Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Kilas

Terjawab, Misteri Awal Mula Baju Kotak-kotak Jokowi-Ahok di Pilkada DKI 2012

Hammam Izzuddin oleh Hammam Izzuddin
6 Juni 2023
A A
Terjawab, Misteri Awal Mula Baju Kotak-kotak Jokowi-Ahok di Pilkada DKI 2012. MOJOK.CO

Bincang Eep Saefulloh dengan Kepala Suku Mojok, Puthut EA. (YouTube Mojok)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Pada Pilkada DKI 2012 silam, Joko Widodo dan Basuki Tjahaya Purnama atau Jokowi-Ahok identik dengan baju kotak-kotak yang kemudian saat itu menjadi trend. Kepada Mojok, konsultan politik Eep Saefulloh Fatah menjelaskan tentang sejarah baju kotak-kotak tersebut.

“Jokowi-Ahok waktu itu yang top of mind di masyarakat kan baju kotak-kotak, itu bukan dari saya, Mas, tapi saya yang kemudian kena getahnya,” kata Eep Saefulloh Fatah dalam perbincangan dengan Kepala Suku Mojok Puthut EA di PutCast Mojok yang tayang, Senin (5/6/2023). Eep, saat itu menjadi konsultan politik dari pasangan Jokowi-Ahok yang maju dalam Pilkada DKI. 

Cerita, tentang Eep kena getah gara-gara baju kotak-kotak bermula saat ia bertemu dengan Abdi Negara, personil Slank untuk membicarakan keterlibatan Slank dalam kampanye. “Saat itu saya baru tahu, kalau Slank itu jadi pendukung Jokowi, jauh sebelum maju dalam Pilkada DKI,” kata Eep yang juga Founder & CEO PolMark Indonesia dan Founder & CEO Dig-Inc.Asia.

Dalam pertemuan tersebut, Abdi bertanya ke Eep, apa maksud baju kotak-kotak yang Jokowi pakai saat itu. “Saat itu saya sampai menyingkir, saya telepon Pak Jokowi, “saya tanya, ada pertanyaan seperti, daripada saya salah, waktu itu Mas Jokowi milik baju kotak-kotak maksudnya apa?” ujar Eep Seafulloh. 

Berawal dari Jokowi tak mau pakai baju pilkada

Diluar dugaan, Jokowi sendiri tidak tahu maksud filosofi baju kotak-kotak yang ia pakai. Ia kemudian meminta Eep membuat penjelasan tentang maksud dari baju kotak-kotak. Penjelasan itu yang nantinya akan Jokowi gunakan ketika ada yang bertanya. “Jadi sebenarnya baju kotak-kotak itu pilihan Jokowi setelah ngobrol dengan teman-temannya yang paham fesyen atau mode. Saat itu Jokowi tidak ingin mengenakan baju pilkada,” kata Eep. 

Saat itu calon kepala daerah yang maju dalam pilkada rata-rata mengenakan baju tertentu seperti jas, baju koko, baju adat, atau baju yang hasil rancangan khusus. Jokowi menyebutnya baju pilkada dan dia tidak mau mengenakan baju seperti itu. 

“Jokowi ingin baju yang ia pakai akan dipakai juga oleh banyak orang, termasuk anak muda. Teman-temannya menyarankan kalau baju yang banyak di toko-toko ya baju kotak-kotak,” ujar Eep. 

Akhirnya Jokowi-Ahok memilih baju kotak-kotak sebagai identitas. Saat itu Jokowi membeli dua baju di mall Casablanca dan satu di Pasar Tanah Abang. “Tapi kemudian Pak Jokowi meminta pemilik Sritex di Solo mencetak baju kotak-kotak sesuai motif yang ia pilih kemudian di-drop ke Pasar Tanah Abang dengan sangat murah, sehingga setiap pedagang dapat margin besar. Dengan satu syarat, meneriakan sebagai kotak-kotak Jokowi,” kata Eep. 

Makna baju kotak-kotak

Eep menegaskan bukanlah penemu baju kotak-kotak jokowi seperti yang banyak orang duga, tapi memang ia yang membuat penjelasan tentang baju tersebut. “Waktu itu penjelasan saya, Jakarta itu terlalu terkotak-kotak. Sebagai ibu kota negara semua orang ada di sini, jadi melting pot. Kehadiran Jokowi adalah menghilangkan sekat atau kotak-kotak tersebut,” ujar Eep. 

Sebagai konsultan politik Jokowi-Ahok dalam Pilkada DKI 2012, Eep Saefulloh memilih berada di sisi yang berbeda pada Pilkada DKI 2017. Ia melawan Ahok yang saat itu berpasangan Djarot Syaeful Hidayat. Ada alasan tersendiri mengapa pendiri konsultan PolMark Indonesia ini tidak mau mendukung Ahok. Selengkapnya bisa disaksikan dalam PutCast Mojok berikut ini:

Penulis: Hammam Izzuddin
Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA Tren Pemilu 2024 Berubah, Cak Imin Bisa jadi Faktor Penentu Pilpres

Cek berita dan artikel lainnya di Google News

Iklan

 

 

 

Terakhir diperbarui pada 6 Juni 2023 oleh

Tags: ahokbaju kotak-kotakeep syaefulloh fatahjokowiPemilu 2024politik
Hammam Izzuddin

Hammam Izzuddin

Reporter Mojok.co.

Artikel Terkait

Gugun El Guyanie : Awalnya Soal Skripsi, Berakhir Membongkar Dinasti
Video

Gugun El Guyanie : Awalnya Soal Skripsi, Berakhir Membongkar Dinasti

28 Oktober 2025
Republik dan Bayang Penjajahan yang Tak Usai
Video

Republik dan Bayang Penjajahan yang Tak Usai

25 Oktober 2025
Kereta Cepat Whoosh DOSA Jokowi Paling Besar Tak Termaafkan MOJOK.CO
Esai

Whoosh Adalah Proyek Kereta Cepat yang Sudah Busuk Sebelum Mulai, Jadi Dosa Besar Jokowi yang Tidak Bisa Saya Maafkan

17 Oktober 2025
Kotak Pandora Politik Terbuka: Gus Romy Ungkap Krisis di PPP
Video

Kotak Pandora Politik Terbuka: Gus Romy Ungkap Krisis di PPP

20 Mei 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
UGM MBG Mojok.co

Gadjah Mada Intellectual Club Kritisi Program MBG yang Menyedot Anggaran Pendidikan

28 November 2025
Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

2 Desember 2025
8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
S3 di Bandung, Istri PNS Makassar- Derita Jungkir Balik Rumah Tangga MOJOK.CO

Jungkir Balik Kehidupan: Bapak S3 di Bandung, Istri PNS di Makassar, Sambil Merawat Bayi 18 Bulan Memaksa Kami Hidup dalam Mode Bertahan, Bukan Berkembang

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.