MOJOK.CO – Berkhayal atau sebutan anak sekarang yaitu “halu” kerap kali punya stigma yang buruk. Tapi tahu kah kamu? ternyata menurut ilmu psikologi, berkhayal punya dampak yang positif bagi kesehatan.
Psikolog, Dawn Bexter, mengungkap jika berkhayal dapat memudahkan kita memvisualisasikan ide-ide dalam pikiran. Hal ini berguna untuk membuat otak kita lebih kreatif dalam mengatasi suatu persoalan pada kehidupan sehari-hari.
Sementara bagi kesehatan, Bexter mengungkapkan, berkhayal dengan membuat skenario palsu di kepala dapat membuatmu nyaman dan lebih siap dengan kehidupan di dunia nyata.
Misalnya saat seseorang sedang dihadapkan dengan situasi tertentu di dunia nyata, maka biasanya ia akan berkhayal mengenai kemungkinan-kemungkinan apa yang dapat terjadi. Nah, hal tersebut dapat membantu seseorang lebih siap menghadapi hal-hal yang belum terjadi.
“Memberi izin untuk diri kita mempertimbangkan dan memainkan peristiwa yang belum atau tidak akan pernah terjadi adalah kemewahan yang bisa sangat menghibur, terutama jika terjadi kemungkinan skenario negatif,” sebut Bexter dilansir dari Metro.
Skenario palsu bisa bermacam-macam. Misalnya saat ingin menyatakan cinta kepada seseorang, kamu bisa mulai berskenario jika dia menerimamu, jika cintamu ditolak, atau sesimpel kamu bisa membayangkan pakaian apa yang cocok saat bertemu dengannya.
“Seperti Dr. Strange ketika membuat 14.000.605 skenario untuk mengalahkan Thanos. Kalau kamu mungkin berkhayal sebuah skenario jika memakai gaun adalah yang terbaik,” ungkapnya.
Bexter menambahkan, karena berkhayal dapat membuat nyaman, maka juga bisa jadi hiburan bentuk pelarian. Tindakan ini bermanfaat bagi beberapa orang dalam menstimulus badan untuk tidur.
Seorang terapis, Caroline Plummer juga menambahkan bahwa membuat skenario sebelum tidur merupakan hal yang umum. “Halu” memungkinkan kita bebas menjadi apapun.
“Orang pemalu bisa jadi percaya diri jika sedang ‘menghalu’. Ini bisa jadi cara yang bagus untuk menunjukkan ke diri sendiri apa yang bisa dilakukan suatu hari,” ujar Caroline.
Namun, berkhayal jangan sampai berlebihan. Caroline tetap mengingatkan untuk membuat batasan saat menghalu karena orang bisa terjebak dalam fantasinya jika terlalu bergantung pada skenario dalam pikirannnya. Nah, yang penting tetap dalam batas kewajaran.
Penulis: Pasthiko Pramudhito
Editor: Purnawan Setyo Adi