Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Kilas

Mereka yang Memuliakan Pohon dengan Cara Mengenali Kembali Identitas Diri

Hammam Izzuddin oleh Hammam Izzuddin
29 Agustus 2022
A A
resan gunungkidul mojok.co

Talkshow Resan Gunungkidul di FEstival Mojok 2022. (Purnawan S. Adi/Mojok)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Pohon, setiap bagiannya punya fungsi untuk alam dan kehidupan. Sebagian dari kita berupaya menjaga dan merawatnya. Namun ada yang punya cara memuliakan pohon dengan cara mencoba mengenali kembali identitas diri, lewat bunga, langse, dan menyan.

Komunitas Resan Gunungkidul memilih pendekatan budaya dalam melakukan kegiatan-kegiatan konservasi pohon di daerahnya. Pohon-pohon, terutama beringin punya peran besar dalam menjaga mata air yang jadi sumber kehidupan.

Setiap melakukan kegiatan, baik itu penanaman maupun perawatan, Komunitas Resan kerap melakukan ritual. Mulai dari menebar bunga, menyalakan dupa dan menyan, hingga membalut batang besar beringin dengan kain putih langse. Ketika melakukan kegiatan, mereka juga kerap mengenakan pakaian adat Jawa.

“Sebenarnya itu ya sama dengan ritual kebanyakan dari kita sekarang. Ketika menanam pohon, bentang spanduk, dan selfie,” ujar Edi Padmo, penggagas Komunitas Resan dalam talkshow Sembah Bumi: Tafsir Takhayul di Balik Pohon Besar, Minggu (28/8).

Buat warga Gunungkidul, Beringin memang jadi hal yang dimuliakan. Pohon tersebut kerap disebut resan yang punya makna penjaga lantaran keberadaannya penting bagi banyak mata air di sana.

Edi menjelaskan bahwa ritual yang dilakukan komunitasnya saat berkegiatan yakni sebagai bentuk penghormatan pada pohon sekaligus upaya merawat nilai-nilai budaya. Ia menjelaskan, para leluhur telah mengajarkan betapa pentingnya pohon bagi keselarasan alam.

Ia memakai pakaian Jawa dalam berkegiatan lantaran itu adalah bagian dari identitasnya. Sedangkan menyan, sebagaimana dipakai di beragam kebudayaan, digunakan sebagai pengharum yang membuat tenang saat melakukan kegiatan.

Sedangkan langse, ia ibaratkan sebagai pakaian yang menjaga pohon itu. Supaya pohon itu terjaga dari potensi pengrusakan oleh pihak tak bertanggung jawab.

“Diberi pakaian, diberi pembatas. Kita kalau nggak berpakaian di jalan raya kan kehormatan kita berkurang. Nah seperti itulah orang Jawa menghormati pohon,” ucapnya.

Sementara itu, Farid Stevy, seniman yang juga hadir dalam talkshow bercerita kalau ia pernah melakukan aksi simbolis melangse pohon-pohon. Hal itu ia lakukan di hutan Wadas, Bener, Purworejo. Kawasan itu menjadi lokasi pembangunan Waduk Bener yang jadi Program Strategis Nasional (PSN) pemerintahan Presiden Jokowi.

Ia menyadari, sebagai program nasional, sangat sulit membendung laju pengerukan lahan-lahan hijau meski warga di sana telah melakukan beragam aksi perlawanan. Melalui aksi membalut pohon-pohon dengan puluhan meter kain putih yang ia bawa, dapat menjaga pohon-pohon besar di sana.

“Saya membayangkan. Ketika traktor-traktor berhenti di depan pohon yang sudah dilangse itu. Saya berharap, pohon di sana, sebagian dapat bertahan,” ucapnya.

Belakangan, Farid yang lahir di Gunungkidul juga kerap ikut berkegiatan bersama Komunitas Resan. Vokalis Fstvlst ini melakukan aksinya di Wadas sebelum tergabung bersama kawan-kawan Komunitas Resan.

Pembicara lain, Irfan Afifi menjelaskan bahwa prinsip relasi dengan alam sudah terbangun sejak lama dalam tradisi Islam di Jawa. Ia menyebut beberapa naskah lama, salah satunya Suluk Sunan Bonang yang di dalamnya menjelaskan beberapa hal mengenai prinsip relasi manusia dengan alam.

Iklan

“Sekarang, banyak manusia sudah tidak punya visi tentang agamanya yang terhubung dengan alam semesta. Di Islam, sudah jarang orang tadabur. Urusannya hanya ritus ibadah. Apakah dengan ritus saja bisa terhubung dengan tuhan?” ucap pemerhati budaya Islam di Jawa, mengajak peserta berefleksi.

Baginya, alam perlu dipandang tidak sekadar objek material. Jika dipandang demikian, alam selamanya akan menjadi objek eksploitasi. Para pendahulu, menurutnya, telah mencontohkan cara pandang tentang alam yang melampaui objek material semata.

Tiga pembicara tersebut hadir dalam talkshow Sembah Bumi: Tafsir Takhayul di Balik Pohon Besar yang dimoderatori  jurnalis lepas, Titah AW. Ini merupakan sesi kedua dalam rangkaian acara ulang tahun Mojok yang kedelapan di Kancane Coffe & Tea Bar.

Reporter: Hammam Izzudin
Editor: Purnawan Setyo Adi

Lihat Juga Edi Padmo: Resan Gunungkidul, Semangat Menanam Pohon dan Menjaga Sumber Air

Terakhir diperbarui pada 29 Agustus 2022 oleh

Tags: gunungkidulpohonresanresan gunungkidul
Hammam Izzuddin

Hammam Izzuddin

Reporter Mojok.co.

Artikel Terkait

Pembukaan Pameran Gelar Olah Rupa dalam Festival Kebudayaan Yogyakarta (FKY) 2025 di Gunungkidul MOJOK.CO
Kilas

“Kulonuwun Gunungkidul” Jadi Upaya Merawat Hubungan Sosial Lewat Olah Rupa, Bertamu Tak Sekadar Bertemu

11 Oktober 2025
Adoh Ratu Cedhak Watu jadi tema Festival Kebudayaan Yogyakarta (FKY) 2025 di Gunungkidul MOJOK.CO
Kilas

Festival Kebudayaan Yogyakarta (FKY) 2025: Menyerap Etosa Budaya Gunungkidul dalam Adoh Ratu Cedhak Watu

4 Oktober 2025
Pantai Watu Kodok, Gunungkidul, Jogja. MOJOK.CO
Catatan

Jalan-jalan ke Pantai Watu Kodok Jogja Jadi Tak Menyenangkan karena “Orang yang Mencurigakan”

17 September 2025
Pilih slow living di Gunungkidul, Jogja usai pindah kerja di sebuah perusahaan yang ada di Dubai. MOJOK.CO
Ragam

Merelakan Gaji Besar dari Perusahaan di Dubai daripada Mental Rusak karena Tekanan Hidup dan Pilih Slow Living di Gunungkidul

12 Juni 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

UGM.MOJOK.CO

Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

25 Desember 2025
Pasar Kolaboraya tak sekadar kenduri sehari-dua hari. Tapi pandora, lentera, dan pesan krusial tanpa ndakik-ndakik MOJOK.CO

Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik

23 Desember 2025
38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal. MOJOK.CO

Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal

26 Desember 2025
Jogja Macet Dosa Pemerintah, tapi Mari Salahkan Wisatawan Saja MOJOK.CO

Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah

23 Desember 2025
Atlet pencak silat asal Kota Semarang, Tito Hendra Septa Kurnia Wijaya, raih medali emas di SEA Games 2025 Thailand MOJOK.CO

Menguatkan Pembinaan Pencak Silat di Semarang, Karena Olahraga Ini Bisa Harumkan Indonesia di Kancah Internasional

22 Desember 2025
elang jawa.MOJOK.CO

Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel

23 Desember 2025

Video Terbaru

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

23 Desember 2025
Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

20 Desember 2025
SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.