Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Kilas Transportasi

Bus Tuyul Kulonprogo, sang Primadona yang Kian Tersisih dari Jalanan

Ahmad Effendi oleh Ahmad Effendi
5 September 2023
A A
bus tuyul kulonprogo mojok.co

Ilustrasi bus berukuran kecil (Hammam Izzudin/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Bus engkel jalur Kulonprogo-Jogja pernah menjadi primadona bagi warga Kulonprogo pada masa lalu. Angkutan yang kerap disebut “bus tuyul” atau ada juga yang menyebut “angkot tuyul” ini jadi andalan para penglaju.

Andri Subekti (28) bercerita kepada saya bahwa bus tuyul seolah telah menjadi “teman” pada masa kuliahnya. Bagaimana tidak, colt ini ia andalkan sebagai moda transportasi utama bolak-balik rumah ke kampus selama 3 tahun dirinya kuliah.

“Baru punya motor sendiri pas tahun ketiga kuliah, sebelumnya gantian sama bapak. Jadi tiap berangkat kuliah selalu pakai bus tuyul,” ujar Andri, Senin (4/9/2023) malam.

Andri sendiri tinggal di Sentolo, Kulonprogo. Sejak 2014-2017 ia mengandalkan moda transportasi ini untuk PP rumah ke kampusnya yang terletak di wilayah Godean. Ia mengaku, saat itu orangtua melarangnya ngekost karena jarak rumah dan kampusnya yang “nanggung”.

“Dibilang jauh kok enggak, dibilang deket ya enggak juga. Jadi mau enggak mau disuruh laju aja, tiga tahun naik bus tuyul ini,” sambungnya bercerita.

Sepanjang tiga tahun “berteman” dengan bus tuyul, ada banyak cerita unik yang ia dapat. Salah satunya betapa seringnya ia dibayarin oleh para pedagang pasar yang juga jadi penumpang setia bus ini.

“Ibu-ibu pedagang pasar itu banyak yang jadi penumpangnya, kadang selama perjalanan kita ngobrol banyak. Mungkin karena akrab kali ya, tiap mau bayar pasti dia yang bayarin. Tahun segitu tarifnya masih Rp5 ribu,” kisahnya.

Sayangnya, sejak 2017 ia tak pernah lagi menaiki bus tuyul. Ia lebih banyak mengandalkan kendaraan pribadi untuk mondar-mandir, terlebih ia kini sudah menetap di Jogja untuk bekerja.

Body ramping tapi kokoh

Bus tuyul pertama kali mengarungi aspal pada 1980-an dan meraih masa jayanya pada 1990-an hingga awal 2000-an. Nama “tuyul” sendiri berasal dari julukan para penumpang mengingat body-nya yang kecil, ramping, selayaknya tuyul.

Mikrobus yang biasanya menggunakan sasis Mitsubishi FE Series bertenaga 110PS ini mudah kita kenali dari body luarnya. Bentuknya cebol, dan hanya memiliki satu pintu geser di bagian penumpang. Sementara rodanya berjumlah empat, berbeda dengan bus medium standar yang punya enam roda.

Adapun kapasitas kursi penumpangnya rata-rata hanya berjumlah 16. Namun, pada realitasnya ini bisa lebih, karena pada awal 2000-an kita masih sering menjumpai penumpang yang duduk di atap bus.

Meskipun berukuran mini, bus tuyul terkenal kokoh. Ia mampu mengarungi jalanan Kulonprogo yang topografisnya banyak perbukitan. Body rampingnya, di sisi lain, juga jadi keuntungan karena bisa dengan mudah berkelok melewati jalanan sempit. Dan yang pasti, bus ini juga kuat untuk perjalanan jarak jauh yang memakan waktu 2-3 jam.

Bus tuyul mulai tersingkir dari jalanan

Kendati jadi primadona, pada 2000-an awal, eksistensi bus tuyul mulai terkikis. Kini, ia mulai sulit kita jumpai. Menurut Kepala Bidang Angkutan dan Perparkiran Dishub Kulonprogo Arif Martono, salah satu faktornya karena kini mulai banyak orang yang punya kendaraan pribadi.

Kata Arif, imbas dari makin banyaknya kendaraan pribadi bikin minat pada bus tuyul jadi turun. Banyak PO Bus pun akhirnya gulung tikar karena omset yang anjlok.

Iklan

Salah satu PO Bus—pernah kondang di masanya—yang harus gulung tikar adalah PO Bledug Gandum. Pada 1990-an hingga awal 2000-an, PO ini punya 24 bus tuyul yang melayani 1000 penumpang tiap harinya.

Sayangnya, dua fase krisis ekonomi bikin PO ini kelabakan. Krisis pertama adalah krismon 1998-1999 yang bikin sebagian besar armadanya harus dijual. Sementara krisis kedua adalah pandemi Covid-19, di mana omset turun drastis hingga 100 persen. Alhasil, PO yang berdiri sejak 1987 itu pun kini berhenti beroperasi.

Penulis: Ahmad Effendi
Editor: Purnawan Setyo Adi

BACA JUGA Jeritan Sopir Bus Abadi Jogja-Bantul, Primadona yang Makin Tergerus Trans Jogja
Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News

Terakhir diperbarui pada 5 September 2023 oleh

Tags: busBus TuyulKulonprogo
Ahmad Effendi

Ahmad Effendi

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

Anggaran TransJogja Dipotong Miliaran Rupiah Adalah Bukti Pemerintah Memang Suka Merepotkan Warga Mojok.co
Pojokan

Anggaran TransJogja Dipangkas Adalah Bukti Pemerintah Memang Suka Lihat Warganya Kerepotan

26 Agustus 2025
Pertama kali naik bus patas setelah sekian tahun naik bus ekonomi. Coba-coba pakai toilet bus malah berujung drama MOJOK.CO
Catatan

Coba-coba Boker di Toilet Bus Patas, Niat Legakan Perut Malah Dibikin Waswas hingga Repot saat Cebok

19 Juni 2025
Orang kaya pertama kali naik bus ekonomi, tersiksa jiwa raga sampai trauma MOJOK.CO
Ragam

Orang Kaya Naik Bus Ekonomi: Coba-coba Berujung Tersiksa, Dimaki Pengamen sampai Tahan Kencing Berjam-jam

12 Juni 2025
Trans Semarang, transportasi publik.MOJOK.CO
Ragam

Transportasi Publik Semarang Bikin Orang Jogja Iri: Nyaman, Akesesibel, Beda dengan TransJogja yang Makin Mundur

7 Januari 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
waspada cuaca ekstrem cara menghadapi cuaca ekstrem bencana iklim indonesia banjir longsor BMKG mojok.co

Alam Rusak Ulah Pemerintah, Masyarakat yang Diberi Beban Melindunginya

1 Desember 2025
pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.