandung coret, alias Jatinangor—yang sebenarnya masuk ke area Sumedang—saya menemukan kebiasaan baru. Di sana, di Jawa Barat, orang-orang menggunakan sapaan Akang dan Teteh, alih-alih Mas dan Mbak. Sontak, saya yang asli ngapak pun sedikit gegar budaya.

Dalam upaya saya beradaptasi, saya sempat ditegur kakak yang juga merantau di Jatinangor. Pasalnya, saya menyebut seorang teman di kos dengan panggilan Mbak, alih-alih Teteh. FYI, teman kos saya ini asli Bandung—iya, cewek Sunda. Kalau kata kakak yang memang sudah 3 tahun lebih dulu tinggal di Jatinangor mah, sebaiknya saya jangan panggil si teman ini dengan panggilan Mbak. Waktu saya tanya kenapa, si kakak menggaruk dagu:

“Yaaaa… Kenapa, ya? Mbak itu kan, yaaa… Mbak-mbak, gitu loh, Li. Kayak mbak-mbak fotokopian, mbak-mbak penjual kue cubit, mbak-mbak tukang sayur…”

“Tapi penjual kue cubit di Ciseke itu bapak-bapak, kok, bukan mbak-mbak.”

“Bodo amat, Li.”

Hmm, saya jadi penasaran abis, dong, setelah ditegur. Emangnya, kenapa gitu kalau dipanggil Mbak??? Adakah yang salah??? Apakah kecantikan seseorang langsung turun 99 persen tiap tidak dipanggil dengan sapaan Teteh???

Sebelum kita bahas, sebagai informasi harus kita pahami betul: ‘keengganan’ terhadap panggilan Mbak ini bukan saja dialami (sebagian) orang Sunda. Perempuan asli Jakarta pun umumnya bakal mengernyitkan dahi saat dipanggil Mbak, karena… ya, kenapa harus Mbak, gitu???

Usut punya usut, di banyak tempat di Indonesia, panggilan ini digunakan terutama untuk menyapa orang asing atau mereka yang tidak dikenal akrab. Kenapa harus Mbak, bukan Kakak atau Teteh? Ternyata, panggilan Mbak memang dianggap lebih netral dan tidak mewakili suku tertentu, meski kita semua tahu ia berasal dari bahasa Jawa.

Merebaknya panggilan Mbak ini konon disebabkan oleh banyaknya orang Jawa yang tinggal di luar daerah—ya termasuk saya zaman kuliah dulu. Apalagi, suku Jawa memang merupakan suku terbesar di Indonesia dengan populasi mencapai lebih dari 95 juta. Kebayang, kan, betapa banyaknya mbak-mbak yang tersebar di seluruh Indonesia?

Nah, tapiiii, kenapa panggilan Mbak malah terasa ‘rendahan’ bagi beberapa orang??? Kenapa panggilan ini justru identik dengan beberapa profesi—seperti penjual sayur, pedagang di pasar, atau bahkan asisten rumah tangga—padahal ia sama sekali tidak menunjukkan profesi apa pun???

Banyak sumber menyebutkan, anggapan ini mungkin muncul karena tradisi orang Jawa yang dikenal suka bertani dan berdagang. Sayangnya, menurut budayawan Ahmad Tohari, sikap orang Jawa sendiri telah mengalami perubahan.

Menjadi pedagang, bagi sebagian masyarakat Jawa, masih terasa seperti pekerjaan orang kecil dan tidak terhormat. Itulah sebabnya, panggilan Mbak bagi sebagian orang terasa sedikit ‘rendah’ karena mengingatkan mereka pada para pedagang.

Padahal, mah, kata siapa pedagang dipanggil dengan panggilan Mbak terus??? Tuh, pedagang online di Instagram aja dipanggilnya Min atau Say!!!

Iklan

Profesi lain yang datang dengan stereotipe panggilan Mbak misalnya adalah asisten rumah tangga. Hal ini umumnya muncul karena, di kota-kota besar, kebanyakan asisten rumah tangga berasal dari tanah Jawa. Pun, karena mereka masih muda, mereka tidak dipanggil Mbok atau Bibi, melainkan Mbak.

Selain alasan profesi-profesi yang terasa melekat di atas, panggilan Mbak bagi sebagian masyarakat Sunda dan Jakarta ternyata terasa sedikit canggung karena—bagi mereka—panggilan itu berarti ibu-ibu dari Jawa. Padahal, kalau dipikir-pikir, mereka kan juga emang berasal dari Jawa, ya?

Jawa bagian barat, maksudnya. Hehehe.

Terakhir diperbarui pada 1 Oktober 2018 oleh

Tags: akang tetehbahasa jawapanggilan mbakpulang ke Jawasuku terbesar di IndonesiaSunda
Aprilia Kumala

Aprilia Kumala

Penulis lepas. Pemain tebak-tebakan. Tinggal di Cilegon, jiwa Banyumasan.

Artikel Terkait

Cerita Kebiasaan Orang Jawa yang Bikin Kaget Calon Pendeta MOJOK.CO
Esai

Cerita Calon Pendeta yang Kaget Diminta Mendoakan Motor Baru: Antara Heran dan Berusaha Memahami Kebiasaan Orang Jawa

21 November 2025
Bahasa Jawa harus dipelajari Gen Z. MOJOK.CO
Ragam

Cara Menjadi Jawa Seutuhnya dengan Mengilhami Bahasa, Tanpa Mencampurnya Jadi “Jawindo” dan Bahasa Slang ala Gen Z

24 Oktober 2025
Aksara jawa. MOJOK.CO
Ragam

Aksara Jawa Bukan Sekadar Mantra Berbau Klenik, Bisa Menyelamatkan Hidup jika Dipahami Secara Sains

23 Oktober 2025
Sunda Wiwitan, Sunda, Ciung Wanara.MOJOK.CO
Histori

Ciung Wanara, Simbol Perlawanan Rakyat Menghadapi Tirani Tanpa Kekerasan

23 Oktober 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Gowes Ke-Bike-An Maybank Indonesia Mojok.co

Maybank Indonesia Perkuat Komitmen Keberlanjutan Lewat Program Gowes Ke-BIKE-an

29 November 2025
Relawan di Sumatera Utara. MOJOK.CO

Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor

3 Desember 2025
'Aku Suka Thrifting': Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism.MOJOK.CO

‘Aku Suka Thrifting’: Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism

1 Desember 2025
Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
jogjarockarta.MOJOK.CO

Mataram Is Rock, Persaudaraan Jogja-Solo di Panggung Musik Keras

3 Desember 2025
S3 di Bandung, Istri PNS Makassar- Derita Jungkir Balik Rumah Tangga MOJOK.CO

Jungkir Balik Kehidupan: Bapak S3 di Bandung, Istri PNS di Makassar, Sambil Merawat Bayi 18 Bulan Memaksa Kami Hidup dalam Mode Bertahan, Bukan Berkembang

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.