MOJOK.CO – Di utara kampus Universitas Gadjah Mada (UGM), terdapat sebuah taman teduh yang kerap jadi tempat nongkrong anak muda. Taman Komunikasi (Takom) Kanisius namanya.
Aneka pohon tinggi menjulang, rumput hijau, serta bangunan tua menjadi daya tarik tersendiri di tengah situasi sekitar padat penduduk. Beragam kalangan gemar mengunjungi kawasan ini. Mereka yang berkunjung ke kawasan ini biasanya menghabiskan waktu untuk mengerjakan tugas, bekerja, meeting, hingga nongkrong-nongkrong santai bersama teman-teman.
Takom Kanisius berada Jl. Cempaka No. 9 Deresan, Kel. Caturtunggal, Kec. Depok, Kab. Sleman, Yogyakarta. Taman Komunikasi Kanisus bukan hanya sebatas ruang atau tempat nongkrong biasa. Kawasan tersebut menyimpan sejarah panjang bahkan sudah ada jauh sebelum kemerdekaan Indonesia.
Tempat nongkrong bersejarah
Kawasan ini didirikan oleh Yayasan Kanisius. Sebuah yayasan Katolik yang berdiri pada 1918. Sejumlah sekolah kemudian yayasan ini dirikan. Mulai dari tingkat TK hingga SMP di Yogyakarta dan Jawa Tengah, sekolah PIKA (Pendidikan Industri Kayu), serta penerbitan dan percetakan PT Kanisius atau Canisius Drukkerij.
Pada 26 Januari 1922, Canisius Drukkerij berdiri. Usaha percetakan ini mengambilalih gudang bekas pabrik besi kompleks Bruderan FIC. Pendirian tersebut membawa misi dan komitmen memberdayaan bangsa melalui pendidikan dan pemberdayaan bangsa.
Pada 1926, Kanisius mencetak banyak buku bacaan dan bahan pembelajaran demi memenuhi kebutuhan sekolah rakyat. Kemudian pada 1928, Canisius Drukkerij merilis Tamtama Dalem dan Swaeatama, surat kabar pergerakan untuk mendukung perjuangan kemerdekaan pemuda Indonesia.
Di awal kemerdekaan, Canisius Drukkerij mendapat kepercayaan oleh negara untuk mencetak ORI (Oeang Rakyat Indonesia). Pada 1960-an, Kanisius menjadi percetakan offset pertama di Indonesia dan mulai mengadakan Bagian Urusan Naskah (Urnas). Kanisius juga menjadi anggota IKAPI.
Tahun 1969, terbit buku Filsafat Manusia karya N. Driyarkara dan buku Kamus Latin-Indonesia bekerja sama dengan PWI Seminari. Di tahun-tahun setelahnya, Kanisius kembali berfokus pada misi pemberdayaan rakyat dan mendorong pembelajaran mandiri dengan menerbitkan buku-buku keagamaan, sejarah, budaya, filsafat, sosiologi, hingga buku-buku teks untuk TK sampai perguruan tinggi.
Taman Komunikasi (Takom) Kanisius memiliki sejumlah bangunan tua, kafe, working space, penerbit buku, percetakan, kantor media, penerbit, hingga toko buku. Sesekali di lapangan tersebut terselenggara sejumlah acara yayasan, seperti pameran buku, acara musik, dan lain-lain.
Gelaran festival terdekat di Taman Komunikasi Kanisius
Di taman ini, dalam waktu dekat akan ada perhelatan Festival Mojok (Fesmo) yang ke-2. Sebagai pengingat, tahun lalu pada Fesmo 2022, Mojok mengangkat tema “Manunggaling Kawula Bumi”.
Tahun ini, Festival Mojok 2023 mengusung tema “Ruang Riang Mojok”. Terdapat banyak suguhan menarik tahun ini. Mulai dari workshop merajut, melatih kura-kura, hingga motret sambil jalan-jalan bareng komunitas.
Ada pula PutCast Live bersama pakar healing/mindfulness Adjie Santosoputro bersama musisi Happy Mental, Jono Terbakar. Ada pula sajian musik dari sejumlah musisi top Jogja. Di antaranya Olski, Orkes Pensil Alis, Jono Terbakar, dan Agus Magelangan Electonan sebagai penutup.
Acara tersebut akan berlangsung pada Minggu, 8 Oktober 2023 di Taman Komunikasi Kanisius. Tersedia dua jenis tiket. Pertama, seharga 75 ribu untuk tiket saja. Kedua, seharga 125 ribu dengan bundling Buku PutCast yang hanya bisa dibeli di acara ini. Tiket bisa diakses di sini.
Penulis: Iradat Ungkai
Editor: Agung Purwandono
BACA JUGA 3 Rekomendasi Coffee Shop Bernuansa Hijau di Jogja
Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News