MOJOK.CO – Prabowo memandang pembangunan infrastruktur Jokowi grusa-grusu. Sementara itu, terkait revolusi industri 4.0, capres 01 menganggap capres 02 kurang optimis.
Dalam debat capres kedua, Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto mengawali serangan di debat capres kedua ini dengan menyebut Jokowi terlalu grusa-grusu tanpa visible study terkait pembangunan infrastruktur. Serangan Pak Prabs terdengar halus dan subtil, sebab ia juga mengapresiasi kerja keras Jokowi untuk mengejar pembangunan infrastruktur.
“Saya menghargai niat Pak Jokowi dalam memimpin pembangunan infratruktur. Tetapi saya juga harus menyampaikan kemungkinan besar bahwa tim pak Jokowi bekerjanya kurang efisien. Banyak infrastruktur yang dikerjakan dengan grusa-grusu tanpa feasibility study yang bener dan ini mengakibatkan proyek infrastruktur yang tidak efisien yang rugi bahkan sangat sulit dibayar.“ kata Prabowo.
Prabowo menyebut bahwa pembangunan infrastruktur Jokowi mengedepankan prinsip rakyat untuk infrastruktur, bukan infrastruktur itu untuk rakyat. Prabowo juga memberikan contoh pembangunan infrastruktur yang dianggap tidak tepat dan tidak dibangun dengan maksimal.
“Infrastruktur harus untuk rakyat, bukan rakyat untuk infrastruktur. Nggak bisa infrastruktur hanya jadi monumen, tidak dimanfaatkan, sebagai contoh LRT di Palembang dan lapangan terbang Kertajadi dan macam-macam lagi.“
Jokowi tentu tidak tinggal diam. Namanya juga debat Ia mengatakan bahwa tidak benar kalau pembangunan infrastruktur yang dilakukannya selama ini tanpa feasibility study.
“Kalau tadi Pak Prabowo mengatakan tanpa feasibility study, saya kira salah besar. Karena ini sudah direncanakan lama,” ujar Jokowi. “Memindahkan budaya dari yang seneng naik mobil sendiri kemudian masuk ke transportasi massa, yang saya pelajari di negara lain butuh 10-20 tahun untuk memindahkan budaya itu. Tidak mudah,” ujar Jokowi.
(*Cieeeee, 10 tahun cieee… Kode buat dua periode nih yeeee…)
Sementara itu, ketika membahas tentang revolusi industri 4.0, debat terasa lebih panas.
“Kita bicara industri 4.0, tapi kita sekarang belum bisa membela petani-petani kita sendiri. Kita juga belum bisa menjamin harga-harga pangan terjangkau oleh rakyat kita. Ini yang saya permasalahan. Bagus kita bicara industri 4.0 tapi saya lebih ingin menjamin bahwa indonesia bisa menyediakan pangannya sendiri tanpa impor dari negara mana pun,” kata Prabowo.
“Pak Prabowo ini kelihatannya ke depan kurang optimis” kata Jokowi yang langsung disambut dengan ekspresi merenges Prabowo. “Kalau saya melihat dengan pembangunan sumber daya manusia yang tadi saya sampaikan, saya meyakini bahwa kita bisa menyongsong revolusi industri 4.0 dengan optimis. Sekarang ini produk petani sudah masuk ke marketplace.”
Ah, dua capres ini kelihatannya memang susah banget. Udah kelihatan dari cara baca 4.0. Jokowi bacanya “Four point zero”, sementara Prabowo bacanya “Four point o”
*Etapi memang harus nggak kompak sih, kalau kompak, jadinya bukan debat capres, tapi musyawarah mufakat.