Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Kilas

Mengenal HIK Solo: Serupa Angkringan Jogja, Sudah Ada Sejak Masa Penjajahan

Ahmad Effendi oleh Ahmad Effendi
7 November 2023
A A
Mengenal HIK Solo: Serupa Angkringan Jogja, Sudah Ada Sejak Masa Penjajahan MOJOK.CO

Ilustrasi Mengenal HIK Solo: Serupa Angkringan Jogja, Sudah Ada Sejak Masa Penjajahan. (Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Ternyata sedikit masyarakat Yogyakarta yang paham dengan istilah HIK. Banyak yang menyebut HIK sama dengn angkringan. 

Belakangan, teman saya yang berasal dari Solo cukup terkejut karena masyarakat Yogyakarta sedikit yang mengenal istilah HIK. Katanya, tempat makan ini punya perbedaan mendasar dengan angkringan.

HIK, konon berasal dari singkatan “hidangan istimewa kampung” ini memang merupakan lokasi kuliner yang lazim kita temui di Solo dan sekitarnya. Saat berkunjung ke Solo, belum lengkap rasanya jika belum nongkrong di HIK.

Sebenarnya, saya sempat menjelaskan bahwa warga Yogyakarta lazim menyebut HIK dengan istilah angkringan. Namun, teman saya tetap ngotot bahwa meski angkringan dan HIK itu sekilas sama, tetap ada beberapa perbedaan di dalamnya.

Jika menggali akar sejarahnya, kemunculan HIK memang sudah ada sejak masa kolonial Hindia Belanda. Hal ini tak lepas dari transformasi Kota Solo yang kala itu jadi salah satu kota besar dan pusat keramaian.

Seperti apa sejarahnya?

Sejarah munculnya HIK di Solo

Melansir laman resmi Warisan Budaya Tak Benda Kemendikbud, sejarah HIK sudah bermula sejak masa kolonial Hindia Belanda, tepatnya awal abad ke-20. Pada 1902, Solo mulai bertransformasi sebagai kota yang ramai. Beberapa titik sudah teraliri listrik, yang bikin suasana malam jadi lebih terang.

Alhasil, situasi itu pun memacu pertumbuhan kota. Pertunjukan layar tancap di alun-alun, bioskop di Taman Kebonrojo dan Sriwedari, serta urbanisasi yang unik, mulai jadi fenomena lazim.

Hal tersebut akhirnya bikin beberapa pedagang dari Klaten untuk datang ke Solo. Pada malam hari, misalnya, mereka mulai menjajakan makanan ringan kepada penonton pertunjukan malam. Kala itu, makanan yang mereka jual masih dipikul–bukan pakai gerobak atau lapak.

Para penjual ini biasanya berkeliling. Mereka mencari titik-titik keramaian seperti taman Sriwedari dan Pasar Pon. Para pedagang makanan inilah yang diklaim sebagai pencetus HIK.

Laman Kemendikbud juga mencatat, Mbah Karso Dikromo, adalah salah satu dari sekian pedagang yang sukses dalam perantauannya di Solo pada 1930-an. Pada saat itu, ia merintis usahanya dengan jualan terikan, yakni makanan dari Jawa Tengah berkuah kental dengan lauk tempe atau daging. 

Lambat laun, menu jualannya makin beragam. Ia mulai menjual aneka minuman, sate-satean jeroan, hingga nasi kucing. Menu-menu ini hingga saat ini menjadi makanan yang wajib ada dalam setiap warung HIK.

Apa bedanya dengan angkringan?

Banyak yang mengklaim kalau antara HIK dan angkringan itu sama. Hanya istilahnya saja yang beda. Di Solo, punya sebutan HIK, sementara warga Yogyakarta lazim menamainya angkringan.

Menu-menu yang disajikan pun serupa. Mulai dari nasi kucing, sate jeroan (sundukan), gorengan, hingga teh dan susu jahe. Menu tambahan biasanya menyesuaikan dengan selera masyarakat setempat.

Iklan

Namun, sebenarnya ada sedikit pergeseran makna untuk hari ini. Di Solo, HIK lebih identik dengan tempat nongkrong yang menyajikan menu-menu angkringan. Artinya, menu-menu dijual bukan lagi pakai gerobak dorong, melainkan sudah ada lapak khusus.

Mirip-mirip coffee shop, tapi menjual menu angkringan.

Sementara yang kita anggap sebagai angkringan, yakni menu tradisional yang cara menjualnya dengan gerobak dorong, orang Solo lebih akrab menyebutnya wedangan.

Penulis: Ahmad Effendi
Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA Menikmati Uniknya Angkringan Majas yang Rasa dan Harganya di Luar Nalar

Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News

 

Terakhir diperbarui pada 7 November 2023 oleh

Tags: angkringanhikwedangan
Ahmad Effendi

Ahmad Effendi

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

Kenorakan-kenorakan orang yang pertama kali ke Jogja dan bikin risih (Dari angkringan, Tugu Jogja, hingga Jalan Malioboro) MOJOK.CO
Ragam

Kenorakan-kenorakan Orang yang Pertama Kali ke Jogja, Niat Kelihatan Kalcer tapi “Nggak Mashok!”

20 Oktober 2025
Angkringan Pendopo Ndalem Pakuningratan Jogja. MOJOK.CO
Ragam

Pertama Kali ke Angkringan Pendopo Ndalem Jogja Malu-maluin karena Tak Bisa Meracik Teh, Beruntung Penjualnya “Pangerten”

16 September 2025
3 Ciri Angkringan Jogja yang “Nggak Enak” bagi Pelanggan, Cuma Bikin Kesal Aja Mojok.co
Pojokan

3 Ciri Angkringan Jogja yang “Nggak Enak” bagi Pelanggan, Cuma Bikin Kesal Aja

21 Juli 2025
Cerita dari angkringan di Parangtritis Jogja MOJOK.CO
Catatan

Angkringan Penuh Cerita di Parangtritis Jogja: Tertipu, Kemalingan Gorengan, hingga Menolong LC Kelaparan dan Kucing-kucing Liar

26 Januari 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Bagian terberat orang tua baru saat hadapi anak pertama (new born) bukan bergadang, tapi perasaan tak tega MOJOK.CO

Katanya Bagian Terberat bagi Bapak Baru saat Hadapi New Born adalah Jam Tidur Tak Teratur. Ternyata Sepele, Yang Berat Itu Rasa Tak Tega

18 Desember 2025
Pulau Bawean Begitu Indah, tapi Menjadi Anak Tiri Negeri Sendiri MOJOK.CO

Pengalaman Saya Tinggal Selama 6 Bulan di Pulau Bawean: Pulau Indah yang Warganya Terpaksa Mandiri karena Menjadi Anak Tiri Negeri Sendiri

15 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025
Berantas topeng monyet. MOJOK.CO

Nasib Monyet Ekor Panjang yang Terancam Punah tapi Tak Ada Payung Hukum yang Melindunginya

15 Desember 2025
Drama sepasang pekerja kabupaten (menikah sesama karyawan Indomaret): jarang ketemu karena beda shift, tak sempat bikin momongan MOJOK.CO

Menikah dengan Sesama Karyawan Indomaret: Tak Seperti Berumah Tangga Gara-gara Beda Shift Kerja, Ketemunya di Jalan Bukan di Ranjang

17 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.