Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Kilas

Tidak Bisa Masuk Stadion Manahan Tak Mengapa, yang Penting Sudah Berusaha

Puthut EA oleh Puthut EA
19 November 2022
A A
muktamar muhammadiyah di stadion manahan mojok.co

Penjagaan di Stadion Manahan, tempat berlangsungnya Muktamar Muhammadiyah ke-48. (Puthut EA/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Pengamanan Muktamar Muhammadiyah kali ini memang sangat ketat. Wajar, karena tidak mungkin semua orang masuk ke dalam Stadion Manahan.

Namun yang menarik adalah bagaimana para muktamirin berusaha masuk. Palang pintu terbesar untuk masuk ke venue pembukaan yakni di Stadion Manahan tentu saja di gerbang utama. Ketat sekali. Hingga puluhan ribu muktamirin akhirnya balik kanan. Mojok mengamati bagaimana ketatnya memasuki pos penjagaan utama tersebut. Apalagi setelah acara di dalam stadion dimulai.

Kalau sudah berhasil menembus gerbang utama, tidak ada jaminan bisa masuk ke dalam stadion. Kebanyakan mereka hanya bisa menonton lewat layar besar yang dipajang di luar stadion. Berbagai gate yang ada, mustahil bisa ditembus. Tapi mereka tetap berusaha masuk dengan berbagai cara.

Ada yang bilang, “Pak, saya tadi sudah di dalam, keluar sebentar karena cari minum.” Rayu seorang laki-laki. Tapi penjaga gate bergeming. “Tidak bisa, Pak.”

Ada serombongan ibu-ibu yang dengan bahasa halus mencoba bernegosiasi. “Pak, kami sudah datang jauh-jauh. Tidak masuk stadion enggak apa-apa, yang penting bisa melihat dari luar.” Para penjaga dengan muka dingin cuma tersenyum tipis.

stadion manahan mojok.co
Muktamirin yang mencoba masuk Stadion Manahan Solo. (Puthut EA/Mojok.co)

Ada juga yang memakai kiat kuno. Seorang laki-laki paruh baya, dengan muka seolah sedang menahan sesuatu. “Tolonglah, Pak. Saya kebelet kencing. Di pinggir jalan tidak ada toilet. Saya kencing dulu di dalam, nanti keluar lagi.”

Mendengar itu, saya ingin tertawa ngakak. Tapi urung. Siapa tahu dia memang menahan kencing. Saya membayangkan seandainya saya jadi dia dan benar-benar ingin kencing, di mana saya bisa melakukan aktivitas tersebut? Saya tidak melihat ada toilet portabel. Sehingga jika seseorang kebelet kencing dan tidak berhasil masuk ke dalam stadion, mereka kencing di mana? Mau balik lagi ke penginapan pastilah butuh waktu panjang dan tenaga ekstra. Karena sepanjang jalan menuju Manahan tertutup untuk kendaraan. Hanya boleh jalan kaki. Jadi dia harus jalan kaki dulu, lalu naik ojek, lalu kencing di penginapan. Bisa saja sih kencing di pom bensin, tapi tetap saja tempatnya nisbi jauh. Bisa-bisa kencing di celana, batin saya.

Belum hilang saya memikirkan si bapak yang kebelet kencing, ada seorang laki-laki dengan dandanan necis, ngamuk-ngamuk. Dia ngotot mendapatkan undangan sambil menunjukkan bukti undangannya. Tetap saja teralis pagar tak dibuka. “Acara sudah dimulai, Pak. Tidak bisa.”

Laki-laki necis itu tetap bersikukuh. Saya malas menyaksikan orang eyel-eyelan. Saya pun pindah ke gerbang lain.

Eh, ada lagi serombongan orang yang mengaku orangtua pengisi acara. Mereka komplain. “Katanya orangtua pengisi acara boleh masuk? Kenapa kok gak boleh?”

Para penjaga terlihat tetap tenang. Satu dari mereka tampak kesal karena didesak terus. Akhirnya petugas itu nyeletuk, “Kalau pengin masuk, nanti pas acara sudah selesai, Pak!”

Saya hampir ngakak mendengar celetukan itu.

muktamirin di stadion manahan mojok.co
Ibu Fatma dan Ibu Julaika, muktamirin asal Makassar yang hadir di Stadion Manahan Solo. (Puthut EA/Mojok.co)

Berbagai usaha beragam cara dilakukan. Tapi sepanjang yang saya saksikan, tak ada yang berhasil masuk ke dalam stadion Manahan, tempat dihelatnya acara. Di satu sisi itu menunjukkan profesionalitas panitia penyelenggara. Tapi di sisi lain, pasti banyak yang kecewa.

Bu Fatma, salah satu muktamirin yang tak bisa masuk stadion, tampak kecewa. Dia datang dari Makassar. Sudah tiga kali datang ke Muktamar Muhammdiyah dan baru kali ini tidak bisa masuk ke venue.

Iklan

“Dari Makassar berapa orang, Bu?” Saya bertanya untuk mencoba mengalihkan kekecewaannya.

“Seribu orang, Pak!”

“Waaa…. Naik apa, kah?”

“Kapal laut. Turun Surabaya. Terus naik bis.”

“Banyak sekali yang datang dari Makassar, ya…”

“Iya, Pak! Seribu orang itu hanya rombongan saya saja. Rombongan yang lain banyak. Mungkin ribuan, mungkin puluhan ribu orang Sulsel ke sini…” Wajahnya masih tampak kecewa. “Masak dari seribu rombongan, hanya empat saja yang bisa masuk!”

Ibu Julaika, perempuan dari Bojonegoro mencoba menenangkannya. “Enggak bisa masuk, enggak apa-apa, Bu. Yang penting kita bisa bergembira di sini.”

Ibu Fatma pun tersenyum. Walau tetap ada gurat kecewa.

Penulis: Puthut EA
Editor: Purnawan Setyo Adi

BACA JUGA Patung Sukarno: Tempat Paling Banyak Dipakai Foto Latar Muktamirin Muhammadiyah

Terakhir diperbarui pada 19 November 2022 oleh

Tags: Muhammadiyahmuktamar muhammadiyah
Puthut EA

Puthut EA

Kepala Suku Mojok. Anak kesayangan Tuhan.

Artikel Terkait

Keindahan Semu di Kaki Gunung Semeru, Lumajang saat erupsi. MOJOK.CO
Aktual

Keindahan Semu di Kaki Gunung Semeru

21 November 2025
wisuda, tuli.MOJOK.CO
Kampus

Sering Dibilang Bodoh karena Tuli, Kini Membuktikan Diri dengan Menjadi Wisudawan Tunarungu Pertama di Kampusnya

24 Oktober 2025
Apa yang Terjadi Jika Muhammadiyah Tidak Pernah Ada? MOJOK.CO
Esai

Fakta Menyeramkan Jika Muhammadiyah Tidak Pernah Lahir di Indonesia

5 Oktober 2025
Anggota PSHT Iri dengan Perguruan Tapak Suci yang Dianakemaskan Muhammadiyah karena Merasa Dikucilkan di UMM. MOJOK.CO
Ragam

PSHT Tetap di Hati meski Belajar di Lingkungan Muhammadiyah yang Punya Tapak Suci

16 Juli 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
Macam-macam POV orang yang kehilangan botol minum (tumbler) kalcer berharga ratusan ribu MOJOK.CO

Macam-macam POV Orang saat Kehilangan Tumbler, Tak Gampang Menerima karena Kalcer Butuh Dana

28 November 2025
Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
waspada cuaca ekstrem cara menghadapi cuaca ekstrem bencana iklim indonesia banjir longsor BMKG mojok.co

Alam Rusak Ulah Pemerintah, Masyarakat yang Diberi Beban Melindunginya

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.