MOJOK – WhatsApp dan UKMINDONESIA.ID melangsungkan pelatihan bertajuk “Pelatihan UMKM Tangguh: Bertahan dan Bertumbuh Menghadapi Tantangan” untuk para pelaku usaha di Jogja, Kamis (19/11/2025). Melalui pelatihan ini, diharapkan bisa membantu UMKM dalam memperkuat ketahanan dan terus tumbuh melalui adopsi digital.
Ada sebanyak 70 pelaku UMKM Jogja yang mengikuti pelatihan di Hotel Santika Premiere Jogja tersebut. Mereka datang dari lini usaha yang beragam: dari pedagang pasar hingga industri rumahan.
Ada dua sesi dalam pelatihan yang dipaparkan oleh Dewi Meisari Haryanti selaku Founder UKMINDONESIA.ID & Penulis Utama Buku Saku UMKM. Para pelaku UMKM menerima pembekalan perihal bagaimana menangani situasi bisnis yang krusial dan menggunakan alat digital, khususnya aplikasi WhatsApp Business, untuk terhubung dengan pelanggan, mendorong penjualan, dan mengembangkan usaha mereka.

Mereka juga mendapatkan tips membuat profil di aplikasi WhatsApp Business yang profesional, sehingga pelanggan dapat mengenal mereka dengan lebih mudah dan merasa lebih percaya saat menghubungi bisnis.
Para pelaku UMKM di Jogja saat mengikuti pelatihan adopsi digital bersama WhatsApp dan UKMINDONESIA.ID.

Pelaku UMKM muda Jogja “panen cuan” dari platform digital
Di antara para pelaku yang mengikuti pelatihan, Mojok berbincang dengan Fani (23) dan Arni (32), dua pelaku UMKM muda asli Jogja.
Fani merupakan pedagang barang antik di Pasar Bringharjo. Sementara Arni adalah pemilik Arni Batik yang mengembangkan wisata edukasi batik bagi wisatawan dan pelajar yang berkunjung ke Jogja.
“Saya meneruskan usaha bapak yang sudah dirintis sejak 1998. Banyak insight soal penggunaan aplikasi digital, termasuk aplikasi WhatsApp Business agar produk saya bisa lebih maksimal penjualannya,” ujar Fani.

Fani mulai meneruskan usaha barang antik milik bapaknya sejak 2021. Menimbang perkembangan dunia teknologi yang makin masif, ia lalu mencoba memasarkan produknya melalui e-commerce. Dari situ, ia akhirnya tahu betapa penjualan secara digital sangat berpengaruh pada peningkatan pendapatannya.
“Platform digital sangat berpengaruh di omzet karena kan nggak semua orang datang ke toko. Jangkauannya luas. Omzet saya naik 10%-20%. Omzet bulanannya bisa Rp30-Rp40 juta lah,” ungkap Fani.
Oleh karena itu, Fani mencoba memperluas potensi penjualannya melalui platform digital lain. Di antaranya melalui aplikasi WhatsApp Business.
Sementara Arni mulai menjalankan usahanya sejak 2017. Saat itu, ia melihat peluang lain dari pasar batik di Jogja. Banyak penjual batik, tapi belum ada yang memadukannya dengan paket wisata edukasi membatik.
“Aku selama ini lebih maksimal promosi lewat media sosial. Tapi aku kan udah lama mengikuti akun Instagram @whatsappforbusiness dan @ukmindonesia.id. Banyak insight baik seputar pemasaran digital maupun strategi bisnis lain yang kudapat,” ucap Arni. Dari promosi digital itu lah cuan-cuan berdatangan ke kantong Arni.
“Misalnya soal bagaimana optimalisasi promosi paket wisata edukasi batik yang kujual, value apa yang bisa terus dikembangkan buat narik pelanggan,” sambungnya.

Buku Saku UMKM Tangguh untuk pelaku UMKM Jogja
Dalam dua sesi pelatihan, Founder UKMINDONESIA.ID, Dewi Meisari Haryanti memaparkan beragam strategi untuk mengelola keuangan, adaptasi digital, dan menjaga pelanggan.

Para pelaku UMKM di Jogja disadarkan perihal betapa pentingnya mengantongi bekal-bekal pengetahuan sebagai berikut:
- Memahami situasi krisis: Mengenali tanda bahaya lebih awal agar usaha siap menghadapi setiap perubahan.
- Manajemen arus kas jangka pendek: Mengatur keuangan harian dengan bijak dan realistis.
- Adaptasi produk dan jasa: Mengubah strategi agar produk tetap relevan dan diminati pelanggan.
- 10 tips penggunaan platform digital yang efektif: Mempelajari cara paka aplikasiWhatsApp Business untuk promosi dan komunikasi pelanggan.
- Membangun mental tangguh: Menjaga semangat dan ketenangan dalam menjalankan usaha.
- Bergabung dan berkolaborasi dengan komunitas: Memperkuat bisnis lewat jejaring dan dukungan sesama pelaku usaha.
- Kesiapan kontak darurat: Mitigasi situasi darurat dan mendesak melalui kontak darurat yang disiapkan.
“Misalnya (dalam konteks “manajemen kas jangka pendek”), pelaku usaha itu harus memisah rekening. Paling nggak punya tiga rekening. Satu untuk belanja pribadi, satu untuk usaha, dan satu lagi untuk menyimpan uang darurat. Jika digabung jadi satu, keuangan pasti akan berantakan,” ujar Dewi memberi contoh kasus.
Aplikasi WhatsApp Business sebagai strategi promosi
Contoh lain dalam konteks “tips penggunaan platform digital yang efektif”, Dewi menekankan agar para pelaku usaha menata betul tampilan platform digital mereka.
Misalnya menggunakan aplikasi WhatsApp Business, maka pakai profil yang menarik, bikin katalog produk yang menarik dan jelas.

“Pelanggan di Indonesia ada di WhatsApp. Karena itu, sangat penting bagi pelaku usaha untuk mengintegrasikan aplikasi WhatsApp Business ke dalam strategi komunikasi sehari-hari mereka dengan menyusun pesan promosi yang bermanfaat, menggunakan katalog produk yang dikemas secara kreatif, dilengkapi dengan penawaran yang berorientasi pada solusi dan tentunya promosi menarik,” jelas Dewi.
Disebutkan juga, aplikasi WhatsApp Business memberikan cara yang mudah bagi UMKM untuk berkomunikasi langsung dengan pelanggan, membangun kepercayaan, dan memperluas operasional angsung dari ponsel mereka.
Dilengkapi fitur seperti Katalog Produk, Balasan Cepat, Pembaruan Status, hingga Pesan Tidak di Tempat dan Iklan yang Mengarahkan ke WhatsApp, aplikasi WhatsApp Business disebut memungkinkan UMKM memberikan layanan pelanggan yang cepat, efisien, dan personal.
Dukungan WhatsApp untuk UMKM
WhatsApp memang berkomitmen untuk terus mendukung UMKM di Indonesia melalui beragam pelatihan dan inisiatif literasi digital.
“Dengan dukungan ini, harapannya para pelaku usaha tidak hanya dapat bertahan menghadapi tantangan, tetapi juga mempercepat pertumbuhan di era digital,” tegas Dessy Septiane Sukendar selaku Policy Program Manager Meta Indonesia.

Sebab, lanjut Dessy, para pelaku UMKM akan menghadapi banyak tantangan. Di antaranya seperti meningkatnya persaingan, risiko bencana, dan tekanan ekonomi.
Untuk diketahui, pelatihan di Jogja ini merupakan sesi dan kota pertama dari rangkaian pelatihan yang dilakukan oleh WhatsApp. Selanjutnya, pelatihan akan berlangsung di Surabaya dan Jakarta.***(Adv)
BACA JUGA: Gagal Membangun Karier di Sidoarjo, Putuskan Pindah ke Tuban untuk Buka Usaha Sendiri hingga Raup Gaji Melimpah atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan















