MOJOK.COÂ – Universitas Gadjah Mada (UGM) berduka. Guru besar Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM sekaligus mantan Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) periode 2014-2019, Sri Adiningsih meninggal dunia Sabtu (17/06/2023) sore.
Sempat disemayamkan di PUKJ, Minggu (18/06/2023), almarhumah dibawa ke Balairung UGM untuk mendapatkan penghormatan terakhir. Setelah upacara penghormatan, jenazah dibawa ke peristirahatan terakhir di Gunung Sempu Hills Memorial Park.
Untuk menghormati tokoh nasional dan ekonom Indonesia itu, para pelayat datang ke PUKJ ataupun UGM untuk menyampaikan doa dan dukacita pada keluarga dan kerabat almarhumah. Karangan bunga ucapan dukacita pun berdatangan dari sejumlah pejabat negara dan kolega.
Di antaranya karangan bunga dari Presiden Joko Widodo (jokowi), Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri serta Ketua DPR RI Puan Maharani. Sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Maju pun juga mengirimkan karangan bunga seperti dari Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, Menlu Retno Marsudi, Mensesneg Pratikno dan Menteri PPN Suharso Monoarfa.
Selain itu dari Gubernur DIY, Sri Sultan HB X dan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo yang merupakan Ketua Umum PP Kagama juga mengirimkan karangan bunga. Begitu pula mantan Ketua DPR RI Akbar Tanjung, Agum Gumelar, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, anggota DPR RI, Adrian Napitupulu serta Koordinator Stafsus Presiden Ari Dwipayana.
Membantu pulihnya ekonomi indonesia
Tak hanya karangan bunga, Menteri Keuangan (Menkeu) RI, Sri Mulyani khusus hadir dalam prosesi pemakaman Sri Adiningsih. Sri Mulyani datang ke PUKJ dan disambut suami Sri Ardiningsih, Kunta Setiaji. Usai melayat, Sri Mulyani menceritakan kebersamaannya bersama almarhumah.
“Bu Sri Adiningsih ya, teman saya, baik sekali dari kami masih mahasiswa dulu. Saya masih di UI, beliau masih di Gadjah Mada (UGM-red), belum sarjana. Kita sudah bertemu di dalam beberapa kegiatan seperti lomba debat mahasiswa waktu itu kita ketemu pertama kali di Padjajaran,” paparnya.
Sri Adiningsih, lanjut Menkeu merupakan sosok yang luar biasa. Dia selalu membantu banyak orang, baik dengan pikiran maupun tenaganya. Contohnya saat terjadi krisis ekonomi,Sri Adiningsih bersamanya aktif mengadvokasi sektor perbankan dan ekonomi bersama-sama. Mereka bahkan menjadi tim untuk mendukung perumus amandemen UUD 1945, terutama pasal ekonomi.
“Dia terutama di bidang perbankan menekuni jadi sangat aktif. Selalu menolong siapa saja, muridnya, temannya, luar biasa. Saya sangat kehilangan seorang sahabat baik,” paparnya.
Sri Adiningsih, lanjut Menkeu juga memiliki peran yang sangat penting. Melakukan koreksi atas tata kelola bidang Perbankan dan perusahaan saat krisis ekonomi. Dia juga berperan dalam melakukan tata kelola jangka panjang agar Indonesia tak terjebak krisis ekonomi.
“Bu Nining (sapaan Sri Adiningsih-red) itu punya kontribusi banyak dalam pemikiran untuk bagaimana Indonesia tidak terkena krisis kembali, memperbaiki dan mendeteksi risiko-risiko awal sehingga sektor keuangan sehat, perbankan terutama. Banyak yang beliau lakukan,” tandasnya.
Inspirasi keluarga
Kerabat Keluarga dari Solo, Gunawan Sutanto, mengungkapkan Sri Adiningsih merupakan sosok insipirasi bagi keluarga besarnya. Sri Adiningsih merupakan satu-satunya keluarga besar yang berhasil meraih pendidikan ke jenjang tertinggi. Meski menjadi tokoh nasional, dia selalu dekat dengan keluarga.
“Beliau baik, beliau menjadi inspirasi di keluarga besar kami karena beliau satu-satunya di keluarga yang bisa meraih pendidikan yang sangat tinggi. Beliau sangat memotivasi adik-adik maupun anak cucu dan beliau sangat baik membantu keluarga,” paparnya.
Menurut Gunawan, keluarga besar mereka sangat bangga dengan keberhasilan Sri Adiningsih. Pernah menjabat Ketua Wantimpres Presiden Jokowi, almarhumah juga tak lupa berbagi ilmu sebagai pendidik di UGM. Dia masih aktif mengajar di UGM dan sejumlah universitas lainnya selama ini
“[Sri adiningsih] tinggal di Tirtasari dan masih aktif mengajar dan jadi guru besar di UGM,” jelasnya.
Menurut Gunawan,kondisi kesehatan Sri Adiningsih sudah menurun sejak Desember 2022 lalu. Dia beberapa kali menjalani pengobatan di rumah sakit. Selama sakit, Sri Adiningsih dirawat di kediamannya di Yogyakarta hingga akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya.
“Iya sakit sudah lumayan lama, bolak-balik ke rumah sakit,” imbuhnya.
Reporter: Yvesta Ayu
Editor: Purnawan Setyo Adi