MOJOK.CO – Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 35 dibuka pemerintah mulai 3 Juli 2022. Di sisi lain, pemerintah tengah menyiapkan skema pelaksanaan program Kartu Prakerja secara offline.
Pengumuman dan syarat daftar Kartu Prakerja Gelombang 35 bisa dilihat melalui link website www.prakerja.go.id. Masa pendaftaran Kartu Prakerja biasanya berlangsung antara 3-4 hari kerja.
Mengutip website prakerja.go.id Kartu Prakerja terbuka bagi WNI yang tidak sedang menempuh pendidikan normal. Program lebih ditujukan kepada peserta yang sedang mencari kerja, pekerj/buruh yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) atau pekerja/buruh yang membutuhkan kompetensi kerja, seperti pekerja/buruh yang dirumahkan dan pekerja bukan penerima upah, termasuk pelaku usaha mikro kecil.
Di sisi lain, seiring mulai pulihnya pandemi COVID-19 yang akan berubah menjadi endemi, pemerintah akan menjalankan skema normal berupa pelatihan tatap muka. Skema offline ini sebenarnya merupakan desain awal dari Program Kartu Prakerja.
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan dan UMKM Kemenko Perekonomian Rudy Salahuddin mengatakan saat ini stakeholder terkait tengah menggodok strategi Kartu Prakerja dalam situasi normal.
“Fokus utama skema normal bukan lagi pada bantuan sosialnya seperti yang dijalankan sebelumnya, tapi akan fokus kepada peningkatan skill (ketrampilan) penerimanya,” kata Rudy Salahudin yang juga Ketua Tim Pelaksana Program Kartu Prakerja seperti dikutip dari Antara.
Risiko dari pelaksanaan pelatihan Kartu Prakerja secara offline adalah biaya pelatihan akan menjadi lebih besar dan pelatihan dapat dilakukan secara offline dan online, namun lanjut Rudy, pelaksanaan Kartu Prakerja akan lebih mendorong pelatihan offline.
Skema normal nantinya berfokus pada peningkatan keterampilan penerima dan bukan lagi semi bansos, di mana bantuan biaya pelatihan akan lebih besar dari insentif yang diberikan.
Melalui program pendaftaran Kartu Prakerja dengan skema normal, pemerintah mendorong pelatihan-pelatihan dengan kompetensi yang relevan dengan kebutuhan pasar. Pelatihan juga dapat dilakukan secara offline, online, dan hybrid.
Melalui kegiatan Focus Group Discussion (FGD), para pemangku kepentingan mendiskusikan dan mendapatkan masukan dalam penyiapan pelaksanaan Skema Normal Program Kartu Prakerja.
Berbagai pemangku kepentingan mulai dari pemerintah, Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja, Kementerian Lembaga (K/L) terkait, akademisi dan profesional, asosiasi dan industri, hingga lembaga-lembaga pelatihan hadir mengungkapkan berbagai masukan guna terlaksananya program Kartu Prakerja dengan lebih baik.
“Selama dua tahun program ini berjalan, Kartu Prakerja telah sukses dijalankan dengan baik. Tentunya dengan kesuksesannya, harapan yang sangat tinggi juga diemban untuk keberlanjutan ke depannya,” tutur Tim Asistensi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Raden Pardede menambahkan.
Kartu Prakerja terbukti memberikan dampak positif bagi penerima manfaat program dan dinilai mampu mentransformasi postur pasar kerja di Indonesia.
Berbagai hasil survei evaluasi dan riset yang dilakukan oleh berbagai lembaga survei eksternal maupun lembaga luar negeri sejak tahun 2020-2022, menemukan bahwa program tersebut berdampak positif dalam meningkatkan ketrampilan dan kebekerjaan penerima manfaat.
Survei dan riset membuktikan bahwa 30 persen penerima Kartu Prakerja yang sebelumnya menganggur, kini telah bekerja atau berwirausaha. Kemudian 90 persen penerima manfaat juga mengalami peningkatan kompetensi, produktivitas, daya saing, dan ketrampilan kewirausahaan.
Program yang diluncurkan sejak bulan April 2020 lalu, telah diberikan kepada 12,8 juta orang penerima manfaat yang tersebar di seluruh Indonesia yang bersifat inkusif dan menjangkau kelompok rawan dan minoritas.
Program Kartu Prakerja hadir di 514 kabupaten/kota, dengan populasi 56 persen tinggal di desa dan 49 persen populasi gender adalah perempuan, serta sekitar 3 persen merupakan penyandang disabilitas.
Sumber: Hamma Izzuddin
Editor Agung Purwandono