Kalau ada sosok yang paling pas untuk merepresentasikan stereotip sifat lelaki yang selalu saja salah, maka orang itu pastilah presiden kita, Jokowi. Ini serius. dalam segala hal, Jokowi hampir selalu bisa dipersalahkan.
Contoh yang paling mutakhir tentu saja adalah ketika ia dinyinyiri saat ia menjadi imam salat dalam kunjungannya ke Afghanistan.
Saat itu, Jokowi memang menjadi imam salat bagi para peserta pertemuan bilateral Indonesia-Afghanistan, termasuk Presiden Afghanistan Ashraf Ghani.
Hal tersebut sontak langsung memancing reaksi para netizen (maaf, kami masih belum terbiasa menggunakan istilah warganet). Banyak yang mendukung dan memuji, pun tak sedikit yang menganggapnya sebagai pencitraan belaka.
Sosok yang jelas-jelas mengatakan bahwa hal tersebut adalah pencitraan adalah Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon. “Saya kira kalau jadi imam ya bagus-bagus saja. Saya kira itu pencitraan yang baguslah,” ujarnya.
Soal anggapan pencitraan itu, hal tersebut langsung dibantah oleh Sekretaris Kabinet Pramono Anung yang juga ikut dalam kunjungan tersebut.
“Itu dua peristiwa. Satu, salat zuhur yang imamnya imam besar Afghanistan. Satu lagi salat jamak asar yang imamnya presiden. Sehingga ini enggak ada hubungan urusan pencitraan,” ujar Pramono Anung.
Menurut Pramono, Jokowi bukan kali ini saja menjadi imam. Jokowi sudah pernah berkali-kali menjadi imam.
Hal ini diamini oleh Juru Bicara Presiden Johan Budi. “Presiden sering mengimami salat, tidak hanya di Afghanistan. Di kunjungan kerja dalam negeri juga,” ujarnya.
Tak hanya Pramono Anung dan Johan Budi, Ketua MPR Zulkifli Hasan juga mengungkapkan hal yang serupa.
“Kalau Presiden kita jadi imam, saya kira sudah biasa dilakukan oleh bapak Presiden. Saya juga pernah diimami kok. Kalau sekarang jadi imam lagi ya biasa kan? Kita kan salat lima kali,” kata Zulkifli.
Yah, memang begitulah lika-liku menjadi presiden. Semuanya bisa digulirkan sebagai hal yang salah. Termasuk dalam urusan salat.
Kalau terekspos saat salat dibilang sok agamis, nanti kalau nggak pernah difoto saat salat dituduh kafir. Kalau salat jadi makmum dibilang karena nggak becus bacaan salat, giliran salat jadi imam dibilang pencitraan. Haduuuuh, pucing pala marbot.