[MOJOK.CO] “Dik Goku, besok kalau kamu malu, salahin bapakmu dan netizen.”
Waktu saya (siapa redaktur Mojok yang menulis ini, biar menjadi rahasia, red.) sedang bercengkerama dengan pacar, ada satu lontaran saya yang bikin pacar kaget.
“Yang, kalau punya anak, mau dikasih nama apa?” Atas nama gengsi saya sengaja menghilangkan kata kita setelah kata anak.
Pacar saya tergeragap. Habis bahas gaya bicara Jokowi, Ahok, dan Anies di Mata Najwa kok tahu-tahu topiknya salto ke nama anak. Tapi, sedetik kemudian dia sudah menguasai diri dengan membalas, “Bakayoko.”
Bajilak, batin saya, ini nama anak apa merek bumbu masak? Waktu saya tanya lagi Bakayoko itu artinya apa, dia bilang supaya saya googling saja. Saya lakukan.
Sampai hari ini saya belum mendapat kepastian apakah ide nama itu serius atau tidak. Beberapa kali saya tanyakan ulang, jawabannya tetap: Bakayoko. Demi menengarai konsistensinya itu, saya mengurungkan bilang ke dia bahwa saya punya stok nama Marian untuk anak perempuan dan Kalangwan untuk anak laki-laki. Mau saya ganti dengan pernyataan, “Sudah, kamu kawin sama orang lain saja.”
Habis, memberi nama anak dengan nama pemain sepak bola luar negeri seperti itu buat saya tidak menunjukkan iktikad yang serius untuk membina rumah tangga kelak. Dan jika ia bersikukuh dengan nama itu, saya akan bersikukuh pula menolaknya. Tidak, nama usulannya nggak estetis.
Ini soal prinsipil. Saya pernah mendengar kisah-kisah pertengkaran keluarga karena perselisihan pendapat tentang nama anak. Termasuk soal nama saya sendiri yang sempat membuat orang tua saya hampir saling melempar talak. Ketika mereka mentok, akhirnya saya yang masih bayi merah dibawa ke rumah kakek nenek dan nenek sayalah yang kemudian menamai saya sebagai bentuk win-win solution.
Saya menulis ini karena tempo hari saya menemukan postingan di FB soal nama anak. Ceritanya ada bapak-bapak bernama Carlos Sanchez yang tinggal di Arizona, Amerika Serikat, pengin ngasih nama anaknya, tapi nggak disetujui oleh istrinya. Ya iyalah, nggak setuju. Wong suaminya mau menamai anaknya Goku.
Iya, Goku Dragon Ball itu. Memang gendeng orang ini. Saya jelas ada di sisi #TimIstriPakSanchez.
Bedanya, mereka bukan minta pendapat tetua, melainkan istrinya malah ngasih tantangan. Mungkin istrinya pikir, ini tantangan yang mustahil dipenuhi. Familier ya dengan ketakaburan kayak gini? Roro Jonggrang dan Dayang Sumbi juga pernah melakukan blunder yang sama ratusan tahun lalu.
Kata si istri, oke, kamu boleh ngasih nama Goku, asal kamu bisa dapat satu juta like di Facebook. Fyi, ini jelas tantangan yang sulit karena si suami bukan seleb medsos waktu itu.
https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=10215964264485960&id=1427984497
Saya bilang blunder karena netizen lintas negara menyambut tantangan ini dengan sukacita. Sehari setelah tantangan itu diposting si suami, dia sudah mengail 1 juta like. Wajar sih, fans Dragon Ball memang mendunia. Sekali lagi, sungguh si istri sebenarnya sedang melakukan blunder besar waktu memberi tantangan itu.
Setelah terpenuhi, pasangan Sanchez ini kemudian mengunggah video yang mengabarkan bahwa anak mereka fix akan dinamai Goku Sanchez.
https://www.facebook.com/1427984497/videos/10215985403334418/
Sungguh, saya nggak bisa membayangkan bagaimana kelamnya masa depan si Goku Sanchez ini kelak. Dan jika Goku Sanchez besar nanti protes soal namanya, kaw-kaw para netizen yang sempat sumbang like, kalian harus ikut bertanggung jawaaab!!!