Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Kilas Pendidikan

Alasan Sekolah-sekolah Muhammadiyah Enggan Pakai Istilah ‘Islam Terpadu’

Hammam Izzuddin oleh Hammam Izzuddin
13 Juli 2023
A A
sekolah muhammadiyah tak pakai islam terpadu mojok.co

Ilustrasi sekolah Muhammadiyah (Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Muhammadiyah sebagai salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia memiliki amal usaha di bidang pendidikan yang maju. Ada ribuan sekolah Muhammadiyah dari jenjang TK sampai perguruan tinggi. Namun, semuanya tidak menggunakan istilah “Islam Terpadu”.

Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah PP Muhammadiyah mencatat jumlah sekolah di bawah naungannya saat ini mencapai 3.334. Pembagiannya yakni 1094 jenjang SD, 1128 jenjang SMP, 558 SMA/MA, dan 554 SMK.

Ribuan sekolah itu, nyaris tidak ada yang menggunakan istilah Islam Terpadu, layaknya sejumlah sekolah berbasis kombinasi ilmu umum dan agama yang belakangan berkembang. Ketua Majelis Pembinaan Kader dan Sumber Daya Insani (MPKSDI) PP Muhammadiyah, Bachtiar Dwi Kurniawan menjelaskan, secara konsep sekolah Muhammadiyah sudah pasti mengintegrasikan ilmu umum dan agama.

Tanpa perlu melabeli Islam, ia berpesan agar sekolah di lingkungan organisasi ini memahami konsep terpadu tanpa perlu menekankannya dalam nama. Konsep ini bahkan telah Muhammadiyah jalankan sejak era pra-kemerdekaan Indonesia.

“Waktu adanya sekolah zaman penjajahan itu sekolahnya sekolah umum, belajar matematika, ilmu alam, ilmu sosial dan sebagainya yang oleh Muhammadiyah itu enggak cukup. Jadi Muhammadiyah menambah dengan ilmu agama, diajari bahasa Arab, diajari hadis, diajari Quran, tafsir, ” jelas Bachtiar melansir Muhammadiyah.or.id.

Sebagai informasi, pendiri organisasi ini, KH Ahmad Dahlan pertama kali membuat sekolah agama modern pada 1911. Sekolah itu bernama Madrasah Ibtidaiyah Diniyah dan berada di Kauman, Yogyakarta.

Sekolah Muhammadiyah pasti terpadu dan modern

Pada 1918, KH Ahmad Dahlan juga mendirikan Qismul Arqa yang saat ini menjadi Madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta. Beberapa sekolah lain juga berdiri sebelum Indonesia Merdeka.

Selanjutnya, Bachtiar menegaskan bahwa sekolah milik organisasi yang berdiri sejak 1912 ini tidak perlu ikut-ikutan menggunakan nama terpadu. Ketimbang mengurusi nama, ia menyarankan agar fokus meningkatkan mutu dan kualitas pendidikannya.

“Jadi kalau ada nama-nama sekolah di luar itu, misalnya Sekolah Dasar Terpadu Muhammadiyah, ora usah melu-melu (tidak usah ikut-ikut). Berarti sing melu-melu itu ra ngerti Muhammadiyah alias Muhammadiyah anyaran,” jelas Bachtiar yang bicara pada pengajian di Masjid Al-Hikmah Bambanglipuro, Bantul, Minggu (9/7).

“Sekolah Muhammadiyah itu sudah terpadu. Sekarang tinggal ditingkatkan isi keterpaduan dari sekolah-sekolah Muhammadiyah yang kita cintai bersama itu,” imbuhnya.

Beberapa tahun belakangan, organisasi ini juga mulai mengembangkan pesantren dengan pendekatan sains bernama SMA Trensains Muhammadiyah Sragen. Trensains mengambil kekhususan pada pemahaman al-Qur’an dan al-Hadits, sains kealaman (natural science) dan interaksinya

Penulis: Hammam Izzudin
Editor: Purnawan Setyo Adi

BACA JUGA 4 TK Montessori di Jogja yang Bisa Jadi Referensi bagi Para Orang Tua

Cek berita dan artikel lainnya di Google News

 

Terakhir diperbarui pada 13 Juli 2023 oleh

Tags: Muhammadiyahsekolah muhammadiyah
Hammam Izzuddin

Hammam Izzuddin

Reporter Mojok.co.

Artikel Terkait

Keindahan Semu di Kaki Gunung Semeru, Lumajang saat erupsi. MOJOK.CO
Aktual

Keindahan Semu di Kaki Gunung Semeru

21 November 2025
wisuda, tuli.MOJOK.CO
Kampus

Sering Dibilang Bodoh karena Tuli, Kini Membuktikan Diri dengan Menjadi Wisudawan Tunarungu Pertama di Kampusnya

24 Oktober 2025
Apa yang Terjadi Jika Muhammadiyah Tidak Pernah Ada? MOJOK.CO
Esai

Fakta Menyeramkan Jika Muhammadiyah Tidak Pernah Lahir di Indonesia

5 Oktober 2025
Menderita saat menjadi guru honorer di sekolah negeri. Sejahtera saat menjadi guru di sekolah (SMP) Muhammadiyah karena gaji lebih manusiawi MOJOK.CO
Ragam

Hidup Menderita saat Jadi Guru Honorer di Sekolah Negeri, Usai Pindah ke Sekolah Muhammadiyah Berubah Drastis Jadi Sejahtera

5 September 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Riset dan pengabdian masyarakat perguruan tinggi/universitas di Indonesia masih belum optimal MOJOK.CO

Universitas di Indonesia Ada 4.000 Lebih tapi Cuma 5% Berorientasi Riset, Pengabdian Masyarakat Mandek di Laporan

18 Desember 2025
Wali Kota Semarang uji coba teknologi bola GPS untuk mitigasi banjir Semarang MOJOK.CO

Bola GPS Jadi Teknologi Mitigasi Sumbatan Air Penyebab Banjir di Simpang Lima Semarang

13 Desember 2025
Kegigihan bocah 11 tahun dalam kejuaraan panahan di Kudus MOJOK.CO

Kedewasaan Bocah 11 Tahun di Arena Panahan Kudus, Pelajaran di Balik Cedera dan Senar Busur Putus

16 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025
UMP Jogja bikin miris, mending kerja di Jakarta. MOJOK.CO

Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal

17 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.