“Ketua Gerindra Jakarta namanya Muhammad Taufik. Kalau partai saya gitu, kalau ketua provinsi, dia yang tentukan, kalau ketua DPC, dia tentukan, saya bagaimana beliaulah,” begitu kata Prabowo seminggu yang lalu saat ditanya soal teka-teki Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta pengganti Sandiaga Uno yang mencalonkan diri sebagai Cawapres.
Pernyataan Prabowo tersebut ternyata memancing polemik yang cukup runcing bagi sekutu utama Gerindra: PKS. Maklum saja, pernyataan Prabowo tersebut seakan-akan menunjukkan dan mengisyaratkan bahwa dirinya menyerahkan perihal kursi Wakil Gubernur DKI Jakarta kepada M. Taufik.
Nama M. Taufik sendiri selama ini memang digadang-gadang sebagai satu-satunya calon dari Gerindra yang diproyeksikan sebagai Wakil Gubernur pengganti Sandiaga. Hal yang sebenarnya membuat Gerindra kayak nggak punya kader lain, sampai-sampai mantan napi korupsi seperti M. Taufik dicalonkan jadi Wakil Gubernur.
Bagi PKS, pernyataan Prabowo tersebut tentu saja cukup bikin gerah, sebab selama ini, pihak PKS sudah yakin betul benar bahwa posisi Wakil Gubernur yang ditinggalkan oleh Sandiaga selayaknya menjadi milik PKS (Ah, padahal semua yang ada di dunia mah milik Allah).
Keyakinan tersebut berkali-kali dikatakan oleh beberapa elit PKS, termasuk oleh Presiden PKS Sohibul Iman.
“Saya katakan bahwa Pak Prabowo di hadapan kami dan di hadapan saya sudah mengatakan, menjelang pencapresan itu bahwa Bang Sandi mundur dari DKI dan kemudian wagub ini diserahkan menjadi haknya PKS,” ujar Sohibul.
PKS bahkan sudah menyiapkan dua nama, yakni mantan Wakil Wali Kota Bekasi Ahmad Syaikhu dan Sekretaris Umum DPW PKS DKI, Agung Yulianto.
Demi menyelesaikan polemik tersebut, para petinggi PKS pun kemudian berencana akan menemui Prabowo untuk mengklarifikasi pernyataannya terkait dengan posisi Wakil Gubernur DKI.
Manuver-manuver tak perlu seperti yang dilakukan oleh Prabowo melalui pernyataannya yang multitafsir itu memang berpotensi merusak fondasi koalisi yang sudah dibangun oleh Gerindra dan PKS.
Tentu akan sangat menyakitkan bagi PKS jika jabatan Wakil Gubernur kali ini sekali lagi diambil dari kader Gerindra, sebab itu artinya, PKS kembali di-PHP oleh Gerindra. Sebelumnya, Gerindra sudah lebih dulu mem-PHP PKS dengan memilih Sandiaga Uno (yang saat itu kader Gerindra) sebagai Calon Wakil Presiden mendampingi Prabowo alih-alih kader dari PKS.
Ah, barangkali memang benar apa kata Ti Pat Kay: Dari dulu, begitulah politik, PHP-nya tiada akhir.