MOJOK.COÂ – Puluhan pedagang kios di sirip kawasan Malioboro, tepatnya di Jalan Perwakilan memprotes Pemda DIY. Mereka tiba-tiba disuruh mengosongkan kawasan tersebut karena akan dilakukan penataan.
“Kami hanya diberi waktu hingga akhir desember [2022] nanti untuk mengosongkan kios-kios di sepanjang jalan perwakilan,” ujar Ketua Forum Komunikasi dan Koordinasi Perwakilan, Adi Kusuma Putra Suryawan usai audensi dengan sejumlah anggota DPRD DIY di Kantor DPRD DIY, Rabu (09/11/2022).
Padahal sesuai informasi yang didapat pedagang, penataan Jalan Perwakilan yang mendukung kebijakan Sumbu Filosofi baru akan dilakukan pasca-pembangunan Jogja Planning Gallery pada 2024 mendatang.
Namun tiba-tiba mereka mendapatkan undangan dari Pemda DIY untuk mengosongkan kios di sisi utara Jalan Perwakilan. Sosialisasi dilakukan pada 26 Oktober 2022 lalu di Kemantren Danurejan.
“Dalam acara tersebut dihadiri beberapa kepala dinas dari Pemkot Jogja itu disampaikan mereka diberi dawuh (disuruh-red) oleh Kraton Ngayogyakarta untuk mengosongkan kios-kios di sepanjang jalan perwakilan karena masalah legalitas yang telah habis masa berlakunya,” jelasnya.
Adi tidak mengetahui tujuan pengosongan Jalan Perwakilan. Padahal mereka cukup lama berada di kawasan sirip Malioboro.
Para pedagang pun sudah menyewa kios-kios di kawasan tersebut dari pemilik sebelumnya. Sebelum jadi warung dan lesehan, awalnya rumah-rumah di Jalan Perwakilan yang menggunakan tanah Keraton Yogyakarta itu digunakan sebagai rumah tinggal.
“Kami juga sudah membayar cukup mahal untuk bisa menyewa kios di jalan perwakilan, tahu sendiri kan harga sewa di Malioboro yang tinggi. Tapi kok tiba-tiba disuruh pergi padahal penataan Jogja Planning Gallery di sebelah jalan perwakilan masih tahun 2024 nanti,” paparnya.
Oleh karenanya para pedagang di Jalan Perwakilan berharap Pemda DIY bisa mengundurkan jadwal penggusuran kios-kios di Jalan Perwakilan. Bila tak memungkinkan pada 2024, mereka berharap paling tidak kebijakan tersebut akan dilaksanakan 15 hari pasca-Lebaran 2023.
Mereka perlu mencari modal usaha untuk bisa pindah dari kawasan tersebut. Apalagi pedagang sebenarnya sepenuh hati mendukung segala program Pemda DIY dalam memperindah kawasan Malioboro.
“Kami hanya diberikan waktu untuk dapat memahami kondisi kami pada saat ini. Kami sedang berjuang dari kondisi pasca-pandemi Covid-19 yang membuat kami terpaksa harus mencari tambahan dana dengan berhutang pada lembaga-lembaga keuangan seperti bank untuk bisa jualan,” jelasnya.
Para pedagang, lanjut Adi juga berharap mereka tidak serta merta diusir dari Jalan Perwakilan. Laiknya pedagang Malioboro, mereka bermimpi bisa direlokasi ke Teras Malioboro 1 dan 2 agar tetap bisa berjualan.
“Kami sih berharap tetap bisa jualan di kawasan malioboro, karena Jalan Perwakilan kan menopang malioboro jadi kami sendiri kepengin diperhatikan seperti pedagang Malioboro,” imbuhnya.
Reporter: Yvesta Ayu
Editor: Purnawan Setyo Adi